Budaya-Tionghoa.Net | Komuso (komoso) adalah rahib mendicant dari sekte Fuke , sebuah sekte Zen di Jepang. Para rahib tersebut mengenakan tudung kepala berbentuk keranjang yang terbuat dengan bahan anyaman. Para rahib juga memainkan seruling bambu [sakuhachi] . Komoso sendiri berarti “straw mat monk” , kemudian artinya berkembang menjadi “priest of nothingness”. Sekte Fuke berasal dari Tiongkok di abad ke sembilan dan masuk ke Jepang disekitar abad 13 M.
|
Salah satu dari para pendiri mereka terkenal dengan kebiasaan berjalan disekitar biara sambil membunyikan sebuah bel untuk memanggil para rahib untuk bermeditasi. Ketika banyak rahib Zen mempraktekkan sitting meditation untuk mencapai pencerahan, sekte Fuke mengajarkan para rahib untuk meditasi dengan memainkan nada tertentu [takuhatsu] dengan seruling bambu. Para rahib juga memainkan nada tertentu ketika mencari sedekah dalam bentuk uang maupun makanan di jalan , atau ketika mereka melakukan perjalanan ke biara lain yang menyimpan relik buddhist dan melakukan kopi terhadap buku-buku tertentu. Mereka mengenakan tudung kepala seperti itu untuk menutup identitas mereka dan mengontrol ego mereka.
Di abad ke 16 , banyak Komuso kemudian di rekruit para daimyo untuk menjadi samurai selama masa pergolakan pra-Tokugawa. Shogunate Tokugawa yang kemudian berkuasa merekruit beberapa Komuso menjadi mata-mata. Diijinkan untuk melakukan perjalanan ke seluruh negri dengan wajah yang tertutup dengan tudung kepala memudahkan mereka untuk mengintai dan mendengarkan percakapan tanpa dicurigai.
Komuso modern sekarang masih ada di jalanan desa disekitar biara sekte Fuke dengan mengenakan busana ala abad 17 sambil membawa pedang di sabuk mereka. Kepala terlindungi oleh tudung seperti keranjang , memainkan musik dengan seruling.
REFERENSI :
- Jeremy Robert , “Japanese Mythology A to Z “
- Photo Credit , 松岡明芳