Budaya-Tionghoa.Net| Saya tidak tahu apa terjemahannya menu masakan ini. Apakah kira-kira begini: gu = lama – kuno lao = tua, lama,- rou = daging. Orang-orang di Belanda menyebutnya Kulaouyou. Ini masakan daging babi serasa asam-manis. Selama kami liburan dengan anak saya Nita dan cucu saya Berry di Paris, saya minta agar Nita masak dua jenis menu masakan yang saya paling suka,- yaitu “mapotoufu” dan “gulaorou” ini. Mapotoufu sudah saya tuliskan Minggu yang lalu. Nah, hari ini giliran “gulaorou”. Masakan ini yalah daging babi yang digoreng lalu disiram atau ditumis dengan bahan-bahan lainnya.
|
Taraf pertama, potong daging babinya berbentuk segi-empat. Pilih daging yang ada gemuknya sedikit – jangan sangat bergemuk. Ingat semua daging yang enak-lezat itu selalu ada sedikit gemuknya. Daging ini digoreng dengan tepung ( tempura ). Tentu saja sebelum digoreng, digaulkan dengan sedikit merica – garam – dan wine-Cina = huangciu.
Taraf kedua, buat saosnya. Bahan-bahannya – bawang merah dan bawang putih ditumis. Dan dicampuri gula – saos tomat – cuka – agar ada terasa asamnya, lalu irisan halus jahe. Lalu masukkan irisan paprika merah dan paprika hijau dan irisan nenas agak muda, setengah matang.
Taraf ketiga, tumis ini tadi sesudah mendidih segera disiramkan ke gorengan daging taraf pertama tadi. Kenapa harus segera disiramkan yang sedang mendidih itu? Sebab jangan sampai gorengan daging itu menjadi dingin. Masakan Cina selalu panas – hangat dan cepat memprosesnya. Rasanya akan sangat enak kalau dalam keadaan hangat. Menu masakan ini, yang paling berdominasi yalah asam-manisnya – dan tidak ada peranan cabe-pedasnya. Lain dengan mapotoufu yang pedas-lemak dan gurih. Dua macam masakan ini sering dipesan oleh pelanggan. Saya termasuk yang paling suka dua jenis masakan ini – dan apalagi kalau yang masaknya Nita, anak saya itu.
[Foto Ilustrasi : @ Lusheeta ]
Sambil sedikit ngobrol, saya sangat mendorong agar dia bersama keluarganya – suaminya, mau buka-restoran. Masakannya benar-benar sangat enak – sorry, ini bukan ngalem. Saya sangat malas masak pabila di rumah mereka di Belanda – pokoknya pabila ada Nita saya sangat malas masak dan mogok! Sebab masakan dia jauh lebih enak daripada masakan saya – walaupun tadinya saya yang mengajarkannya. Saya jadi ingat ipar saya – Sen yang wanita Vietnam itu. Dia sangat ingin agar diajari masak masakan resto kami di Paris. Dan saya ajari beberapa macam. Antaranya rendang – gulai kambing – semur – dan bikin tapai dari beras ketan – tapai-ketan. Setelah dia bisa dan pandai, maka gurunya ini jauh kalah bila dibandingkan dengannya. Kira-kira begitu jugalah yang
terjadi pada Nita.
Dan karena kami liburan – jadi saya merasa “punya hak” buat menyuruhnya masak ini masak itu, dan kebetulan dia mau! Maka selama liburan satu minggu di Paris – kerjanya banyak di dapur dan kami berdua anaknya – Berry banyak kerja-mulut – mengunyah dan makan enak,-
Sobron Aidit
Holland,- 15 Agustus 04,- 03.07
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa 6001