Budaya-Tionghoa.Net | Brandy berasal dari kata brandywine yang diturunkan dari istilah Belanda , brandewijn , yang berarti “burnt wine” dalam bahasa Inggris. Brandy adalah minuman keras yang di produksi dengan menyuling wine dan mengandung 35-60% alcohol dan diminum setelah dinner. Sementara Whisky [Skotlandia] atau Whiskey [Inggris] adalah minuman keras yang terbuat dari proses distilasi jagung , padi , gandum dan bahan sejenisnya. Minuman yang terkenal didunia ini berasal dari teknologi Tiongkok dimasa lampau.
|
Perjalanan Zhang Qian 張騫 [200-140 SM] ke Bactria membawa pulang wine anggur [vitis vinifera] [126 SM] . Sebelumnya , anggur gunung telah digunakan untuk wine [vitis thunbergii , vitis filifolia] seperti ditulis Zhang Qian dalam bukunya “Classical Parmacopoeia of The Heavenly Husbandman”. Di masa kaisar Wang Mang [r 9-23 M] , pemerintah menasionalisasi industri fermentasi .
Zhang Hua [232–300 M] dalam buku “Record of The Investigation Things” [290 M] , berkata bahwa daerah Barat [Asia Tengah] memiliki sejenis wine yang tetap berkualitas selama 10 tahun. Dalam kondisi iklim yang ekstrim , masyarakat di Asia Tengah telah memproduksi “frozen-out” wine. Ketika air dalam minuman membeku ada liquid yang tidak membeku , yakni alkohol. Masyarakat di Turfan berkali-kali memberikan wine seperti itu sebagai tribut kepada kaisar Tiongkok.Di masa Dinasti Wei Utara [386-535 M] usaha pribadi pembuatan wine atau minuman keras bisa berakibat hukuman mati.
Wine jenis ini tidak terdapat di Eropa sampai Paracelsus [1493 – 1541M], dalam Archidoxis yang ditulis di tahun 1527 [baru dipublikasi di tahun 1570] menimbulkan sensasi di masyarakat Eropa mengenai fenomena seperti apa yang ditulis oleh Francis Bacon di tahun 1620 sebagai “hampir tidak masuk akal”. Paracelsus melaporkan bahwa jika sebuah gelas wine diletakkan di teras yang dingin , menghasilkan liquor yang tidak membeku di tengah gelas. Wine yang terdistilasi seperti itu , atau brandy , dikenal di Tiongkok sebagai “burnt wine” . Kata “brandy” sendiri berasal dari bahasa Belanda , brandewijn yang artinya juga “burnt wine”. Diduga kata brandewijn dipinjam dari terjemahan langsung bahasa Tionghua , shao chiu , oleh para pelaut Belanda.
Yeh Tzu Chi dalam bukunya “The Book of Fading-like Grass Matters” di tahun 1378 melaporkan bahwa orang menguji minuman keras mereka dengan meninggalkan di udara dingin. Jika tidak membeku maka dapat dianggap bahwa minuman keras mereka itu murni. Li Shizhen 李時珍 [1518-1593], dalam bukunya “The Great Parmacopoiea” menulis bahwa wine yang kuat adalah campuran dari sisa fermentasi dan menaruhnya dalam penyuling. Pemanasan menyebabkan penguapan dan ada satu piranti untuk mengumpulkan hasil kondensasi. Dalam beras , millet dan gandum yang di masak dengan cara dikukus , kemudian dicampurkan dengan bahan ragi dapat diproses selama tujuh hari sebelum disuling dan menghasilkan bahan cair yang bening seperti air dan rasa yang kuat , chiu lu . Dan ini bukan saja gambaran mengenai brandy , tetapi juga varian whisky.
Di Eropa , proses distilasi alkohol dimulai di Italia di abad 12 M. Minuman keras yang dikenal sebagai aqua ardens [air yang terbakar] dan aqua vitae [air kehidupan]. Di abad 13 M , beberapa penulis melaporkan tentang brandy yang disuling 10 kali sampai menghasilkan 90% alkohol. Alkohol sendiri berasal dari bahasa Arab yang diperkenalkan Paracelsus di abad 16 M.
REFERENSI : :
- ” The Genius of China , 3000 Years of Science Discovery and Invention”, 2007
- Joseph Needham , “Science and Civilization, Volume 5”,
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.