Budaya-Tionghoa.Net| Bila seseorang berbuat baik dan orang lain mengetahuinya, ini disebut kebajikan Yang, bila orang berbuat baik dan tidak ada orang yang mengetahuinya, ini yang disebut kebajikan Yin.
|
Kebajikan Yin pasti diketahui Langit/Tuhan dan sudah tentu akan diberi berkah yang berlimpah-limpah, orang yang mempraktekkan kebajikan yang diketahui orang hanya akan menikmati reputasi yang baik.
Reputasi adalah suatu rezeki, tetapi Yang Kuasa menganggap ini adalah suatu pantangan dan tidak memberkahi orang yang mencari reputasi.
Kita dapat melihat, bahwa orang yang mempunyai reputasi tinggi, tetapi tidak didukung oleh perbuatan kebajikan, lambat laun malah merupakan suatu bencana, karena orang lain iri dan ingin mencelakakannya. Seorang yang benar-benar tidak melakukan kesalahan dan selalu mau menerima fitnahan/caci maki orang tanpa membalas atau membela diri untuk hal-hal yang tidak
dilakukannya, kelak keturunannya akan makmur mendadak dan berhasil.
Dengan ini, kita dapat melihat betapa pentingnya untuk mengerti perbedaan-perbedaan kecil antara kebajikan Yin dan Yang, jangan sampai salah menafsirkannya.
Dalam melaksanakan kebaikan, ada juga yang kadang kita anggap sebagai suatu kebaikan, tetapi nyatanya tidak demikian, dan apa yang kita anggap tidak baik, ternyata adalah baik. Ini adalah kebajikan benar dan salah. Sebagai salah satu contoh, pada zaman Chun Chiu, ada sebuah kerajaan yang bernama Lu, saat itu ada kerajaan lain yang memperbudakkan rakyat kerajaan
Lu. Pemerintah kerajaan Lu mengeluarkan peraturan bahwa barang siapa yang menebus kebebasan rakyat kerajaan Lu yang diperbudak tersebut, akan mendapat hadiah dari pemerintah. Saat itu, seorang murid Konghucu yang bernama Dz
Gong membayar uang tebusan membebaskan budak-budak tersebut, tetapi dia tidak mau menerima hadiah yang diberikan pemerintah. Setelah Konghucu mengetahui hal ini, Beliau sangat tidak senang dan berkata :”Dz Gong, anda telah berbuat kesalahan”.
Pandangan orang suci/bijak berbeda dengan orang awam, mereka melihat secara keseluruhan pengaruh suatu tindakan terhadap masyarakat banyak, mereka mau mengajarkan rakyat agar membangun suatu kebiasaan baik, suatu standard sikap
yang baik, suatu moralitas. Bukan melakukan suatu tindakan hanya karena keinginan seseorang. Rakyat kerajaan Lu lebih banyak yang miskin, dengan menolak hadiah pemerintah, tindakan Dz Gong tealh mempengaruhi pikiran rakyat, bahwa menerima hadiah adalah tamak.
Sehingga bagi orang yang tidak mau dikatakan sebagai orang tamak atau berbuat demikian karena hanya menginginkan hadiah pemerintah saja, akan segan/tidak mau menebus budak-budak tersebut. Bila ini terjadi, kelak tidak akan ada orang yang mau menebus budak-budak rakyat tersebut lagi. Sehingga peraturan yang baik itu tidak berfungsi dan gagal.
Bila ingin memotivasi semua orang untuk berbuat baik, Dz Gong seharusnya menerima hadiah pemerintah ini, bukan untuk keinginan dirinya, tetapi untuk mempengaruhi masyarakat banyak, sehingga mereka juga termotivasi mau menebus budak.
Hengki Suryadi
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa 4119
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.