Budaya-Tionghoa.Net | Presiden Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun lebih akhirnya turun panggung pada tahun 1998 Mei 21. Seiring dengan makin mendalamnya gerakan demokrasi dan reformasi, politik diskriminasi terhadap orang Tionghoa di Indonesia juga mendapatkan perubahan. Berbagai partai politik, organisasi dan organ-media orang Tionghoa, berbondong-bondong mengajukan penggantian kembali sebutan ¨Cina〃 menjadi ¨Tiongkok〃 dan ¨Tionghoa〃. Dan masalah tersebut telah menjadi perdebatan hangat didalam masyarakat.
|
Sebenarnya yang mana lebih tepat, sebutan ¨Tiongkok〃 atau ¨Cina〃? Sebutan ¨Zhong Hua Ren Min Gong He Guo〃 menjadi ¨Republik Rakyat Tiongkok〃 atau ¨Repiblik Rakyat Cina〃? Lalu, sebutan Keturunan Tionghoa atau Keturunan Cina bagi ¨Hua Yi〃 di Indonesia? Dimana makna ¨Cina〃 yang mengandung penghinaan itu sesungguhnya?
Yang pasti, sebutan yang tepat terhadap satu negara, ¨Tiongkok〃 atau ¨Cina〃 adalah masalah kehormatan, begitu juga sebutan terhadap orang Hua di Indonesia menjadi ¨orang ¨Tionghoa〃 atau orang ¨Cina〃 adalah masalah kehormatan bagi mereka. Tiongkok dan berbagai lapisan rakyat di Indonesia sangat memperhatikan masalah-masalah sensitif ini, masalah wajar yang terjadi dalam hubungan perasaan sesama manusia.
Ijinkanlah saya mengajukan pendapat-pendapat pribadi saya mengenai masalah ini.
1. Asal-usul sebutan ¨Tiongkok〃 dan ¨Cina〃.
Kalau kita usut sebutan ¨Tiongkok〃 dari dinasti Shang, dimana ketika itu daratan Tiongkok terpecah jadi banyak negara-negara atau kerajaan kecil, sebentar tunduk, sebentar mengkhianati kerajaan Shang. Ketika dinasti Shang menguasai wilayah ditengah-tengah kerajaan yang berada disebelah Timur, Barat, Utara dan Selatan, maka negara kerajaan ini disebut ¨Tiongkok〃 (Zhong Guo dalam lafal bahasa daerah Hokian, yang juga berarti Negara-Tengah).
Sebenarnya, kalau diteliti lebih jauh, istilah ¨Tiongkok〃 sudah muncul didalam ¨ Kumpulan Sajak-kuno〃 jaman kerajaan Zhou. Kerajaan Zhou Barat menyatakan daratan dan kerajaan ditengah sebagai ¨Tiongkok〃, yang merupakan daerah central dan pusat kebudayaan. Begitulah kemudian setelah makin bersatunya bangsa Tionghoa menggunakan sebutan ¨Tiongkok〃 sampai saat kini.
Sedangkan istilah ¨China〃 yang biasa disebutkan orang asing pada ¨Tiongkok sebenarnya adalah netral saja. Sebagaimana penulis pernah menyatakan, jauh pada pertengahan abad 7, seorang Biksu Zheng (Pendeta Budha) ternama Tiongkok ke India ¨Melawat Ke-Barat〃, menyatakan orang India menyebut Tiongkok sebagai ¨Moko China〃. Didalam ¨Riwayat Biksu-Chi Shi〃 juga tercatat dengan menjelaskan ¨China〃 sebagai ¨Kebudayaan China〃. Didalam ¨Kumpulan Istilah Terjemahan〃 dari Song She Fa Wen, disebut: ¨ China sebagai satu negara budaya.
Yang memuji negera tersebut sebagai tempat mendapatkan baju-pakaian〃. Hingga jaman kini, Biksu Sumansu berpendapat, ¨Istilah China, bukan berasal dari bunyi dinasti ˉQinˇ, karena dalam sajak kuno India ˉMokoborotoˇ sudah menyebutkan panggilan china itu〃. Berdasarkan buku dari India dimasa dinasti Boroto, yaitu dimasa dinasti Shang di Tiongkok pada tahun 1400 SebelumMasehi, sudah digunakan istilah ¨China〃. Dengan demikian jelas, bahwa ¨China〃 tidak ada hubungan dengan ¨Qin〃, juga tidak mungkin lebih dahulu adanya jaman-porselen, baru muncul sebutan ¨China〃 sebagai Tiongkok. Sementara orang beranggapan ¨China〃 muncul dari istilah ¨Jing〃 yaitu Negara Chu.
Pada saat jenderal Zhuang meresmikan dirinya sebagai raja negara Chu diabad 4 Sebelum Masehi. Ketika itu didalam tulisan-tulisan di India, Persia dan Eropah sudah muncul sebeutan ¨China〃 untuk Tiongkok. Sedangkan berdasarkan ¨Encyclopedia〃 terbitan terbaru, menyatakan ¨China〃 berasal dari bunyi ¨Qin〃 dinasti. Dan ¨Encyclopedia〃 ini secara sepintas menyatakan ucapan Biksu Zheng Yi Jing dari dinasti ¨Tang〃 bahwa orang barat menyebutkan negara ¨Tang〃 sebagai ¨China〃. Sementara pelajar diluar negeri juga tidak setuju menyatakan bahwa ¨China〃 berasal dari bunyi ¨Qin〃 dinasti.
Pada saat ini sebutan dunia barat pada Tiongkok, sebagaimana seorang Profesor bahasa Latin menyatakan: ¨ istilah ˉZhong Guoˇ didalam bahasa Inggris menjadi ˉChinaˇ, bahasa Perancis menjadi ˉChineˇ, bahasa Jerman menjadi ˉChinaˇ adalah perubahan dari bahasa latin ˉCinaˇ. Di Jepang, istilah ¨China〃 baru muncul sekitar pertengahan jaman Dinasti Ming. ¨Ditahun 1895, Jepang dari Persetujuan ˉMaKwanˇ mendapatkan 200 juta gr Emas dan pulau Taiwan〃. Ketika itu orang Jepang berteriak girang :〃Jepang menang! China kalah!〃 Dengan demikian, sejak saat itu mulailah dari menghormati Tiongkok menjadi memandang rendah dan menghina. Dari peperangan itulah, Jepang menyebut Tiongkok yang semula Morokoshi Kara menjadi ¨China〃. Tiongkok sebagai negara kalah perang didalam perang Tiongkok-Jepang (1894 – 1895). Dan sebagai penyelidik jalan menuju negara perkasa, serombongan pemuda Tionghoa belajar ke Jepang. ¨Diantara orang Tionghoa ketika itu, tidak sedikit yang merasa istilah ˉnegara Qingˇ mengandung arti negara asing menguasai Tiongkok, maka sangat “membencinya〃. Misalnya, Liang Qi Chau dan Huang Xing adalah yang berpendapat demikian.