Budaya-Tionghoa.Net | Penemuan kertas yang kita lihat sangat biasa dimasa sekarang itu sungguh mengubah dunia. Bayangkan dunia ini tanpa kertas dan tanpa buku , kemajuan pengetahuan akan melambat. Kata kertas dalam bahasa Inggris adalah ‘paper’ , diturunkan dari kata papyrus. Papyrus ada di Mesir di awal milenium ketiga sebelum Masehi dan terbuat dari bagian dalam kulit kayu dari tanaman papyrus [Cyperus papyrus] . Terlepas dari papyrus bisa juga ditulisi tetap menjadi objek yang berbeda dari kertas yang digunakan bangsa Tiongkok .
|
Printing, gunpowder and the compass: These three have changed the whole face and state of things throughout the world; the first literature, the second in warfare, the third in navigation; whence have followed innumerable changes, in so much that no empire, no sect, no star seems to have exerted greater power and influence in human affairs than these mechanical discoveries.”[ (Francis Bacon – Novum Organum)
Michael Hart dalam buku populernya menaruh Tsailun sebagai penemu kertas di tokoh terpenting nomer 7 diatas Gutenberg [8] dan dibawah Paulus [6] dengan alasan kertas banyak digunakan sebagai media menulis dan juga untuk kegunaan lainnya. Tsailun mendahului Gutenberg , tanpa Tsailun maka Gutenberg tidak mungkin terpikirkan membuat mesin cetak . Dan tanpa Gutenberg pun , buku-buku masih bisa di produksi dengan sistem cetak blok[Michael Hart , p54]
Michael Hart ini tidak sepenuhnya benar karena kertas sudah ada lebih dulu sebelum masa Cai Lun , dan Cai Lun menyempurnakannya. Penggunaan kertas sebenarnya sudah mulai dari abad 6 SM , pengikut Confucius bernama Yuan Hsien dari negara Lu mengenakan topi yang terbuat dari kertas. Penggunaan lainnya seperti topi kertas , sabuk kertas dan sepatu kertas ditemukan di Turfan tahun 1980. Suma Qian mencatat bahwa di abad 2 SM , kertas sudah beredar di sirkulasi komersial dengan kuantitas besar.
Kertas tertua yang masih ada didunia ditemukan oleh para arkeolog di tahun 1957 dalam sebuah kuburan di dekat Xian. Berukuran sekitar 10 cm persegi dan diperkirakan berasal dari masa 140-87 SM. Kertas tersebut berukuran tebal , kasar dan tidak rata permukaannya. Sedangkan kertas tertua yang ditemukan dengan kondisi ada tulisan ditemukan di puin-puing watchtower kuno di dekat Chuyen di tahun 1942. Watchtower tersebut ditinggalkan pasukan Dinasti Han selama pemberontakan suku Hsi-ch’iang pada tahun 110 M. Dalam kertas tersebut terdiri dari dua lusin karakter yang masih dapat dibaca.
Sebelum digunakan sebagai media tulisan , kertas juga digunakan berkaitan dengan penggunaan lain seperti keperluan pakaian , bungkusan, perkakas lacquer dan keperluan higienis. Sebuah teks dari tahun 93 SM mencatat seorang pengawal kekaisaran menganjurkan seorang pangeran untuk melindungi hidungnya dengan kertas . Catatan lain tentang kasus pembunuhan dari tahun 12 SM juga menjelaskan bahwa kertas warna merah digunakan untuk membungkus racun . Di masa pemerintahan kaisar Kuang-wu [berkuasa 25-26 M] ,kertas menjadi kebutuhan bagi kekaisaran.
Kertas juga digunakan sebagai bagian dari peralatan militer. Di abad 9 M , seorang gubernur , Hsu Shang tercatat menggunakan kertas untuk kostum militer ribuan pasukannya yang tidak bisa ditembus oleh anak panah. Penggunaan kertas dalam bidang militer ini digunakan di darat dan laut. Ketika dua kapal bajak laut menyerah di abad 12 M , 110 kostum militer berbahan kertas disita dari mereka.
Mao Yuanyi di tahun 1629 mencatat bahwa baju perang adalah perlengkapan dasar dari setiap prajurit yang memungkinkan mereka untuk bertahan dan mengurangi resiko terluka karena senjata tajam. Wilayah selatan berbahaya dan kaki prajurit digunakan dengan beban berat di punggung mereka. Ketika tanah basah dan hujan baju perang metal akan menyulitkan pergerakan dan karat. Selain itu bajak laut Jepang dan bandit lokal sering menggunakan senjata api sehingga baju besi berbahan kertas menjadi pilihan yang terbaik dikombinasikan dengan berbagai penggunaan sutera , katun dan pakaian. Selain berkaitan dengan pakaian militer , kertas juga digunakan untuk membuat layang-layang dan seni melipat kertas dimana seni origami bangsa Jepang juga berasal dari Tiongkok.
Bangsa Tiongkok juga menciptakan wallpaper untuk mendekorasi tembok mereka dan wallpaper itu dibawa masuk ke Eropa oleh misionaris Perancis. Penggunaan kertas lainnya adalah untuk sanitasi . Di tahun 1393 , Biro Kekaisaran mencatat produksi 720 ribu sheet kertas toilet untuk penggunaan di kalangan istana selama setahun. Ada 15 ribu lembar khusus yang lembut , tebal dan beraroma yang digunakan secara eksklusif untuk keluarga kaisar. Kertas toilet dibuat dari dari serat padi / jerami yang murah dan mudah untuk di proses. Di akhir Dinasti Qing di provinsi Zhejiang sendiri produksi tahunan kertas toilet berjumlah 10 juta paket yang terdiri dari 1000 dan 10 ribu sheet. Jika dikalikan penggunaan di Zhejiang dengan seluruh Tiongkok dapat diasumsikan produksi kertas Toilet saja sudah berjumlah milyaran sheet.
Bahan untuk membuat kertas adalah bambu , jerami , kayu , hibiscus, sutera , rotan , rami , linen. Secara kronologis rami digunakan lebih awal diikuti kayu murbei , kemudian rotan , kemudian bambu , kemudian jerami.
Kertas mencapai India di abad ke 7 dan Asia Barat di abad ke 8. Selama lima abad perjalanan kertas ini tertahan di Arab dan tidak terjadi alih teknologi ke Eropa karena orang Arab lebih suka menjualnya ke Eropa. Orang Arab mempelajari teknik pembuatan kertas tersebut dari tahanan Tionghoa yang tertangkap di Samarkand. Jadi dari awal kertas diciptakan , Eropa baru bisa menikmatinya ribuan tahun kemudian.
Shinmen Takezo
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa
[Foto Ilustrasi : Richard Wheeler ,” The microscopic structure of paper: Micrograph of paper autofluorescing under ultraviolet illumination. The individual fibres in this sample are around 10 µm in diameter”, This file is used under the Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported license.]