Budaya-Tionghoa.Net | Tata krama mungkin berhubungan dengan cara2 berbudaya orang Tiongkok di zaman dulu, sebagaimana diketahui dalam masyarakat feodal, kebudayaan Tionghoa itu dapat dibagi atas kebudayaan tinggi dan rendah yang digunakan berbeda melihat golongan2 masyarakat yang ada di dalam susunan feodalisme Tiongkok di zaman lalu. Golongan2 kasta ini terbagi secara jelas mulai dari zaman Dinasti Jin yang disebut dengan Masyarakat Men Di dan setelah Dinasti Tang berubah menjadi Masyarakat Ke Di sampai penghujung Dinasti Qing.
|
Jadi, gaya berbudaya mereka yang seperti anda lihat di serial Samkok maupun serial2 lainnya adalah budaya dan protokoler orang terpelajar ataupun bangsawan yang lebih tinggi dan lain dibandingkan dengan rakyat biasa ataupun budak (pelayan). Tentu saja ini bukan berarti rakyat biasa dan pelayan tidak ber-tatakrama di antara mereka, cuma protokolernya tidak serumit budaya tinggi tadi.
Mengenai gaya berbicara adalah erat kaitannya dengan perkembangan bahasa yang digunakan sehari2 pada masa tersebut. Di zaman lalu, bahasa Han klasik belum berkembang sempurna seperti sekarang ini, ini ditandai dari kosa kata dan karakter yang digunakan masih dalam bentuk mono-syllable di mana 1 kata dapat mengandung arti beberapa kata dalam bahasa sekarang ini, seperti kata2 bijak Konfusius yang singkat2 saja namun padat berisikan makna2. Bahasa klasik ini dinamakan Wen Yan Wen (bahasa klasik) atau Ya Yan (bahasa halus). Perkembangan bahasa Han dari zaman kuno sampai sekarang telah pernah saya tuliskan di artikel Bahasa Tionghoa beberapa bulan lalu.
Dalam sejarahnya, bahasa percakapan dan bahasa literatur (tulisan) menjadi terpisah perkembangannya. Sebelum Gerakan 4 Mei 1919, bahasa literatur adalah tetap menurut bahasa klasik dari zaman dulu, namun bahasa percakapan telah berkembang menjadi bahasa yang kita kenal sekarang. Bahasa percakapan sehari2 ini disebut Bai Hua Wen (bahasa umum sehari2). Setelah gerakan itu, barulah terjadi transformasi bahasa tulisan menjadi yang kita kenal sekarang. Namun bahasa klasik tidaklah punah, karena gerakan itu malah menjadikan bahasa klasik menjadi kekayaan sastra dan sejarah yang bernilai untuk didalami.
Bahasa klasik memang indah dan bernilai dalam bidang kesusastraan, sejarah dan budaya, namun tidak mungkin terus digunakan untuk percakapan sehari2 tanpa mengalami transformasi mengikuti tuntutan zaman. Sampai sekarang, masih banyak dan masih akan bertambah banyak lagi kosa kata yang akan ditambahkan ke dalam bahasa Han sesuai perkembangan zaman, seperti Dian Nau (komputer), Tai Kong Suo (pesawat ruang angkasa) dan masih banyak lagi yang tidak ada dan belum ada dalam kamus Kang Xi tahun 1710. Gaya berbicara juga tidak akan sama dari masa ke masa karena bahasa Han merupakan bahasa yang hidup dan penuh dinamika.
Rinto Jiang