Budaya-Tionghoa.Net | Kesempurnaan menurut Lau Zi adalah orang yang telah bebas dari sifat ke-aku-an, sehingga dapat menemukan diri sejati dimana hidup bebas dari nafsu keinginan dan goncangan. Seseorang yang telah mencapai Kesempurnaan dapat bekerja untuk membantu alam dalam menyalurkan kebajikan pada sesamanya. Hal ini dapat disamakan dengan Sang Buddha yang telah mencapai Kesempurnaan [Anuttara Samyak Sambodhi]. Kesempurnaan yang dicapai akan membebaskannya dari segala nafsu keinginan dan sifat ke-aku-an, sehingga mampu mencurahkan sifat Cinta Kasih dan Kasih Sayang [metta karuna] yang tak terhingga, tanpa perbedaan, untuk kebahagiaan semua mahluk di alam semesta ini. Lau Zi menyatakan bahwa kesempurnaan seseorang dalam latihan spiritualnya, akan menyebabkannya menjadi perantara alam dalam menyalurkan sifat Kasih Sayang dan Cinta Kasih Tao yang tak terbatas. Orang yang telah mencapai kesempurnaan akan bersatu dengan alam dan tiada memiliki sifat membeda-bedakan, dimana dia akan hidup tanpa memiliki masa lalu dan sekarang, tetapi meliputi semuanya. Orang yang masih membeda-bedakan antara hormat dan hina, tinggi dan rendah, besar dan kecil, maka akan sulit baginya untuk dapat melihat Kebenaran yang mendasari semua hal.
|
” Maka orang yang mencapai kesempurnaan, dapat bekerja untuk kebaikan alam dan seolah-olah dapat menjadi perantara alam dalam mencurahkan Kasih Sayang kepada sesamanya (tanpa membeda-bedakan). Orang yang dirinya diliputi Cinta Kasih, dapat bekerja untuk alam dan dapat menjadi perantara alam dalam menyalurkan Cinta Kasihnya kepada sesama manusia (tanpa membeda-bedakan).” (Tao Tee Cing XIII, 3).
Kesempurnaan akan dicapai oleh orang yang mengakui adanya kekurangan dalam dirinya, karena dengan mengakui kekurangan dalam diri sendiri akan menyebabkan kita selalu dekat dengan Kebenaran Sejati. ” Dalam pribahasa kuno dikatakan; bahwa siapa yang mengaku dirinya serba kurang, justru dia akan menjadi sempurna.” (Tao Tee Cing XXII, 12 )
Sifat dari seseorang yang telah mencapai kesempurnaan, dilukiskan oleh Lau Zi akan mengalami kecermelangan, dimana manusia dari segala penjuru dunia
akan menggangguminya. Sesuai dengan kehidupan Buddha Gautama pada saat telah mencapai kesempurnaan, maka beribu-ribu orang telah datang untuk mencari perlindungan padaNya, melalui Sang Tri Ratna (Buddha, Dharma dan Sangha). Demikian juga Para Guru Agung sejarah lainnya yang telah menjalankan misi kemanusiaanNya di dunia ini, selalu dipuja oleh manusia dari segala penjuru yang datang untuk memperoleh perlindungan dariNya.
” Barang siapa mencapai persatuan dengan Tao, maka seluruh alam ini seolah-olah dalam genggaman tangannya; manusia dari segala dunia akan datang kepadanya, bukan untuk permusuhan melainkan untuk mendapatkan perlindungan darinya.” (Tao Tee Cing Bab 35, 1).
Sifat diam atau tenang, diungkapkan Lau Zi merupakan suatu sifat yang sempurna, yang merupakan sifat kekekalan atau kestabilan batin yang tinggi.
Dengan suasana diam kita mengamati tindakan, sehingga kegagalan dapat dihindarkan. Sifat diam dan tenang merupakan suatu pencapaian samadhi yang
mendalam, dimana tidak saja tercermin pada saat kita duduk bermeditasi, tetapi juga terpancar keluar dalam setiap kegiatan.
” Diam atau tenang, adalah kekekalan atau kestabilan yang sesuai dengan sifat yang sempurna.” (Tao Tee Cing Bab 45, 6).
Seorang yang telah dapat sempurnakan dirinya hingga sesuai dengan Tao, maka akan memiliki kebajikan untuk membimbing rumah tangganya dalam kesempurnaan, sehingga kebajikannya semakin luhur. Dengan kebajikan yang luhur tersebut dia akan melihat kesempurnaan orang lain, rumah tangga lain, kampungnya, negerinya, dan seluruh dunia. Dunia sering dikatakan tercipta dari pikiran, maka dengan pikiran positif yang tercapai dalam kesempurnaan, semua akan menjadi positif, semua akan sempurna. Pikiran positif menarik hal-hal yang positif, pikiran negatif menarik hal-hal yang negatif, demikianlah dunia itu tercipta.
” Maka dengan diri melihat diri; dengan rumah melihat rumah; dengan kampung melihat kampung; dengan negeri melihat negeri; dan dengan dunia melihat dunia. Seseorang yang telah mencapai kesempurnaan dirinya, maka dapat menggunakan pandangannya yang jelas terhadap diri orang lain dan setelah dia dapat menyempurnakan rumah tangganya sendiri, maka diapun dapat pandangan yang jelas rumah tangga lain. Sehingga dari kesempurnaan rumah tangganya sendiri, menjalar rumah tangga lain; dari kampungnya sendiri menjalar ke kampung lain; dari negerinya sendiri menjalar ke negeri lain, hingga jauh untuk kesempurnaan dunia.” (Tao Tee Cing Bab 54, 9).
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | ICCSG | Facebook Group Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan link aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/4212