Budaya-Tionghoa.Net | Hari ini diperkirakan bumi akan memiliki penduduk sejumlah 7 miliar manusia. Tiongkok berkontribusi seperenam dari jumlah itu. Sangat menurun dibandingkan di awal tahun 1700an yang mencapai sepertiga jumlah penduduk bumi ketika itu.One-child policy yang diterapkan di Tiongkok sejak era Mao berhasil menekan sedikitnya penambahan 400 juta manusia sejak 1979 (National Population and Family Planning Commission, China). Sekarang ini individu di Tiongkok memang mengonsumsi energi tertinggi dibanding individu lain di negara berkembang, yang tentu saja sangat berpengaruh dengan keseluruhan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Tiongkok “hanya” mengonsumsi 20% saja dari total energi per kapita masyarakat Amerika. Jumlah penduduk China yang jauh lebih banyak dari Amerika ternyata tidak serakus konsumsi energinya dibanding Amerika. Bisa dimaklumi, bukan hanya di Amerika, tapi juga di negara barat lainnya, prinsip “live the life to the fullest” selalu dianut dan dijunjung tinggi.
|
Hari ini bumi diperkirakan akan memiliki tujuh miliar populasi. Tujuh miliar! Coba klik: http://www.breathingearth.net/ perhatikan simulasi dan ilustrasi canggih ini. Di situ nampak jumlah total populasi penduduk bumi, yang berkelip-kelip seperti bintang menandakan Kelahiran, yang berkelip-kelip bulat menandakan Kematian.
Betapa cepatnya manusia bereproduksi, bermultiplikasi dengan kecepatan yang luar biasa. Hanya diperlukan waktu 13 tahun untuk memenuhi bumi satu miliar manusia lagi. Tigabelas tahun lalu penduduk bumi masih sekitar 6 miliar! Walaupun, lebih lambat 4 tahun dari yang diperkirakan oleh United Nations Population Fund – diperkirakan 2007 mencapai 7 miliar – membayangkan bumi penuh sesak manusia sejumlah 7 miliar cukup “mengerikan”.
Manusia ketujuh miliar yang akan lahir nanti hampir bisa dipastikan lahir di kawasan Asia Pacific di mana pertumbuhan penduduknya tertinggi di dunia.
One-child policy yang diterapkan di China sejak era Mao berhasil menekan sedikitnya penambahan 400 juta manusia sejak 1979 (National Population and Family Planning Commission, China). Meningkatnya jumlah penduduk bumi ini menyebabkan meningkatnya tantangan-tantangan untuk mencukupi kebutuhan manusia sekian banyaknya – mengutip Safiye Cagar, direktur informasi dan hubungan masyarakat dari United Nations Population Fund.
“How do we ensure that each of us has a decent standard of living while sustaining Earth’s resources?” Cagar said.
Yuan Xin – seorang profesor dari Nankai University – mengatakan bahwa jumlah populasi yang luar biasa besar ini akan sangat memengaruhi kelangsungan sumber daya alam bumi kita ini. Standar kehidupan seabad yang lalu jelas sangat berbeda jauh dengan sekarang ini. Apalagi bukan hanya ‘standar kehidupan’ yang biasa-biasa saja yang dicari sekarang, melainkan yang disebut ‘quality of life’, tentunya membutuhkan sumber daya yang lebih banyak lagi.
Pencapaian China dalam pengendalian pertambahan penduduk berperan sangat besar untuk dunia secara umum. Namun Profesor Yuan Xin mengingatkan bahwa jika gaya hidup masyarakat di China makin mengikuti gaya hidup barat, tidak dibutuhkan waktu lama untuk mengacaukan keseimbangan ekosistem dunia.
Sangat beruntung bahwa China “hanya” mengonsumsi 20% saja dari total energi per kapita masyarakat Amerika. Jumlah penduduk China yang jauh lebih banyak dari Amerika ternyata tidak serakus konsumsi energinya dibanding Amerika. Bisa dimaklumi, bukan hanya di Amerika, tapi juga di negara barat lainnya, prinsip “live the life to the fullest” selalu dianut dan dijunjung tinggi.
Beberapa contoh dapat disebutkan:
Kenyamanan peralatan rumah tangga. Rata-rata masyarakat dunia barat – terutama Amerika, peralatan listrik di rumahnya hampir pasti lengkap. Sebut mulai dari garasi otomatis, AC dan/atau pemanas di tiap ruangan, kulkas besar, microwave, mesin cuci piring, mesin cuci, setrika, hair dryer, kompor listrik, mesin kopi, TV layar lebar di hampir tiap ruangan rumah, dan sebut saja semua peralatan rumah tangga untuk kenyamanan hidup. Dan tiap-tiap alat tsb, konsumsi daya listriknya pasti luar biasa besar. Ambil contoh saja hair dryer. Bandingkan hair dryer untuk rumah tangga di Indonesia, pasti di bawah 500 Watt, sementara di Amerika minimal 1000-sekian Watt. Itu baru satu contoh peralatan, belum yang lainnya.
Kebiasaan makan juga sangat berbeda. Di Amerika, lebih banyak mengonsumsi protein hewani dengan porsi yang berlebih, masih ditambah dengan segala jenis dairy products dan turunannya. Trend kebiasaan makan di Asia mulai bergeser mengikuti barat. Makin meningkatnya konsumsi daging dan dairy products juga menyebabkan peningkatan polusi dan energi. Energi dan polutan yang dihasilkan untuk mengusahakan 1 kilogram daging sapi jauh lebih besar daripada polutan yang dihasilkan ketika mengendarai mobil. Belum lagi penggunaan air yang luar biasa besar untuk peternakan.
Untuk menghasilkan daging 1 kg diperlukan air sebanyak 18.170 liter, sementara untuk menumbuhkan 1 kg gandum hanya diperlukan 190 liter air. Anda lebih menghemat air dengan tidak memakan daging 1 kg dibanding jika anda tidak mandi selama 1 tahun! Seorang vegetarian hanya memerlukan 1135 liter air per hari untuk semua keperluannya, sementara seorang pemakan daging memerlukan lebih dari 15.000 liter per hari.
Peternakan adalah kegiatan yang sangat tidak efisien. Ternak membutuhkan makanan dalam jumlah yang besar hanya untuk menghasilkan sepotong daging. Ternak membutuhkan grain, kedelai, oat dan jagung untuk makanannya. Ditaksir sekitar 70% hasil pertanian di Amerika digunakan untuk memberi makan ternak.
Sekarang ini individu di China memang mengonsumsi energi tertinggi dibanding individu lain di negara berkembang, yang tentu saja sangat berpengaruh dengan keseluruhan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Namun demikian, China masih “jauh ketinggalan” dibandingkan dengan Amerika untuk masalah konsumsi energi dan konsumsi sumber protein hewani.
Pemerintah China sudah mengenali permasalahan ini dan mengambil beberapa langkah untuk mengantisipasinya. Di saat yang bersamaan dengan tingginya tingkat konsumsi energi, China juga merupakan pelopor di kawasan Asia dengan pembangkit listrik tenaga angin terbesar di dunia dengan kapasitas terpasang 45 GigaWatt dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bukan hanya dalam skala masif, tapi dalam skala kecil – seperti misalnya lampu jalan – juga sudah mulai tersebar di mana-mana, seperti contohnya di Shanghai ini.
Tingkat Kesuburan dan Angkatan Kerja
Lepas dari semua permasalahan yang harus dihadapi dunia, bayi yang ke 7 miliar hari ini memiliki peluang hidup melewati usia 5 tahun jauh lebih tinggi dibandingkan 10 tahun yang lalu. Tentu saja ini erat kaitannya dengan tingkat kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran serta peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.
Sekitar sepertiga negara-negara di dunia tingkat kesuburannya di bawah 2.1 – angka rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa hidupnya. Dan angka itu semakin kecil untuk beberapa negara maju, sehingga menyebabkan porsi usia lanjut semakin banyak dan usia produktif makin berkurang.
Walaupun tingkat kesuburan sudah jauh berkurang dibandingkan di tahun 1960an, PBB memerkirakan populasi bumi akan mencapai 9.3 miliar di pertengahan abad 21 ini.
Jumlah penduduk China saat ini sekitar 1.34 miliar, akan mencapai 1.45 miliar di tahun 2030, mencakup seperenam jumlah penduduk dunia. Angka ini merupakan penurunan drastis dibandingkan sepertiga jumlah penduduk dunia di akhir 1660an dan awal 1700an. India diperkirakan akan mengambil alih China sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di tahun 2050.
Yang mengerikan sekaligus memprihatinkan adalah angka kesuburan tertinggi di dunia adalah Niger 7.07 – membuktikan “hipotesis” bahwa makin rendah tingkat kemakmuran suatu negara kemungkinan angka kesuburan dan tingkat kelahirannya semakin tinggi.
Permasalahan lain yang timbul adalah jumlah angkatan kerja. Dengan menurunnya tingkat kelahiran di negara-negara maju, usia produktif jauh menurun dan membutuhkan tenaga kerja dari negara-negara berkembang. Tren imigrasi ke negara maju akan makin meningkat di tahun-tahun yang akan datang.
Di China sendiri juga akan mengalami hal yang sama, penurunan cukup drastis angkatan kerja mulai menyebabkan permasalahan. Usia produktif 15-59 tahun, menurun dari 940 juta menjadi 750 juta, sementara usia lanjut meningkat drastis 178 juta menjadi 480 juta – 13.3% dari jumlah populasi menjadi 34%.
Kamsia dan salam hormat, Aji
Demikian sekelumit tulisan saya yang hari ini tayang di:
http://baltyra.com/2011/10/31/bumi-hari-ini-7-miliar-manusia/
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing List Budaya Tionghua 60751