Budaya-Tionghoa.Net| Contoh nyata lain adalah seorang yang bernama Li Chi dari propinsi Jian Shu, ayahnya adalah seorang pegawai di pengadilan propinsi. Suatu ketika, ayah Li mengetahui bahwa ada seorang tawanan dihukum mati, dia berusaha memohon keringanan hukuman untuk tawanan ini.
|
Ketika tawanan ini mengetahui usaha ayah Li untuknya, dia berkata kepada istrinya : “Saya begitu berhutang budi kepada orang ini, tetapi saya tidak ada cara untuk membalasnya, maukah anda mengundangnya ke rumah dan menikahinya? Mungkin ini akan menyenangkannya dan kesempatan saya untuk hidup lebih besar lagi”.
Istri tawanan tersebut menangis dan mendengarkan permintaan suaminya, dia tidak ingin melakukannya, tetapi hanya cara inilah dia dapat menolong suaminya pada saat ini. Karena itu, pada saat ayah Li datang berkunjung ke rumahnya pada hari berikutnya, dia menawarkan minuman arak dan menyampaikan keinginan suaminya.
Ayah Li menolak tawarannya untuk menikah, tetapi tetap berusaha keras menjernihkan kasus tersebut. Akhirnya tawanan tersebut dibebaskan, dia bersama istrinya datang ke rumah ayah Li untuk berterima kasih dan berkata : “Kebajikan yang seperti anda lakukan ini adalah sangat sulit ditemukan pada zaman ini, bagaimana saya membalas budi anda? Anda tidak mempunyai anak laki-laki, bagaimana kalau anda menikahi putri saya, hanya inilah cara saya membalas budi anda, terimalah!”
Ayah Li menerimanya dan segera melahirkan seorang anak laki-laki dan diberi nama Li Zhi. Li lulus ujian negara tingkat tinggi pada saat dia hanya berumur dua puluh tahun. Anak Li yang bernama Gao, cucu dari Lu dan cicitnya Da Wun semua lulus ujian negara level tinggi dan diangkat sebagai pejabat pemerintah.
Sepuluh contoh di atas semua menceritakan kebajikan yang berbeda dan dilakukan orang yang berbeda pula. Walaupun perbuatannya berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu “berbuat baik”. Bila kita lebih mendalam meneliti kebajikan, kita akan menemukan banyak perbedaan.
Ada kebajikan yang sejati dan palsu, kebajikan yang lurus dan kebajikan yang miring, kebajikan yang tersembunyi (Yin) dan kebajikan yang terbuka (Yang), yang benar dan salah, yang tegak atau yang condong, yang penuh atau setengah penuh, yang besar atau yang kecil, yang mudah dan yang sulit.
Perbedaan jenis-jenis kebajikan ini masing-masing mempunyai peraturannya tersendiri yang harus benar-benar dipelajari dan dimengerti. Jikalau tidak, kadang kala kita mengira telah berbuat kebaikan, tetapi sebaliknya kita malah berbuat kesalahan. Sekarang saya akan menjelaskan perbedaan jenis-jenis kebajikan tersebut satu persatu.
Apa yang disebut kebajikan sejati dan palsu? Pada zaman dinasti Yuan, sekumpulan pelajar mengunjungi guru besar Jung Feng di Gunung Tianmu, satu murid berkata : “Buddha selalu mengajarkan hukum karma, yang baik dan buruk adalah ibarat bayangan badan, akan mengikuti kemana saja kita pergi”.
Ini menjelaskan bahwa perbuatan baik selalu mengundang keberuntungan dan berbuat jahat selalu mengundang bencana.
Hengki Suryadi
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.