Budaya-Tionghoa.Net | Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menurunkan tulisan tentang pentingnya menyikapi suatu polemik dan argumentasi dengan kepala dingin, sekarang saya ingin berbagi pengalaman saya kepada teman2 semuanya. Walaupun mayor saya di bidang engineering, tapi di tengah2 kesibukan menyelesaikan mata kuliah utama, kita juga diharuskan untuk mengambil mata kuliah pengetahuan umum yang tidak ada hubungannya dengan engineering seperti jurnalistik, statistik, sejarah, filsafat dan lain2.
|
Beberapa tahun lalu sewaktu mengambil salah satu mata kuliah jurnalistik, saya masih ingat sekali dan tidak akan pernah lupa salah satu inti dari kuliah yang diberikan, yaitu masalah kebenaran atau fakta yang merupakan faktor penting dari suatu berita atau pemikiran yang diturunkan dalam berita ataupun tulisan yang disiarkan dan ditulis di media massa.
Karena saya merasa bahwa kuliah tentang kebenaran yang ia sampaikan bukan hanya dapat diaplikasikan dalam jurnalistik, namun juga dalam setiap masalah, pendapat dan opini di dalam masyarakat dan sekeliling kita, seperti juga debat dan argumentasi yang lumrah terjadi di dalam forum diskusi, maka saya menurunkan tulisan ini sebagai suatu bahan diskusi dan renungan.
Kebenaran dari suatu masalah dapat dibagi 3, yaitu :
Kebenaran Subjektif (zhu-guan zhen-xiang)
Kebenaran yang lebih didasarkan kepada ego pribadi dan pandangan subjektif. Segala sesuatu masalah, bila kita menganggapnya benar dan merupakan fakta, maka itulah fakta dan kebenaran subjektif.
Contoh : Sampai sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka menolak mentah2 semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu bulat. Foto2 bumi dari luar angkasa maupun peta bumi disebut sebagai penipuan besar2an yang dilakukan oleh NASA, MIR dan kartograf2 yang bersekongkol untuk membohongi penduduk dunia. Mereka hidup bahagia dengan keadaan dan kebenaran subjektif seperti itu.
Kebenaran Objektif (ke-guan zhen-xiang)
Kebenaran yang sebenar2nya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut kebenaran yang sejati. Yang harus diingat dari kebenaran sejati ini adalah kebenaran sejati tidaklah kekal.
Contoh : Bumi bulat (sebenarnya tidak bulat sempurna) merupakan kenyataan yang ada sekarang ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu ataupun di masa yang akan datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah kebenaran yang objektif, yang sejati. Namun apakah kebenaran ini kekal? Jawabannya tidak, karena kita tidak tahu kapan bumi akan berubah bentuk, misalnya ditabrak meteor atau ada perubahan besar yang menyebabkan bumi tidak akan menjadi bulat lagi seperti sekarang ini.
Kebenaran Konstruktif (jian-gou-shi zhen-xiang)
Kebenaran yang terbangun dan terbentuk dari pandangan dan opini massa dan banyak orang. Kebenaran seperti ini boleh merupakan kebenaran subjektif yang terkadang menyalahi kebenaran sesungguhnya, namun boleh juga merupakan kebenaran objektif yang sesungguhnya. Kebenaran seperti inilah yang biasanya banyak mendominasi arti dan makna kebenaran dalam dunia ini.
Contoh : Anggapan bahwa bumi itu datar pernah menjadi suatu kebenaran konstruktif di zamannya dulu sebelum ada pembuktian2 yang dapat diterima untuk mempertanyakan dan menggugat kebenaran konstruktif tersebut.
Jadi, hemat saya, kebenaran sekalipun itu kebenaran objektif tak usah dan harus dipaksakan kepada orang lain, karena masing2 individu mempunyai patokan kebenarannya sendiri, sekalipun itu salah adanya karena mereka hidup bahagia dalam kesalahannya itu. Tidak ada hak kita untuk merenggut kebahagiaan daripadanya.
Namun, adalah tanggung jawab moral masing2 individu, terutama yang mempunyai pengaruh luas dalam pemberian informasi semisal ilmuwan, jurnalis, media massa, pengajar, pemuka2 masyarakat untuk menyajikan informasi yang seobjektif mungkin guna memberikan pembelajaran dan produksi informasi yang sehat di dalam masyarakat. Termasuklah di dalamnya untuk mengajukan argumentasi yang benar buat mencegah pembelajaran yang cuma berdasarkan pembenaran subjektif yang salah kepada generasi muda yang akan menjadi tumpuan bangsa dan negara di masa depan.
Rinto Jiang
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.