Budaya-Tionghoa.Net | Terkadang kita sering mendengar istilah Ehipasiko dari Dhammanusati. Hanya terkadang menjadi lucu dan aneh jika ada orang bertanya apa itu Buddhisme? Banyak yang menjawab EHIPASIKO atau DATANG , LIHAT dan BUKTIKAN. Mungkin sekilas memang benar adanya EHIPASIKO itu adalah DATANG, LIHAT DAN BUKTIKAN. Tapi pengertian ini apakah sesempit itu terhadap mereka yang bertanya soal Buddha Dhamma ?
|
Saya beranggapan bahwa itu adalah undangan untuk mereka yang buta atau belum paham Buddha Dhamma. Datanglah ke vihara , lihatlah apa itu Buddha Dhamma dan buktikan kebenaran Buddha Dhamma. Apakah ini bukan suatu undangan bagi mereka ?
Saya berjumpa dengan mereka yang bersikap pasif dan selalu berlindung dibalik kata EHIPASIKO tersebut. Jika seandainya EHIPASIKO mengandung makna tindakan pasif , maka Buddha Dhamma tidak akan menyebar hingga negri Tiongkok pada masa lampau. Mereka para missionaris Buddha Dhamma atau Dhamma Duta bersikap aktif mendatangi negri yang jauh dan memperlihatkan apa itu Buddha Dhamma serta menyebarkannya agar masyarakat bisa membuktikannya.
Nie Mo Pheng dan Zhu Fa Lan adalah dhamma duta yang aktif dan berani mengarungi perjalanan yang membahayakan diri mereka hanya untuk membawa serta memperkenalkan Buddha Dhamma. Xuan Zhang mengarungi bahaya juga untuk hal yang sama ketika bertekad ke India serta bertujuan agar rakyat Tiongkok bisa mempelajari Buddha Dhamma.
Tapi sekarang ini ? Dimasa abad 16 hingga abad 19 apakah masih ada yang mau bersikap seperti itu ? Abad 20 dan 21 saja masih banyak yang terlena dengan pemikiran “Mau tahu Buddha Dhamma ? Datang kesini saja”
Mereka semua terlena kepada kejayaan masa lampau yang semu. Borobudur , Mendut adalah masa lampau. Jika tidak ada dhamma duta yang rela mengarungi bahaya , apakah akan ada candi-candi itu ? Sekarang candi tersebut menjadi MUSEUM yang hanya memiliki nilai historis dan banyak yang terlena akan KEJAYAAN MASA LAMPAU. Apakah dhamma duta itu adalah umat awam ? Atau pandita ? TIDAK SAMA SEKALI TIDAK !!!!!! Mereka adalah bhikku-bhikku yang terkemuka dan berani mengarungi bahaya serta memperkenalkan Buddha Dhamma.
Apakah umat awam bisa menjadi dhamma duta ? BISA !!!!!!! Tapi tidak terjebak dengan pemikiran EHIPASIKO yang hanya terikat kepada kata-kata yang mengandung pengertian DATANG LIHAT DAN BUKTIKAN. Rubah pemikiran itu menjadi DATANGILAH , PERLIHATKANLAH dan BUKTIKANLAH.
Datangilah apa ? Datangilah mereka yang mendapat kesulitan hidup. Perlihatkanlah apa ? Perlihatkanlah METTA KARUNA , bukan sekedar lips service. Buktikan apa ? Buktikan bahwa BUDDHA DHAMMA bisa memberikan kontribusi yang besar kepada masyarakat sekitar kita hidup , bukan hanya dunia maya yang siapapun bisa menyamar dan memakai topeng.
Bhiksu Hui Yuan jauh sebelumnya, circa tahun 300an AD telah mencoba konsep ini. Dan membuat pola sederhana yaitu Ci zhou atau menjapam mantra NAMO OMITOFO , suatu cara sederhana bagi pengajaran sederhana untuk rakyat jelata kebanyakan yang sulit memahami BUDDHA DHAMMA secara textbook. Beliau pula yang membangun jaringan sel grup yang disebut Bai Lian She untuk membangun rasa saling asah asih dan asuh sesama manusia. Bukankah itu adalah tindakan EHIPASIKO ?
Atau kita masih mau membuat jebakan diri bahwa itu berlaku kepada mereka yang mau mendatangi ? Kenapa tidak dibalik saja , kita yang mendatangi ?
HUANG DI
Moderator Budaya Tionghoa
Ini adalah tulisan lama saya dimilist Dharmajala http://groups.yahoo.com/group/Dharmajala/message/1704
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.