Budaya-Tionghoa.Net| Contoh lain seperti Zi Cheng dari propinsi Nimpo, Chehkian. Zi Cheng adalah seorang pejabat di pengadilan. Dia adalah seorang yang adil, ramah, rendah hati dan jujur. Suatu saat, hakim pengadilan menghukum seorang kriminal dengan memukulinya sampai darah membasahi lantai, kemarahan hakim masih belum reda dan meneruskan hukuman tersebut. Zi Cheng berlutut dan mohon agar berhenti memukuli tawanan tersebut. Hakim berkata ……
|
“Anda memohon keringanan hukumannya, tetapi bagaimana saya tidak marah bahwa orang ini telah melanggar hukum”.
Zi Cheng berkata : “Bahkan banyak pemimpin dan penguasa pemerintah korupsi dan tidak mengikuti jalan yang sebenarnya, bagaimana seseorang dapat mengharapkan rakyat biasa untuk mentaati hukum dan peraturan? Tambahan lagi, siksaan berat dapat memaksa tergugat yang sebenarnya tidak bersalah untuk mengakui kesalahan atas kejahatan yang sebenarnya tidak dilakukannya. Untuk kasus demikian, kita harus lebih hati-hati dan mengerti. Walaupun kasus kejahatan ini dapat diungkapkan seharusnya juga jangan senang, karena adalah suatu aib, mengapa harus marah?”
Hakim tersebut tergugah oleh perkataan Zi Cheng dan berhenti memukul. Walaupun Zi Cheng berasal dari keluarga yang miskin. Dia tidak pernah dapat
disogok. Bila para hukuman kekurangan makanan, dia selalu bawa dari rumah sendiri walaupun dia sendiri yang harus menanggung kelaparan. Kasih sayang demikian selalu dipraktekkannya walaupun dia telah mempunyai 2 orang anak.
Anak yang pertama bernama Shou Chen dan yang kedua bernama Shou Zi, kedua-duanya mendapat jabatan tinggi di pemerintah, bahkan keturunannya
tetap memperoleh posisi baik di masyarakat untuk jangka waktu panjang.
Ini ada cerita nyata lain yang terjadi pada masa Dinasti Ming. Suatu ketika, ada segerombolan bandit muncul di Propinsi Fukien. Raja memerintahkan
Jenderal Hsieh memimpin tentara untuk mengamankan tempat tersebut. Jenderal Hsieh tidak ingin ada penduduk yang tidak berdosa menjadi korban pada saat pelaksanaan misi ini.
Karena itu, dia berusaha mendapatkan daftar nama penjahat tersebut, lalu dengan sangat teliti dan rahasia memberikan bendera putih kecil kepada
penduduk untuk dipasang di pintu sebagai tanda bahwa mereka tidak terlibat dan bila tentara masuk ke kota tidak menyerang rumah yang berbendera. Dengan tindakan ini, Jenderal Hsieh dapat menyelamatkan puluhan ribu jiwa rakyat yang tidak berdosa.
Setelah itu, anak Jenderal Hsieh berhasil meraih juara dalam ujian negera tingkat tinggi dan menjadi penasehat raja. Cucunya Pei Hsieh juga meraih juara dalam ujian negara.
Hengki Suryadi
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.