Budaya-Tionghoa.Net | Berbicara mengenai fenomena meramalkan bursa saham, di Taiwan banyak “pakar” Yijing dan segala macamnya yang meramalkan pergerakan bursa saham. Kompetisi diantara mereka juga keras, ada yang ramalannya jitu juga banyak yang meleset. Di Taiwan ada undian berhadiah seperti kode buntut di sini. Banyak dari mereka yang meramal kode buntut mulai dengan ilmu bu gua hingga ilmu pemanggilan dewa. Apakah lantas semuanya jitu ?
|
Fenomena ini mengingatkan saya fenomena ramalan kode buntut di Indonesia dahulu. Bagi mereka yang mendapat nomor jitu, langsung promosi kemana-mana sedangkan bagi mereka yang tidak kena ? Tinggal gelanggang colong payu alias diam-diam menghilang atau mencari dukun lain. Saya yakin Liang U qianbei banyak mempelajari sejarah Tiongkok, tentunya kita tahu berapa banyak kaisar yang terjebak oleh kata-kata peramal sehingga kerajaan hancur atau ramalan mereka tidak tepat. Sama pula banyak kaisar yang keracunan xian dan.
Tapi dibalik semua kegagalan itu, tentunya ada nilai-nilai filosofis yang mendasari ilmu-ilmu tersebut. Seyogyanya kita mempelajari saja nilai-nilainya sehingga memperkaya batin serta kebijaksanaan kita. Dan kembangkanlah nilai-nilai filosofis itu sehingga menjadi meluas. Pada dasarnya ilmu-ilmu itu dilandasi perhitungan matematis yang bersifat filosofis. Bahkan termasuk ilmu-ilmu penolak bala, jitong atau shenda dan lain sebagainya. Saya berpendapat 90 % ilmu-ilmu Tiongkok tidak terlepas dari Yin Yang, 5 unsur, 9 istana, 12 ranting bumi, 10 cabang langit, 36 lapisan, 3 anasir.
Pada awalnya kitab Yi Jing adalah kitab peramalan. Sementara orang lain berkutat dengan Yijing pada ilmu peramalan, Kong Zi mengkompilasi kitab Yi Jing menjadi kitab luar biasa dan bermakna filosofis. Menurut anda, lebih baik mana antara mengikuti jejak Kong Zi yang mempelajari makna filosofisnya sehingga mewariskan suatu karya yang besar atau berkutat terus dalam ilmu peramalan saja ?
Mungkin kita perlu ingat bahwa konon kitab Yijing yang mendasari ilmu fengshui tersebut. Jadi kita ingat bahwa Yi adalah berubah, artinya di kalangan mereka juga tidak ada hal yang sama. Satu aliran saja bisa berbeda pendapat apalagi dengan aliran lain.
Sama halnya dengan ilmu pengobatan Tiongkok, tidak ada standar tusuk titik mana untuk satu penyakit. Titik jalan darah dan meridian tubuh seperti obat yang perlu diramu. Tinggal sinshenya melihat dari sudut unsur mana dahulu dan tidak semua sinshe memiliki pandangan yang sama. Tapi para sinshe bisa mengerti ketika melihat sinshe lain
menggunakan titik-titik yang ditusuk dan mengetahuinya bahwa ini bekerja sesuai prinsip 5 unsur dan meridian yang mana.
Entah dengan fengshui, apakah bisa begitu ? Yang saya tahu, banyak mereka berkutat dengan teori aliran dan
berargumentasi tentang teknik yang terbaik. Mungkin karena mereka tidak memiliki standar diagnosa sinshe yaitu
mendengar, melihat, mencium dan meraba. Mungkin juga tidak memiliki text book yang standar seperti Benchao Gangmu, Shanghan Lun yang menjadi acuan para sinshe untuk mempelajari ramuan. Padahal basisnya sama yaitu 5 unsur, Yin Yang, 12 ranting langit, 10 cabang bumi.
Mungkin yang perlu saya ralat, ilmu fengshui adalah untuk menyelaraskan manusia dengan alam bukan sebaliknya. Bicara qi atau energi, saya teringat pada percobaan mengenai meridian tubuh yang konon tidak ada. Percobaan itu adalah menelan cairan radioactive kemudian difoto. Ternyata memang tertangkap aliran energi dalam tubuh.Tapi ada satu kendala, yaitu ketika membicarakan organ tubuh. Semua organ tubuh secara fisk itu memang ada dalam tubuh kecuali satu organ tubuh 3 pemanas yang tidak ada dalam tubuh. Jika organ 3 pemanas dicabut dari teori pengobatan Tiongkok maka ada kemungkinan teori pengbatan Tiongkok bisa runtuh.
Pernah dengar istilah penomoran dalam dunia perdukunan ? Angka yang harus dimistik, di taisen, naik turun, lihat di buku nomor buntut saja sana. 1 nomor bisa menjadi berapa nomor lagi ? Lihat lagi kode taipak yang bisa membuat banyak penafsiran. Saya percaya ada dukun yang memang bisa menembusi nomor atau menerawang masa depan. Tapi jumlahnya tidak sampai 0,1 %. Salah satu yang saya temui, suhu XXX memberikan saya 6 nomor SDSB yang akan keluar hari itu juga. Beliau memberi nomor itu karena tahu saya tidak akan pasang nomor dan kebetulan saya memang tidak suka berjudi. Selain itu di Pangandaran juga ada sesepuh di sana yang bisa seperti itu. Tapi orang seperti itu tidak pernah setiap hari memberi nomor buntut atau berpraktek menjadi dukun. Mungkin orang yang minta nomor kepada mereka akan ditolak mentah-mentah.
Kemampuan batin seperti itu tidak mutlak harus dimiliki oleh satu aliran agama tertentu atau satu golongan saja.
Kita bisa menemui kemampuan seperti itu dimana saja dan mereka menggunakan atau mengatas namakan apa saja sesuai yang mereka yakini. Dan itu tidak ada kelas tinggi rendahnya. Baik yang menggunakan dewa, kesurupan, olah batin, meditasi, membaca doa, mantra, ilmu perhitungan, melihat bentuk dan sebagainya. Jika mereka memiliki landasan agama atau moralitas yang kuat serta pengertian-pengertian agama atau filsafat yang mendalam, mereka tahu bahwa hal-hal memberi nomor, meramal masa depan adalah membangun rasa tamak, kebodohan pasien mereka.
Ada pertanyaan seperti ini ? Tentang, bangunan yang harus memperhatikan kemiringan tanah, ada gunung atau sungai, aliran air dan sebagainya. Bagaimana cara saya mengenal lebih tentang bahasan tersebut ?
Hal ini, bisa dipelajari terutama di fengshui mengenai Luan Dou (fengshui tentang bentuk), ini merupakan teknik dasar fengshui, kalau di buku fengshui bahasa mandarin, banyak di bahas, kalau di bahasa inggris/ indonesia sepertinya jarang ada buku begini, kebanyakan bahasnya hanya teknik bazhai, flystar, dagua, sanhe, sanyuan, liufa, dll. Dalam fengshui Luandou, diajarkan bagaimana teknik mengenali alam (terutama pegunungan dan aliran air), di lihat dari bentuknya, tanamannya, kecuraman gunung, jenis tanah, warna dan bau air, dll, untuk mendapatkan lokasi yang ideal bagi manusia (disebut juga Xue), dari lokasi tersebut baru dicari lagi titik terbaik menurut analisa mengenai Qi, untuk mendapatkan letak, arah dan waktu yang ideal, sesuai dengan pengaruh dari lingkungan.
Untuk hunian sekarang, kelilingnya kebanyakan hanya tanah datar, tanpa adanya gunung dan sungai, sehingga analisanya kebanyakan bersandar kepada kemiringan lantai (untuk menentukan kedudukan Qi), bentuk jalan dan aliran lalu lintas (untuk menentukan aliran Qi yang terbawa oleh manusia), simpul2 jalan (untuk menentukan titik datangnya Qi), halaman terbuka (untuk melihat tempat mengumpulnya Qi), dan lain lain yang berhubungan dengan istilah Qi inilah, yang hingga sekarang masih sulit dijelaskan secara ilmiah, semoga perlahan-lahan akan
terjawab dengan semakin majunya ilmu pengetahuan. Ini garis besar yang bisa saya jelaskan, semoga tidak tambah bingung. Jadi kalau ahli fengshui, yang hanya mengandalkan cara bazhai, dengan tidak menganalisa lingkungan yang ada, itu menurut saya kurang tepat…[1]
Luantou sebenarnya lebih rumit dibandingkan aliran Liqi. Salah satu sebutan Luantou sebenarnya adalah Kanyu yang bisa diartikan naik dan turun. Yang dimaksud naik dan turun itu adalah bentuk atau kontur tanah. Aliran Liqi seperti bazhai memang tidak bisa sempurna jika tidak menguasai Luantou. Sayangnya Luantou memerlukan kecermatan dan ketelitian meneliti bangunan-bangunan sekitarnya, seperti memperkirakan bangunan-bangunan sekitarnya terrmasuk unsur apa. Ironisnya, pada tahun 80an yang mengajarkan fengshui Luantou di Beijing university adalah orang Korea bernama Yin Hongji.
Kanyu sering diartikan kan=jalan langit, yu=jalan bumi, memang prinsipnya mudah, hanya mencari Xue yang ideal, hanya prakteknya yang sulit. Jiang da Hong saja, menurut cerita setelah 10 thn belajar fengshui, dia butuh10 tahun lagi untuk melihat kondisi sebenarnya dan untuk mendapatkan feedback, mungkin gara2 kurang praktis, makanya banyak yang kurang minat mempelajarinya. Jika dengan teori liqi, hanya diberikan rumus2 saja, walaupun rumusnya kelihatannya rumit, tapi kenyataannya untuk mempelajarinya jauh lebih mudah di banding luantou…….[2]
Budaya-Tionghoa.Net |
CATATAN KAKI :
- Arsip Mailing-List Budaya Tionghua No 28130
- Arsip Mailing-List Budaya Tionghua No 28152
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.