BERAKHIR DI BELGIA
Penyuka bacaan fiksi, kecuali drama dan roman, ini menyerahkan urusan pendidikan anak-anak kepada istrinya. Namun, tak pernah timbul setitik pun keraguan akan garis kebijakannya.
“(Kejujuran itu) Wah, nomor satu,” ungkap Khing. “Dalam suatu kasus pembunuhan di mana ia akan membela, terdakwa harus terlebih dulu mengaku kepada John bahwa ia memang membunuh, baru ia bersedia mencarikan pasal-pasal yang bisa meringankan.” Apalagi anak-anaknya. Berbohong atau tidak disiplin sungguh dosa besar.
Puluhan tahun bergelut dengan kasus tak menjadikan mata hatinya tumpul, bahkan empatinya terhadap yang terpidana semakin tumbuh; mendorongnya mendirikan dan mengetuai Prison Fellowship, organisasi yang melayani narapidana. Kepeduliannya pada hak-hak azasi manusia semakin menajam ketika ia bergabung dalam Regional Council on Human Rights in Asia, juga anggota Asian Comission on Human Rights.
Bahkan pada 1987 ia masih berani dan “galak” untuk mulai terlibat dalam InterNGO Conference on Indonesia (INGI). Ini organisasi yang bertujuan mengembangkan partisipasi rakyat dan LSM dalam pembangunan masyarakat dan negara. Justru untuk menghadiri pertemuan INGI ini (April 1989), Yap berangkat ke Belgia. Meski suratan takdir bicara lain.
“Kami berjanji bertemu di Singapura,” Khing mengenang saat-saat itu, “karena rencananya kami akan jalan-jalan dulu selama dua hari di sana, sebelum pulang bersama. Kopor sudah selesai saya kemasi, exit permit (waktu itu diperlukan bagi yang akan ke luar negeri – Red.) juga sudah saya urus. Tiba-tiba tengah malam ada kabar bahwa ia sakit. Aortanya pecah dan perlu dioperasi, sehingga dibutuhkan izin dari istri. Saya katakan, ‘Jangan tunggu sampai saya tiba di sana. Apa yang menurut dokter baik, lakukanlah.'” Namun, di dalam hati Khing sudah merasa.
Sementara itu nun jauh di sana, sakit Yap semakin parah.
Yap Thiam Hien mengakhiri perjuangannya yang tak kenal lelah pada Senin, 24 April 1989, di RS St. Agustinus, Veurne, 135 km dari Brussels. Jauh dari keluarga, namun di tengah teman dan rekan seperjuangan, seperti yang sering terjadi di sepanjang hidupnya. (Lily Wibisono)
TAUTAN INTERNAL :