Budaya-Tionghoa.Net | Banyak orang Indonesia yang sudah mengenal Bakcang, banyak Tionghoa Indonesia yang tahu bahwa itu berkaitan dengan perayaan PekCun, tapi mungkin sedikit yang mengenal apa makna perayaan Pekcun ini. Di bawah ini adalah ulasan singkat yang saya tulis untuk mengantar sebuah terjemahan puisi klasik ” Lisao”, semoga dapat memberi gambaran kasar.
|
Qu Yuan adalah symbol patriotisme bagi rakyat Tiongkok, sekaligus penyair besar pertama dalam sejarah satra Tiongkok. Kaya Lisao juga tercatat sebagai puisi terpanjang.
Sangat ironis, karya masternya ini digubah di tengah kepedihan mendalam, kecewa dan putus asa menyaksikan keruntuhan negeri. Menolak menerima kenyataan, dia memutuskan bunuh diri, dengan ikatan batu meloncat masuk ke dalam sungai Milo. Sekian perahu pernah dikerahkan untuk mencari jasadnya namun tak di ketemukan. Rakyat pun melempar kue beras ke air sambil berharap ikan ikan yang cukup kenyang tak jadi memangsa mayatnya. Kini, setiap tahun di hari wafatnya, dalam festifal Duanwu atau festifal Perahu Naga, rakyat berlomba perahu dan makan kue bakcang, untuk memperingati dirinya.
Menggunakan imajinasi yang sangat kaya dengan gaya yang menawan, Lisao mengungkapkan kecintaan terhadap tanah air dan kepedihan atas pengasingan dirinya. Meski telah disingkirkan dari lingkaran kekuasaan dan dibuang oleh rajanya sendiri, Qu Yuan tetap memendam semangat untuk menyelamatkan negeri. Kecintaan pada rakyat dan negerinya telah membuat puisi ini berkilau dan abadi.
Dalam bertutur, puisi ini banyak memanfaatkan berbagai cerita legenda. Namun semua ini hanya dipakai sebagai alat untuk mengungkapkan realita hidup dan perasaan penyair. Puisi ini merupakan puisi realis dari segi isi sekaligus romantik dari segi gaya.
Foto Ilustrasi : Vmenkov., “A statue of Qu Yuan in a dragon boat on one of Singapore’s central streets. A display for the Dragon Boat Festival.”, 31 May 2009
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua