Budaya-Tionghoa.Net | Diabad 18 , Bangsa Vietnam menyebut diri mereka sebagai Dai Viet. Seperti halnya Burma yang berbatasan langsung dengan Tiongkok , Vietnam juga dibanjiri arus migrasi dari Tiongkok yang berprofesi sebagai penambang , pedagang , pengangguran sampai bandit yang berasal dari Sichuan , Yunnan , Guangxi.
|
Di Vietnam Utara , pusat pemerintahan berada di Hanoi [Thanglong, 昇龍] dibawah kekuasaan dinasti Le [1427-1788]. Dinasti Le membuat usaha yang tidak efektif untuk mengusir penambang asala Tiongkok di tahun 1767 setelah ribuan Cantonese yang berasal dari dua prefektur Guangdong mulai bertempur satu sama lain sehingga mengancam stabilitas sosial politik di Vietnam
Pemerintah Qing lantas mengeksekusi pemimpin utama kelompok Cantonese yang terlibat dalam pertempuran tersebut setelah mereka dikembalikan ke Tiongkok. Sebagian besar lainnya dikaryakan sebagai “serf” di kawasan Xinjiang.
Ada tiga pria yang dikenal sebagai Tayson [西山] bersaudara yang berasal dari selatan-sentral Vietnam mengambil keuntungan dari ketidakstabilan yang terjadi dan di tahun 1786 memimpin pemberontakan melawan dinasti Le di utara kemudian menduduki Thanglong. Kaisar Le meninggal . Cucunya dan suksesornya didampingi sejumlah anggota dari keluarga bangsawan Le mengungsi ke Guangxi dan memohon intervensi militer kepada pemerintah Qing untuk merestorasi keadaan.
.
Salah satu dari Tayson bersaudara , Nguyen Hue 阮惠[1753-1792] , mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar Vietnam , Quang Trung Hoang de ,光中皇帝 dan merencanakan membangun ibukota baru untuk dirinya diselatan Hanoi , jauh dari perbatasan dan juga jauh dari jangkauan Tiongkok.
Sun Shiyi , 孫士毅 [1720-1796] , gubernur jendral Guangdong dan Guangxi haus akan kemenangan dan berangan-angan untuk menguasai kembali Vietnam dan atas rekomendasi darinya , Qianlong menyetujui sebuah invasi ke Vietnam.
Untuk menghantam kekuatan Nguyen Hue, Sun mengusulkan kepada Qianlong untuk membagi wilayah Vietnam. Sentral Vietnam akan diberikan kepada Siam sebagai imbalan akan bantuan Siam untuk melawan Nguyen Hue. Disisi lain , Sun merasa bahwa pangeran dinasti Le yang mereka dukung itu tidak kompeten.
Pada awalnya , Qianlong berpikir bahwa aliansi militer dengan Siam [Thai] dapat dilakukan. Berikutnya Qianlong menolak ide aliansi militer tersebut. Alasan pertama adalah permintaan yang tidak sebanding dari Raja Siam dan Qianlong menilai bahwa aliansi tersebut dapat menodai reputasi kemenangan di Xinjiang yang “hanya” menggunakan kekuatan Qing sendiri.
Sebulan setelah pasukan Sun melewati perbatasan dan memasuki ibukota Vietnam, Nguyen Hue melakukan serangan balik dalam serangan dadakan di akhir Januari 1789 selagi pasukan Qing sedang merayakan tahun baru Imlek. Sun selamat, tetapi dia digantikan oleh Fukang An, 福康安[1753-1796] yang merencanakan invasi baru ke Vietnam.
Qianlong kemudian mempelajari “ketidakberuntungannya” di Burma 20 tahun sebelumnya. Qianlong memandang bahwa Nguyen Hue dapat menarik pasukan Qing lebih dalam ke kawasan Indochina termasuk Vietnam , Siam dan Laos dan membawa kesulitan baru bagi Qing . Qianlong kemudian menerima tawaran damai dari Nguyen Hue di tahun 1789. Walau Nguyen Hue memenangkan perang terhadap Qing , Nguyen Hue bersama kekuasaannya bergabung dalam sistem tribute terhadap Qing.
Qianlong kemudian mempersalahkan Sun yang dinilai tidak mematuhi instruksinya sambil mengundang Nguyen Hue untuk datang ke Beijing di tahun 1790 untuk merayakan ulang tahun Qianlong yang ke 80. Para pelarian dari Vietnam yang ikut mengungsi bersama keluarga dinasti Le akhirnya merubah gaya rambut mereka ke gaya rambut Qing dan menjadi petani di berbagai provinsi Tiongkok di selatan. Keluarga dinasti Le sendiri diijinkan untuk tinggal di Beijing.
Huang Dada
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
REFERENSI :
- Denis Twitchett , John K. Fairbank, “THE CAMBRIDGE HISTORY OF CHINA , Volume 9 , Part One: The Ch’ing Empire to 1800”