Pada tahun 2010, sebuah rumah seorang kapitan Tionghoa di Tangerang bernama Oey Dji San, pendiri
sekolah THHK cabang Tangerang di hancurkan dan di gantikan dengan sebuah restoran franchise bernama Mcdonalds. Kemudian gedung milik seorang mayor Tionghoa Khouw Tjeng Tjoan di Jakarta, nasibnya tidak jelas. Sebagian bangunan masih berdiri tapi kiri kanannya sudah ada bangunan ruko.
|
Makam-makam orang-orang besar Tionghoa seperti Souw Beng Kong, O.G.Khouw dll, tidak terawat sebelum akhirnya di rawat oleh komunitas-komunitas yang peduli dengan pelestarian bangunan bersejarah orang Tionghoa. Dan masih banyak lagi bangunan dan benda peninggalan sejarah orang Tionghoa yang terabaikan, baik di Tangerang, Jakarta atau kota lainnya.
Pada masa Soeharto, dengan adanya pelarangan pada semua unsur yang berbau Cina/Tionghoa, maka semua hal yang berkaitan dengan Tionghoa pun tidak di perhatikan, termasuk peninggalan bersejarah orang Tionghoa. Tidak hanya peninggalan bersejarah orang Tionghoa, budaya Tionghoa sebagai bagian dari budaya bangsa pun tidak di perhitungkan. Budaya Tionghoa masih dianggap asing. Padahal budaya Tionghoa telah menjadi bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia sejak lama.
Politik ‘memecah belah’ yang dijalankan oleh pemerintahan kolonial, dilanjutkan dengan pemerintahan Indonesia pada akhirnya turut mendorong pemecah belahan budaya-budaya yang ada di Indonesia (termasuk kelompok etnik-nya) menjadi bagian-bagian yang sulit untuk dihubungkan. Dan ketika masa reformasi dimulai, kepingan-kepingan budaya ini pun mulai kembali di hubungkan dan disatukan untuk memperkuat identitas budaya bangsa.
Saat ini, para generasi muda dari komunitas budaya di Jakarta yang sudah mulai memperhatikan kembali peninggalan sejarah, seni dan budaya etnis Tionghoa sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sayangnya banyak pengetahuan budaya Tionghoa yang belum tersebar di kalangan generasi muda karena ada rentang waktu yang panjang di mana budaya Tionghoa berada dalam pasungan.
Karena itu melalui Festival Kue Bulan yang juga sering disebut Chinese Valentine, komunikasi budaya antar generasi pun dibuka melalui diskusi budaya, dimana para generasi terdahulu akan berbagi pengetahuan mengenai budaya Tionghoa dengan para generasi muda.
Diskusi ini akan diadakan pada Sabtu, 24 September 2011, pukul 13.00 – 15.00 WIB di Museum Bank Mandiri Kota. Hasil dari diskusi ini yaitu bertambahnya pengetahuan di kalangan generasi muda mengenai budaya
Tionghoa dan bertambahnya pemahaman mengenai budaya Tionghoa, sebagai bagian dari budaya bangsa, yang harus di jaga dan dilestarikan. Sehingga ke depannya akan lahir generasi-generasi muda yang ‘melek budaya’ Tionghoa dan menjadikan budaya Tionghoa sebagai salah satu identitas etnik di Indonesia.
24 September 2011
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua