VIA : Facebook Group Budaya Tionghoa
Budaya-Tionghoa.Net | Suatu hari pada jaman zhan guo,di masa pemerintahan Qi Xuan Wang di pinggir jalan ditemukan seseorang telah terbunuh.Saat petugas berwenang datang ke tempat kejadian,mendapati ada 2 orang kakak beradik berdiri disamping mayat tersebut.Ketika petugas bertanya kepada mereka siapa sebenarnya yang telah membunuh korban,mereka berdua saling berebut untuk mengakui bahwa dirinyalah yang telah melakukan kejahatan itu.
|
Walau telah menghabiskan waktu yang lama,petugas berwenang masih tetap tidak bisa mengungkapkan siapa diantara kakak-beradik yang menjadi pelaku kejahatan sebenarnya.Kejadian ini akhirnya terdengar oleh Qi Xuan Wang.Beliau lantas mengutus sang perdana menteri pergi mengunjungi kediaman ibu mereka guna mencari tahu lebih lanjut.
Sang ibu berkata kepada perdana menteri:pasti sang kakak yang mengaku salah untuk melindungi si adik.Mendengar jawaban dari sang ibu,perdana menteri merasa janggal:untuk apa sang kakak melindungi si adik yang jelas-jelas bersalah?Sang ibukemudian melanjutkan ceritanya:sang kakak adalah anak dari suami saya dengan istri terdahulu,sedangkan si adik adalah anak saya.Sebelum meninggal mediang suami saya berpesan agar saya memberlakukakan anaknya dengan istri terdahulu dengan baik.Sayapun juga menyanggupinya.Jika sekarang terjadi pekara melanggar hukum,saya pasti akan menepati janji saya.Jika tidak berarti saya telah ingkar janji dengan mediang suami,kelak bagaimana saya akanmempertanggungjawabkannya?
Selesai bercerita ibu itu menangis tersedu-sedu.Sekembalinya ke istana sang perdana menteri menceritakan segala sesuatunya kepada Qi Xuan Wang.Mendengar cerita tersebut Qi Xuan Wang menjadi tergugah hatinya,tidak saja mengampuni kesalahan dari kakak-beradik,tapi juga memuji ibu mereka adalah ibu yang dapat menepati janji.
Membunuh orang memang adalah suatu kesalahan,akan tetapi cerita ini lebih mengajak kita berpikir lebih jauh mengapa kakak-beradik saling berebut untuk mengaku salah.Sebagai ibu sambung pada umumnya akan lebih mencintai anak kandungnya daripada anak suami dengan istri terdahulu.Tokoh ibu dalam kisah ini rela agar anak kandungnya yang menerima hukuman demi menjaga janjinya dengan almarhum suami.Kita dalam kehidupan sehari-hari pun tampa disadari sering ingkar janji,apalagi kalau yang membuat janji dengan kita telah tiada.
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.