Budaya-Tionghoa.Net | Tahun 1730 BCE, raja Jie dari dinasti Xia marah akibat upeti yang dipersembahkan oleh adipati/raja muda setempat bernama Youshi terlalu sedikit. Raja Jie lalu memerintahkan pasukan kerajaan untuk menghukumnya. Youshi yang sadar pasukannya tidak mungkin menandingi pasukan kerajaan menyerahkan putrinya sendiri yang bernama Meixi dan berbagai perhiasan berharga untuk meredakan kemarahan raja Jie.Sebelumnya, Mei Xi dititipkan pesan oleh ayahnya agar mencari cara untuk menghasut rakyat melawan raja Jie.
|
Raja Jie sangat menyukai kecantikan Mei Xi dan menjadikannya sebagai selir kesayangan lalu melimpahinya dengan berbagai kemewahan. Mei Xi segera menjalankan rencana ayahnya dengan mengatakan bahwa dia tidak mungkin tinggal di istana kecil yang jelek. Sang raja lalu memerintahkan pembangunan sebuah istana besar dan mewah untuk memenuhi permintaan Mei Xi.
Pembangunan istana ini membawa penderitaan dan kesengsaraan bagi banyak rakyat jelata. Setelah selesai, raja Jie berkomentar bahwa istana baru itu tampak miring, karenanya dia menamakannya sebagai “istana miring”. Istana baru ini sangat mewah, ruangannya dihiasi berbagai permata, batu giok dan gading, tempat tidurnya diukir dari batu giok yang sangat besar.
Kemudian raja Jie dan Mei Xi pindah ke istana baru, setiap hari bersenang-senang. Untuk itu Mei Xi menghasut raja Xie agar menambah 3000 penyanyi dan penari untuk menghibur. Tentu saja 3000 penyanyidan penari itu direkrut secara paksa dari rakyat jelata. Tidak hanya itu, raja Jie juga memerintahkan pejabat-pejabatnya untuk membangun sebuah kolam / danau buatan yang berisi anggur, di sekelilingnya ditanami pepohonan dan tanaman lainnya. Di pohon-pohon tersebut digantungkan daging yang telah diawetkan (seperti dendeng). Karenanya, terciptalah ungkapan “kolam anggur dan pohon daging”. Setiap hari kaisar Jie dan Mei Xi berpesiar dengan perahu mewah di kolam/danau buatan tersebut, menikmati kolam anggur dan pohon daging sambil dihibur dengan 3000 penari dan penyanyi yang mengelilingi kolam / danau buatan itu.
Setelah beberapa lama, Mei Xi bosan dengan nyanyian dan tarian dan tampat murung. Raja Xie yang mencoba membujuknya untuk berpesiar di kolam anggur pohon daging tanpa sengaja menarik dan mengoyakkan lengan baju sutra Mei Xi. Suara koyakan sutra membuat Mei Xi senang, ia lalu meminta raja Xie mengoyakkan lebih banyak kain sutra lagi. Taishi, seorang pejabat senior, bersama bawahannya, Zhong Gu mencoba menasihati perilaku raja Jie yang tidak masuk akal. Namun raja Jie tidak menggubrisnya. Karena kecewa mereka lalu pindah mengungsi ke negara bagian Shang.
Berikutnya, giliran pejabat senior Guan Longfeng masuk istana untuk memberikan nasihat sambil membawa sebuah lukisan kuno. Ketika menghadap, raja Jie kemudian menanyakan perihal benda yang dibawa Guan Longfeng. Ia menjelaskan bahwa benda itu adalah sebuah lukisan kuno. Di dalamnya digambarkan bagaimana nenek moyang raja Xie, raja Yu membangun dinasti Xia. Raja Yu menderita bersama rakyat selama 13 tahun untuk membuat sistem pengairan guna mengatasi banjir yang sering terjadi di Tiongkok. Selama raja Yu memerintah, dia selalu hidup sederhana. Mendengarkan penjelasan ini, raja Jie malu dan marah. Dia lalu memerintahkan agar lukisan kuno itu dibakar. Guan Longfeng yang setia berusaha menyelamatkan lukisan itu dan menolak perintah raja Jie, akhirnya dia dihukum mati (dipenggal). Sesaat sebelum dihukum, Guan Longfeng masih sempat berusaha memberikan nasehat, namun tetap tidak dipedulikan.
Raja Jie kemudian menerima dua selir baru yang menurutnya lebih cantik dari Mei Xi. Dia lalu memerintahkan para pejabatnya untuk membangun dua istana miring yang baru dan lebih mewah untuk kedua selir barunya, namun para pejabat menjawab bahwa dana yang dimiliki keuangan kerajaan sudah tidak sanggup lagi untuk membangun kedua istana baru itu. Mendengar itu, raja Jie bermaksud mengirimkan pasukan untuk menaklukkan dan merampok negara bagian Shang yang kaya. Akan tetapi, pasukan kerajaan juga tidak mempunyai sumber daya lagi untuk mewujudkan keinginan raja Jie. Semua sumber daya negara telah habis dihambur-hamburkan oleh raja Jie dan Mei Xi.
Zhao Liang, seorang pejabat yang licik kemudian menawarkan sebuah ide “memancing harimau turun gunung” kepada raja Jie yang langsung disetujui. Zhao Liang lalu berangkat ke negara bagian Shang sebagai duta negara untuk mengundang raja muda negara bagian Shang, Cheng Tang, datang ke istana Xia dengan alasan raja Jie ingin membahas urusan negara dengan raja muda Cheng Tang. Setibanya Cheng Tang di Xia, dia langsung ditahan di penjara.
Para pejabat Shang lalu mengumpulkan banyak upeti perhiasan dan wanita cantik untuk menebus raja muda Shang. Gembira atas upeti baru itu, raja Jie kemudian mengibaratkan dirinya seperti matahari di langit yang tidak pernah/mungkin jatuh. Karenanya, muncul ungkapan “matahari yang tidak mungkin jatuh”.
Setelah bebas dari penjara, raja muda Cheng Tang berusaha keras memakmurkan negara, mengembangkan produksi pertanian dan menunjuk orang-orang berdasarkan jasa dan bakat mereka. Ia lalu mengangkat seorang bijaksana dari klan Youxin bernama Yi Yin. Dia lalu memanggil Yi Yin untuk berdiskusi. Dalam diskusi tersebut, Cheng Tang memuji kebijaksaan dan ketajaman politik Yi Yin, lalu ia meminta Yi Yin membujuk raja Jie untuk meninggalkan cara-caranya yang jahat. Untuk itu Yi Yin segera berangkat ke Xia. Namun tak lama kemudian, Yi Yin sudah kembali. Raja muda Cheng Tang yang heran bertanya kepada Yi Yin mengapa ia cepat sekali kembali. Yi Yin lalu menjawab bahwa dia sudah mengamati raja Jie dari dekat dan menurutnya bahwa raja Jie sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Dia lalu menyarankan agar raja muda Cheng Tang mengerahkan segala sumber daya untuk menggulingkan dinasti Xia.
Menuruti saran Yi Yin, Cheng Tang lalu mempersiapkan segalanya. Setelah semuanya dipersiapkan, dia lalu melancarkan pemberontakan yang didukung oleh mayoritas rakyat dan tentara. Pemberontakannya berhasil, dalam perang penentuan di daerah Mingtiao, pasukan Xia akhirnya kalah. Raja Jie kemudian ditangkap dan dipenjara di Nanchao. Tiga tahun kemudian dia wafat. Dengan itu, berakhirlah dinasti Xia dan dinasti Shang bangkit. Matahari palsu itu akhirnya jatuh juga.
Henyung
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | ICCSG | Facebook Group Budaya Tionghoa
REFERENSI :
- Tian Hengyu , “Infamous Chinese Emperors” ,