Budaya-Tionghoa.Net| Museum Budaya Seks Kuno pada mulanya terletak di Shanghai , dan dibuka kembali di kota Tongli 同里. Pemindahan ke Tongli , 80 km dari Shanghai , dipaksa oleh kurangnya dana untuk menjalankan museum dan ketidaksetujuan otoritas kota tentang advertising dan keberadaannya di Shanghai. Museum dibuka pada tanggal 19 April dan ini adalah ketiga kalinya museum ini dipindahkan selama lima tahun terakhir.
|
Dalam lima tahun terakhir ini , museum swasta ini mengalami defisit antara 20 ribu – 30 ribu yuan [2420 USD – 3630 USD] setiap bulan. Dan defisit ini sulit ditutup menurut presiden museum , Liu Dalin , yang juga seorang professor. Untuk menciptakan museum itu , Liu Dalin dan partnernya , berinvestasi sejumlah 1 juta yuan [120 ribu USD] , hampir seluruh tabungan mereka dipertaruhkan.
Ketika pejabat dari kota Tongli ,sebuah kota wisata terkenal yang dijuluki “Venezia dari Timur” , datang ke Shanghai untuk membicarakan pemindahan museum , Liu menyambut baik kesempatan ini. Kemudian perjanjian antara kedua pihak ditandatangani dan museum diberi tempat di Tongli selama 10 tahun.
Pemerintah Tongli berinvestasi sekitar 3 juta yuan [3630 USD] di museum baru yang berdekatan dengan tempat pemandangan terkenal , Taman Tuisi. Liu dan pihak pemerintah akan berbagi keuntungan dari penjualan tiket.Walaupun demikian pihak kota menekankan bahwa keuntungan bukan tujuan utama mereka. Tongli menarik 1.5-2 juta pengunjung pertahun dan menghasilkan pemasukan 20-30 juta yuan [2.4j juta USD – 3.6 juta USD]. Tujuan pemerintah setempat adalah melindungi , riset dan mempertunjukkan warisan budaya.
Liu Dalin telah mengalami tiga kali memindahkan museumnya sejak dibuka pertama kali tahun 1999. Berkerjasama dengan Shanghai New World Department Store , museum ditempatkan kesebuah bangunan di kawasan sibuk di Shanghai , Nanjing Donglu di bulan September 1999 dan menarik banyak pengunjung. Museum mendapatkan masalah saat mencoba menampilkan iklan museum yang sudah tentu berbau seksual dan dilarang oleh undang-undang. Akibatnya orang-orang tidak bisa menemukan museum di kawasan tersebut.
Museum kemudian dipindahkan ke Wuding Lu di tahun 2001 sambil terus memperjuangkan ke pihak Shanghai Tourism Administrative Commission untuk didaftarkan sebagai “spot wisata”. Dengan sertifikat , pihak museum bisa terdaftar di daftar itinenaries agen perjalanan dan dapat meraih lebih banyak pengunjung. Pihak Komisi puas dengan kondisi museum setelah melakukan kunjungan , tetapi jawaban akhir tetap tidak.
Kemerosotan berikutnya terjadi ketika distrik Huangpu menolak untuk memberi ijin kerjasama antara Yuyuan Garden dengan pihak museum. Liu sudah merencanakan untuk membuka ekshibisi di kuil Chenghuang [Dewa Kota] Shanghai.Presiden museum , Liu mengutip satu pepatah kuno : “Orang siap mati untuk teman dekat mereka”. Setelah melalui pasang surut , saya akhirnya menerima tawaran kota Tongli. Dan jika kerjasama berjalan mulus , museum akan tetap berada di Tongli untuk selamanya.
Lokasi baru , Tongli , merupakan tempat yang ideal menurut Liu. Ketika jalan raya yang menghubungkan Tongli dengan Shanghai selesai, hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menempuh jarak 80 km diantara kedua tempat. Museum baru berada dikawasan 5000 meter persegi dan berdekatan dengan taman kuno. Dalam taman yang luas , Liu merencanakan untuk membangun satu taman patung dan tentunya masih berhubungan dengan seks.
Koleksi Liu terdiri dari 40 ribu artikel dan materi kuno mengenai seks. Tiga puluh diantaranya berusia 5000-6000 tahun. Artefak tertua berusia 8000 tahun. Slogan kota Tongli bagi museum ini adalah “membangun museum budaya seks terbaik didunia.”. Menurut Liu hal ini bukan omong kosong. Dia pernah mengunjungi museum seks seluruh dunia dan Liu merasa mereka kekurangan taste kultural dan koleksi mereka tidak setua yang saya miliki. Di museum baru ini , Liu akan menampilkan 1000 koleksinya yang berharga. Dengan pertolongan Tongli , Liu terbebaskan dari beban ekonomi dan merencanakan untuk mengkoleksi lebih banyak lagi relik dan melakukan lebih banyak lagi penelitian untuk mengembangkan apa yang disebut “ilmu yang hampir ditinggalkan”. Liu berkata bahwa makanan dan seks adalah dua hal paling penting bagi manusia. Akan tetapi seks tidak bisa dibicarakan dengan leluasa. Banyak orang berpikir bahwa seks adalah subjek pembicaraan yang memalukan.” [1] [2]
Budaya-Tionghoa.Net| Mailing List Budaya Tionghua
Catatan :
[1]Terjemahan bebas dari artikel lama Shanghai Star , 2004 , http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/2118
[2]Confucius bersabda : Shi Se Xing Ye, yang artinya adalah seks, sama dengan makan adalah satu bagian yang sangat penting bagi manusia. Sebenarnya, budaya erotik (baca : seks) sebagai bagian dari kehidupan manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konstruksi kebudayaan dan dinamika masyarakat pada zamannya. Akhir2 ini, di Mainland, Taiwan dan HK, para ahli sejarahwan maupun sastrawan sedang berlomba2 menggali tentang pengetahuan dan perkembangan budaya erotik di zaman kuno Tiongkok yang kemudian membuktikan bahwa bagi leluhur2 orang Tionghoa di zaman tersebut, budaya erotik nampaknya tidaklah begitu tabu sebagai bahan pembicaraan dan bagian dari kebudayaan rakyat banyak. Jadi berbeda dengan pandangan orang banyak terhadap kebudayaan Tionghoa yang nampaknya sangat tabu membicarakan tentang masalah ini.Namun sayangnya, kaum sastrawan dan terpelajar tidak menganggap sastra erotika sebagai bagian dari sastra Tiongkok. Sastrawan dan kaum terpelajar menganggap mereka punya derajat budaya Tionghoa yang lebih tinggi dibanding rakyat kebanyakan. Sehingga catatan dan penelitian tentang budaya erotik ini sangat sedikit jumlahnya di antara sastra dan sejarah Tiongkok yang lengkap itu.
[3] ilmu sex disebut fang zhong su tidak suka disebutkan karena banyak yang takut terjadi degradasi moral. Tapi intinya adalah tidak boleh main kalau perut kenyang , tidak boleh main kalau habis minum alkohol dan seterusnya. Buku porno klasik yang terkenal adalah Jinpinmei , akan tetapi yang masuk kategori fang zhong su itu tidak termasuk porno malah terkandung sex education.