Budaya-Tionghoa.Net | Migrasi awal Tionghoa ke Kuba dimulai di tahun 1847. Diperkirakan 142000 pria dari selatan Guangdong pergi ke Kuba untuk menjadi “kuli” di sektor industri gula seperti halnya kehadiran Tionghoa di Batavia satu abad sebelumnya. Migrasi ini terjadi diantara tahun 1847-1874 dan sekitar 17000 orang diantaranya meninggal dalam perjalanan karena sakit , kekerasan dan bunuh diri. Di tahun 1858 sejumlah Tionghoa mendirikan China Town “Barrio Chino” di Havana. Barrio Chino ini adalah salah satu China Town tertua dan terbesar di Amerika Latin. Disemarakkan kehadiran Tionghoa – Cantonese dari California dan langsung dari Tiongkok.
|
Perdagangan kuli ini berakhir di tahun 1874 saat pemerintah Qing melakukan investivigasi. Setelah berakhirnya perdagangan kuli , populasi etnis Tionghoa di Kuba merosot seiring migrasi lanjutan dari Kuba ke Amerika dan sejumlah kecil kembali ke Tiongkok. Sebagian lagi melanjutkan kehidupan di Kuba sebagai pekerja perkebunan gula.
Di masa pemerintahan presiden AS , William McKinley , Tionghoa Kuba juga terlibat dalam Spanish – American War 1898 untuk memperoleh kemerdekaan dari Spanyol . Di masa akhir Perang Dunia II , banyak Tionghoa yang memutuskan untuk menetap di Kuba dengan bukti naiknya pernikahan campuran antara Tionghoa dan wanita Kuba yang terdaftar antara tahun 1940-1950. Keturunan campuran yang memiliki stratra ekonomi yang tinggi terlibat dalam asosiasi politis dan fraternal , termasuk Guo Min Dang dan Minzhidang .Asosiasi tersebut juga mempromosikan band musik , grup tari dan tim seni bela diri. Partisipasi mereka ini adalah contoh dari formasi awal identitas Tionghoa Kuba.
Di masa pemerintahan Fidel Castro [1959] terjadi perubahan suasana politik dan ekonomi di Kuba. Properti Tionghoa diambil alih oleh pemerintah dan menyebabkan eksodus ke wilayah Florida , Amerika Serikat. Karena eksodus itu terjadi penyusutan populasi di China Town “Barrio Chino”.
[Foto Ilustrasi : Wilder Mendez , ” Dragones Street Havana’s Chinatown Core” , 2000 , Public Domain]
Dimasa sekarang , komunitas Tionghoa Kuba terdiri dari dua grup utama , “Chino Naturales” (native chinese) yang datang ke Kuba sebelum 1959 dan descendientes atau anak , cucu dari seorang Tionghoa dengan wanita Kuba. Dan sekitar beberapa ratus yang merupakan campuran dari keduanya. Baik di Kuba dan Amerika Serikat , orang-orang Kuba yang ternyata memiliki leluhur Tionghoa juga bergabung dalam komunitas Tionghua Kuba.
Dengan berakhirnya subsidi dari Uni Soviet , krisis ekonomi melanda kuba di awal 1990an dan memaksa Kuba untuk melakukan reformasi yang menghasilkan ekonomi sosialis campuran dan legalisasi terhadap mata uang dollar Amerika.
Revitalisasi China Town di Kuba bertepatan dengan usaha pemerintah Kuba untuk membangun sektor pariwisata sebagai salah satu solusi ekonomi dan juga untuk menarik investasi asing. Prioritas Grupo Promotor del Barrio Chino de la Habana (Havana Chinatown Promotion Group) telah berubah dari misi historis ke atraksi turisme. Selama empat hari dalam setiap musim panas diadakan Festival de Chinos de Ultramar untuk memperingati kedatangan kapal pertama dari Tiongkok yang membawa “kuli” ke Havana pada tanggal 3 Juni 1847.
Untuk menambah daya tarik turisme , pemerintah Kuba membentuk organisasi untuk memulihkan kebudayaan Tionghoa termasuk adat dan tradisi . Proyek ini termasuk Pusat Seni dan Tradisi Tionghoa, pelajaran bahasa Mandarin , perguruan bela diri , klinik pengobatan tradisional Tionghoa, perayaan festival Tionghoa, restoran Tionghoa dan mempublikasikan majalah. Direktur grup promosi , Neil Vega Paneque menekankan bahwa seluruh komunitas yang berada di China Town mendapat benefit dengan kehadiran organisasi sosial , perbaikan jalan dan renovasi bangunan.
Kendala dari pemulihan budaya Tionghoa di Kuba bukan hal yang mudah. Migrasi Tionghoa ke Kuba adalah kaum pria walau ada sejumlah kecil dari pedagang Tionghoa yang membawa istri mereka. Di generasi kedua , Tionghoa Kuba sudah bercampur dari hasil intermarriage antara pria Tionghoa dan wanita Kuba . Beberapa guru musik mendirikan opera Chung Wah dan tiga theater lainnya di Havana. Untuk mempertahankan unsur budaya Tionghoa, wanita berdarah campuran dari usia 8-28 tahun yang tidak bisa berbicara bahasa Tionghoa dilatih dalam opera Cantonese. Tionghoa Kuba juga memiliki satu surat kabar dwi-mingguan dengan jumlah sekitar 600 eksemplar dengan sedikit tambahan bahasa Spanyol bagi yang tidak mengerti bahasa Tionghoa.
Dimasa sekarang Tionghua Kuba bertujuan untuk memperkuat ikatan politik dan ekonomi dengan Republik Rakyat Tiongkok dan juga meningkatkan hubungan antara Tionghoa dengan masyarakat Kuba. Hubungan Beijing dan Havana meningkat setelah kunjungan Fidel Castro ke Tiongkok di tahun 1995.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa | Facebook Group Tionghoa Bersatu
REFERENSI :
- Kathleen Lopez , “Remaking Havana’s Barrio Chino” , Chapter 12