Budaya-Tionghoa.Net | Juga kedokteran berkembang dengan cepat dimasa Huang-Di , diwaktu itu hidup dua ahli kedokteran Tionghoa yang terkenal ialah: Qi-Bo dan Lei-Gong. Huang-Di sendiri adalah seorang ahli kedokteran dijamanya, kita kenal buku yang di edit oleh Huang-Di : “Huang-Di Nei-Jing”, suatu tulisan kedokteran klasik Tionghoa.
Dalam buku ini dapat orang mempelajari penyakit, prevention, diagnostik dan pengobatannya, dari materia medica, akupuntur, pijat, Qigong sampai seksualitas. Huang-Di mengumpulkan ahli-ahli kedokteran yang ternama diseluruh negeri dan beliau bertanya jawab (semacam symposium pada jaman modern) dengan dokter-dokter tersebut, lalu sekretarisnya mencatat semua tanya jawab itu. Demikian pula beliau mengadakan symposium mengenai seksualitas yang merupakan tanya jawab antara para wanita dan Huang-Di.
Dengan demikian Huang-Di adalah orang pertama yang menulis seksualitas secara ilmiah pada jamannya, dan yang penting pula dilihat dari sudut wanita. Buku ini sampai sekarang dipakai untuk para mahasiswa di fakultas kedokteran Tionghoa, baik di daratan Tiongkok maupun di-Taiwan. Saya kira buku-buku “Huang-Di Nei-Jing” , “Shen-Nong Ben Cao-Jing” , tidak ditulis pada masa hidupnya oleh kedua penguasa, namun pemikiran mereka diteruskan turun menurun, baru kira-kira 600 SM dituliskan menjadi buku.
Dijaman Huang-Di banyak penemuan-penemuan baru seperti kapal laut dengan alat tujuan yang senantiasa menuju ke utara, dan alat ini merupakan precursor dari kompas. Istri dari Huang-Di, Lei-Zhu mengembangkan penenunan sutra dan beliau dianggap sebagai ibu suri yang menemukan kultur ulat sutra. Orang Tionghoa pada masa itu menjuluki Lei-Zhu sebagai Dewi Sutera. Sejarah Tiongkok mengatakan bahwa ekonomi, kultur dan peradaban meningkat dengan pesatnya, dimana masyarakat primitif meningkat menjadi masyarakat yang berkelas.
Keturunan-keturunan Huang-Di ialah Shao-Hao, anaknya Huang-Di dan kuburannya berada di kota Qu-Fu di Shandong, tempat kelahiran Confucius. Yao generasi kelima dari Huang-Di, emperor yang ibu kotanya berada di Peng-Yang sekarang Lin-Feng in propinsi Shanxi. Shun, adalah generasi ke sembilan dari Huang-Di dan orang2 Tionghoa mendirikan satu kuil untuk menghormatinya. Tempel itu terletak di Shun-Wang selatan timur dari Shao-Xing. Yao dan Shun adalah penguasa yang sangat bijaksana dalam sejarah Tiongkok dan banyak disitir oleh Confucius , kebijaksanaannya.
Sampai sekarang kedua figur Yan-Di dan Huang-Di masih dihormati oleh orang Tionghoa yang dianggap sebagai ayah dari bangsa Tionghoa. Setiap tahun banyak pengunjung Huayi (keturunan Tionghoa yang telah mendapatkan warga negara dimana mereka tinggal) dan Hua Chiao (keturunan Tionghoa yang hidup diluar negeri, tetapi masih memegang paspor Tiongkok) dari luar negeri yang mengunjungi kuburannya di Gunung Tian-Tai, untuk menghormat mereka sebagai nenek moyang legendaris dari bangsa Tionghoa.
Saya berpendapat dari beberapa literatur yang saya baca, Huang-Di lebih ternama dari Yan-Di. Rakyat Hua menganggap bahwa mereka hidup ditengah-tengah (Zhong, Hokkian dibaca Tiong) dari dunia, maka mereka menamakan bangsanya Tionghoa (mandarin Zhonghua atau bangsa Central Hua) atau sekarang disingkat Hua-Ren. Tiongkok (Zhongguo) berarti negara yang letaknya di-tengah dunia, dan rakyatnya disamping Hua Ren (Orang Hua) disebut juga Zhongguo Ren (orang Tiongkok).
China dinamakan oleh regime Guo Ming Dang “ Zhong Hua Ming Guo” (Republik Zhong Hua) dan oleh regime Gong Chang Dang “Zhong Hua Ren Ming Gong He Guo” (Republik Rakyat Zhong Hua). Keduanya memakai kata Zhong Hua (Tionghoa) untuk mengistilahkan China. Disini dapat kita tinjau begitu pentingnya istilah Zhong Hua bagi rakyat Tiongkok. Sekarang semua rakyat Tiongkok tidak melihat etnisnya, mayoritas atau minoritas disebut Hua ren dan bahasa mandarin disebut Hua-Yu (Yu berarti bahasa) atau Han-Yu.
Asal usul China (Cina) berasal dari Barat yang menghubungkan orang Tionghoa dengan emperor Chin (Qin) yang telah mempersatukan Tiongkok jaman The Warring States. Setelah mempersatukan Negara Tiongkok, dinasti Qin hanya memerintah antara 221-206 SM . Kaisar Qin memerintah negara Tiongkok dengan kejam, beliau membakar buku-buku filsuf ternama Tiongkok dan membunuh intelektual-intelektual ternama. China adalah negara Tiongkok yang dihubungkan dengan emperor Qin (Orang Inggris menulisnya dengan Chin) dan orang Tionghoa di sebut Chinese.
Saya menulis artikel-artikel ini agar anak-anak muda Huayi (keturunan Tionghoa) bisa mengenal identitasnya, karena saya anggap mengenal identitas itu penting bagi integrasi orang2 Tionghoa ke masyarakat dimana mereka tinggal. Menbangun rumah memerlukan fondasi yang kuat dan untuk integrasi juga membutuhkan fondasi, karena bila kita mengetahui identitas kita maka kita menjadi warga negara yang sadar dan tidak sampai menuju ke extremitas atau menderita krisis identitas.
[Kembali ke bagian pertama tulisan ]
Dr. Han Hwie Song
Breda ( Nederland), 12-10-2001
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua