Budaya-Tionghoa.Net| BAB III CARA MEMBUAT/MENGUMPULKAN KEBAIKAN
Bab sebelumnya membicarakan tentang cara-cara untuk merubah kesalahan kita pada kehidupan ini, sebenarnya untuk meyakinkan bahwa kehidupan yang baik tidak akan menjadi buruk. Bagaimanapun kita masih tidak sanggup mengubah kehdupan buruk menjadi baik, walaupun kita selalu berbuat baik pada kehidupan ini, kita tidak tahu kejahatan apa yang kita telah lakukan pada kehidupan yang lalu, sehingga balasan atas perbuatan kejahatan tersebut masih berlanjut pada kehidupan ini. Oleh karena itu, untuk mengubah kehidupan buruk menjadi baik, kita tidak hanya mengkoreksi kesalahan kita tetapi juga harus melaksanakan segala jenis kebaikan untuk membangun kebajikan.
|
Hanya cara ini kita dapat terlepas dari karma buruk kehidupan lalu. Pada saat akumulasi kebaikan kita bertumpuk, kehidupan buruk pasti akan berubah menjadi baik, dengan demikian, praktek kita untuk mengubah nasib dapat terbukti. Seperti tertulis dalam buku I Ching…..
“Keluarga yang melakukan banyak kebaikan akan mengakumulasi nasib baik dan bertahan terus dari generasi ke generasi”
Mari saya memberi contoh. Suatu ketika ada satu keluarga yang bernama Yen, sebelum mereka menyetujui lamaran atas putrinya dari seorang laki-laki yang akhirnya menjadi ayah Konghucu, mereka menyelidiki perbuatan masa lalu dari keluarga laki-laki tersebut. Setelah menemukan bahwa keluarganya selalu berbuat baik dan mengumpulkan kebajikan. Keluarga Yen merasa yakin bahwa putrinya akan dinikahkan dengan keluarga yang akan menjadi sebuah keluarga yang kelak keturunannya akan makmur, tidak memperhatikan bahwa sekarang mereka bukan keuarga berada. Benar saja, putri mereka melahirkan “Konghucu”.
Suatu ketika Konghucu memuji Shwun, seorang raja pada awal zaman Tiongkok atas kebesaran sifat baktinya kepada orang tuanya, Beliau berkata : “Karena kebesaran sifat bakti Shwun dan leluhurnya, maka keturunan mereka akan terkenal dan dihormati dan bertahan sampai banyak generasi”.
Perkataan Konghucu ini terbukti oleh sejarah. Sekarang saya akan menunjukkan beberapa kejadian nyata bahwa kebajikan dapat diperoleh melalui perbuatan baik.
Di Propinsi Fukien, ada seorang terhormat yang bernama Rong Yang yang memegang jabatan pemerintah sebagai guru dari raja. Leluhurnya adalah tukang perahu sungai yang menyeberangkan penumpang di sungai, suatu ketika terjadi banjir raksasa karena angin topan, menghanyutkan penduduk dan harta benda, rumah, hewan dan barang-barang mereka terbawa arus.
Para tukang perahu lain menggunakan kesempatan ini meraih barang-barang yang terapung. Tetapi kakek dan kakek buyut Rong Yang hanya menolong orang yang hanyut dan tidak mengambil satupun barang-barang dari sungai. Tukang perahu lain semua menertawai dan mengatakan bahwa kakek dan kakek buyutnya sangat bodoh. Beberapa saat kemudian, ketika ayah Rong Yang lahir, keluarga Rong Yang lambat laun menjadi kaya. Suatu hari, seorang Malaikat yang menjelma sebagai seorang Bhiksu Tao mendatangi keluarga Yang dan berkata : “Leluhur Anda telah mengumpulkan banyak kebajikan, keturunan anda harus mendapat kekayaan dan reputasi, ada satu tempat khusus untuk membangun kuburan
leluhur anda”.
Maka mereka mengikuti nasehat Bhiksu tersebut dan tidak lama kemudian, lahirlah Rong Yang. Pada umur 20 tahun, Rong Yang sudah lulus ujian negara dan diangkat sebagai pejabat berpangkat tinggi.
“Raja bahkan menganugrahi kakek dan kakek buyut-nya jabatan honoris. Sampai sekarang keturunannya masih sangat makmur dan ternama”.
Hengki Suryadi
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.