Budaya-Tionghoa.Net | Zhou Baozhong [1902-1964] adalah pahlawan nasional dalam perjuangannya melawan agresi Jepang dalam Sino-Japanese War II dan sempat menjadi atasan Kim Il Sung , pemimpin masa depan Korea Utara . Zhou berasal dari etnis minoritas Bai[1] , dilahirkan di Dali , Yunnan pada bulan Februari 1902. Di usia 15 tahun , Zhou masuk dalam dinas militer. Di tahun 1924 Zhou menempuh pendidikan militer di Yunnan dan menjadi Komandan Resimen dan Wakil Komandan Divisi NRA [National Revolutionary Army] di tahun 1926 dan kemudian terlibat dalam “Northern Expedition” di bulan Maret 1927.
|
Zhou bergabung kedalam Partai Komunis Tiongkok di tahun 1927 dan dikirim ke Uni Soviet di tahun 1932 untuk studi militer. Setelah Insiden Mukden , Zhou kembali ke Tiongkok dan dikirim ke kawasan Manchuria untuk kampanye melawan Jepang. Di tahun 1932 , Zhou berada di Harbin untuk memimpin langsung perlawanan melawan Jepang. Ditahun 1940 , Zhou masih melancarkan kampanye gerilya anti-Jepang di provinsi Jilin. Pemimpin masa depan Korea Utara , Kim Il Sung ditahun yang sama menyeberang dari Soviet masuk ke wilayah Manchuria untuk bergabung bersama gerilyawan komunis.[Charles Amstrong , p32]
Sampai akhir tahun , ada 158 personil Korea dan Tiongkok dalam “Camp A” didekat Khabarovsk dan Kim Il Sung berada di “Camp B” didekat Vorosilov. [ibid , p32] . Di bulan Juli 1942 , gerilyawan dikedua camp direorganisasi sebagai Brigade 88 Spesial Reconnaissance Brigade , Pasukan Timur Jauh Soviet ke 25 , suatu unit multinasional dibawah komando Zhou Baozhong, termasuk menjadi atasan dari Kim Il Sung dengan pangkat Kapten dalam militer Soviet [ibid , p32]. Di tahun 1945 , Soviet yang berhasil mengatasi Jerman mulai terjun ke Perang Pasifik melawan Jepang. Di bulan Agustus , Zhou ikut ambil bagian bersama pasukan Soviet masuk ke wilayah Manchuria.
Antara bulan September – November 1948 , kekuatan PKT menghancurkan pasukan utama Nasionalis di kawasan Manchuria. Kemenangan Komunis tersebut menjadikan faktor Korea Utara [Komunis Korea] sebagai bagian dari kepentingan strategis. Laporan intelijen Amerika Serikat dan juga intelijen Nasionalis menyatakan bahwa di tahun 1949 , PKT , Korea Utara dan Soviet melakukan kerjasama militer rahasia seperti pertemuan di Harbin. Zhou Baozhong bersama Lin Feng dan Li Lisan mewakili Tiongkok untuk bertemu dengan Mentri Pertahanan Korea Utara Choe Yonggon dan Pang Hosn dan penasehat militer Soviet .
Salah satu keputusan yang diambil adalah pengembalian pasukan PLA yang berasal dari Korea untuk dikembalikan ke negaranya. Komandan Divisi 166 dari Korea , Pang Hosan ikut menghadiri pertemuan untuk membahas pengembalian 28 ribu pasukan Korea kembali ke negaranya. [Chen Jian , p109]
DADA
REFERENSI
- Charles Amstrong , 2002 , “North Korean Revolution , 1945-1950” , Cornell University Press
- Chen Jian ,”China’s Road to the Korean War”, Columbia University
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua