Budaya-Tionghoa.Net | Di Bandung masih ada satu rumah sakit yang non profit yang didirikan oleh Dr. Tan Ping Ie dan namanya Chung Hua Ie Yuen, sekarang ganti namanya menjadi rumah sakit Kebun Jati, sedang berdiskusi untuk masuk organisasi rumah sakit-rumah sakit yang dipimpin oleh masyarakat Tionghoa. Ini menjukkan perkembangan yang baik dan harus mendapatkan dukungan.
|
Di Jakarta (Batavia) dua rumah sakit Yang Seng Ie (Rumah sakit Husada), dan yang lainnya Rumah Sakit Sin Ming Hwee (Rumah sakit Sumber Waras), kedua rumah sakit umum yang sama besarnya dan modern, beken pada masyarakat Jakarta. Banyak dokter-dokter specialist kenamaan Huayi bekerja di kedua rumah sakit tersebut diatas. Bahkan salah satu founding fathers dari perkembangan kardiologi Indonesia adalah Dr. Gan Tjong Bing, dokter spesialist dari Yang Seng Ie. Kateterisasi jantung pertama dikerjakan di rumah sakit Yang Seng Ie. Saya anggap kejadian-kejadian demikian ini perlu ditulis, karena ini mencerminkan kwalitas dari rumah sakit Jang Seng Ie.
Rumah Sakit Jang Seng Ie adalah rumah sakit didirikan jauh sebelum Perang Dunia kedua, maka seperti rumah sakit rumah sakit di Pulau Jawa yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa terletak di daerah Petjinan, rumah sakit ini dimulai dengan poliklinik dan sekarang menjadi rumah sakit yang modern dan luas. Rumah sakit Sin Ming Hui didirikan sesudah perang dunia kedua, maka terletak diluar daerah pusat Petjinan.
Dokter spesialis kenamaan Hua Yi itu waktu banyak sekali dan ikut menentukan perkembangan dari masing-masing spesialismnya. Dokter kenamaan doeloe ialah prof. Dr. Lie Kian Yoe, Prof. Dr. Lie Kioeng Foei, Dr. Gan Tjong Bing, Dr. Loe Ping Kian, Dr. Siem Kie Ay, Dr. Kwee Tien Boh, Dr Pouw Houw Djie. Prof Dr. Yo Kian Tjay, Dr. Pouw Tek Hie, Dr. Tjiook Kiem Bok, prof. Dr. Oei Hway Kiem, Dr. The Tiong Hoo, Yap Hong Tjoen etc. dan tulisan saya ini akan makan banyak tempat dan karenanya saya hentikannya. Sayang sekali karena quota untuk penerimaan mahasiswa kedokteran untuk Hua Yi, maka golongan ini sekarang tidak mempunyai ahli-ahli lagi seperti Doeloe. Presiden Pertama R.I. Soekarno pernah mengatakan: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupahkan sejarah.” Dengan quotasi dari Bung Karno, saya harepkan bisa merupahkan satu stimulans bagi mahasiswa-mahasiswa Hua Yi dalam menulis scripsi atau thesis menyelidiki sejarah dari nenek moyang kita, kontribusi mereka pada bangsa dan negara Indonesia!?
Saya kenal baik dua rumah sakit yang besar ini karena saya pernah tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai sekretaris Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dari universitas Res Publica, sekaran Trisakti. Rumah sakit Yang Seng Ie karena akan diusahakan menjadi rumah sakit akademis dari Fakultas Kedokteran Universitas Res Publica dan rumah sakit yang kedua karena letak rumah sakit itu kira-kira lima menit jalan kaki dari universitas ke sana. Pula belakangan wakil direkturnya adalah kawan segenerasi saya Dr. Tjiook Tiauw Bik, dan pula saya pernah diminta untuk memberi ceramah dengan tema penyakit kelanjar Gondok. Pada kunjungan saya dirumah sakit ini saya bertemu dengan banyak dokter-dokter Tionghoa yang bekerja dirumah sakit ini lulusan dari universitas Alma Mater saya. Mereka tidak bisa mendapatkan pendidikan untuk jadi spesialis, maka bekerja dirumah sakit Sin Ming Hui mungkin dengan harapan untuk bisa mendapatkan kesempatan menjadi spesialis dan sambil itu yang penting ialah mereka bisa praktek di Ibu Kota.
Dr. Han Hwie-Song
Breda, 20 Agustus 2005 The Netherlands
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua 14318
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan link aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.