Tanya : Sdr. Liang U yth.,Bagaimana caranya mengeja nama Tionghoa Indonesia dalam ejaan Pin Yin yang benar? Misalnya saja, nama Tionghoa saya dalam akta Indonesia ditulis The Tjun Han, apakah dalam ejaan Pin Yin ini harus ditulis Zheng Chun Han, atau bagaimana? Apakah ejaan Hokkien berbeda dengan ejaan Pin Yin? Bagaimana nama itu ditulis dalam ejaan Hokkien? Mohon klarifikasinya, dan atas kebaikan anda saya ucapkan.Terima kasih. [Giovanni Francesco-Zheng Chun Han]
Budaya-Tionghoa.Net | Hari ini saya melihat pertanyaan anda. Nama Tionghoa adalah nama huruf, jadi apakah anda tahu huruf Tionghoanya, sebab Tjun dalam Hokkian bisa jadi Chun, atau Cun dalam Mandarin. Chun adalah musim semi, Cun adalah menyimpan atau exist.
Tjun yang lain bisa macam-macam. Tapi untuk nama, kedua Tjun inilah huruf yang paling banyak dipakai. Dalam Mandarin Chun musim semi dibaca Tjuen dengan letupan (ada bunyi e nya)dan lidah dilipat ke atas sedang Cun dibaca Tjuen (ada bunyi e nya) dengan letupan tapi ujung lidah menempel ke kaki gigi atas. Kita di Indonesia semua sulit membedakan kedua bunyi itu.
|
The memang Zheng hanya ada satu, dibaca dalam dialek Hokkian adalah Te dengan bunyi hidung. Bunyi hidung tak ada dalam Mandarin, Indonesia, maupun Inggeris,akhirnya para penulis dulu menulisnya menjadi The, lalu menjadi kebiasaan.
Ejaan ini kurang tepat karena bunyi letusan juga ditambah h, jadi the bisa te dengan letupan, atau t dengan bunyi sengau. Oleh karena itu para ahli dialek di Tiongkok dan Taiwan mengajukan banyak sekali pendapat, ada yang menulisnya jadi Tve, ada yang jadi Tee, ada yang Tenn, tapi di Tiongkok daratan lebih seragam, yaitu ejaan yang dibuat oleh Xiamen university, yaitu bunyi hidung ditulis n. Maka nama anda menjadi Tne Cun (atau Zun) Han.
Karena di Indonesia kita tak mempunyai standar, dan sudah terbiasa dengan The, tak salah diteruskan, asal kita jangan salah membunyikannya, sebab kalau salah, yang mengerti Hokkian akan merasa janggal. Ejaan yang dibuat di Xiamen university didasarkan Hanyu Pinyin, jadi menjadi Dne Cunhan atau Dne Zunhan, tergantung huruf mana yang dipilih.
Hanyu Pinyin adalah wajib, karena disahkan melalui undang-undang, tapi dialek Hokkian tidak ada standarnya, karena memang tidak ditonjolkan, hanya sekedar penelitian ilmiah. Pemerintah Tiongkok tidak melarang tapi tidak menganjurkan pemakaian dialek Hokkian atau dialek lain. Hanya di jurusan bahasa Han di perguruan diajarkan sebagai mata kuliah pilihan dan diteliti secara ilmiah. Han selalu tetap Han dalam Hokkian.
Coba saya rangkum agar lebih mudah diambil kesimpulan.
1. Andaikan saudara memilih Chun musim semi, maka nama anda harusnya: Zheng Chunhan Tapi orang di Asia Tenggara sudah terbiasa menulis nama tiga suku terpisah, dan ada juga yang mencoba membedakan diri dengan orang Tiongkok, termasuk anak saya.
Karena dibesarkan di Indonesia tak bisa Mandarin, kalau namanya ditulis peraturan bahasa dan Hanyu Pinyin yang tepat, takut disangka orang Tiongkok tapi diajak bicara Mandarin tidak bisa, malu katanya, lalu tetap di pecah jadi tiga suku. Ternyata yang berpikiran sama banyak.
Pemerintah RRT tak ikut menentukan, karena RRT tak bisa membuat keputusan yang berlaku di luar negeri. Jadi kita memang bebas. Nama anda dalam Hanyu Pinyin bisa saja ditulis: Zheng Chun Han. Terserah anda, asal ejaannya benar orang bisa membaca dengan tepat, kalau di paspor demikian, orang Tiongkok melihat langsung tahu nama anda, tapi anda bukan lahir dan hidup di Tiongkok. Bila Zheng Chunhan, ini adalah standar Hanyu Pinyin, orang memang bisa menganggap anda orang Tiongkok.
2. Dialek Hokkian lebih bebas lagi karena tak ada standar ejaannya. Menurut Xiamen University anda adalah: Dne Cunhan, di Indonesia lama The Tjun Han, sebetulnya salah karena yang benar adalah Tne Chun Han. Saya dengan beberapa teman di Budaya Tionghoa sedang mempopulerkan ejaan yang biasa tapi lebih tepat. Jadi yang bunyi hidung dibedakan, yang letupan harus ditambah h dll.
Jadi yang namanya Chan bukan hanya bergaya pakai ch seperti bahasa Inggeris, tapi bunyi can yang diletupkan. Ada teman kita sdr. Can Keng Hong, itu tepat, memang sne (dulu she atau seh) can tak ada letupan. Jadi kami mau mempopulerkan ejaan Indonesia saja, hanya yang kurang diperbaiki, agar kita meskipun tak mampu berbahasa Hokkian, tapi bagi yang mampu bisa membaca bunyi nama kita secara tepat. Sne (Marga) Tjoa yang benar Chua. Sne Phoa, yang benar Phnua. Ada h berarti letupan, ada n berarti bunyi hidung (sengau).
Angka tiga adalah sna bukan sa, tiga puluh adalah snacap bukan sacap.
Maaf saya menulis tanpa konsep jadi kalau ada yang membingungkan atau kurang jelas tolong ditanyakan lagi, saya akan menjawab semampu saya.
Salam
Liang U 844
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua