Budaya-Tionghoa.Net | Kita tentu mengenal empat kata ini “Jin Zhong Bao Guo” , melindungi dan mengabdi pada negara dengan segenap hati. Dikarenakan empat kata inilah, Yue Fei berjuang mati-matian melawan penjajah tanah airnya. Dicatat dalam sejarah bahwa, karena kesetiaannya Yue Fei [1103-1142 M] tidak memberontak kepada kaisar Gaozhong 高宗 [1107-1187 M] –yang telah menghianati perjuangan Yue Fei–demi mengamankan tahtanya sendiri.
|
Yang disayangkan adalah mungkin Yue Fei terlalu meresapi “Jin Zhong Bao Guo”. Seharusnya dia menyadari bahwa “Bao Guo” bukanlah “Bao Tian Zhe” (bela kaisar). Sayangnya konsep bela tanah air tidak populer di jaman itu. Kaisar / putra langit dianggap identik dengan tanah air, sesuatu yang amat sangat disayangkan.
|
Seandainya saja Yue Fei memberontak, menurunkan kaisar Gaozhong, lalu naik tahta sendiri (ini tidak sesuai dengan sifatnya) atau mencari seorang kaisar yang jauh lebih baik (lebih sesuai dengan sifatnya), dunia yang kita kenal mungkin akan berbeda.
Yue Fei mungkin kebablasan hendak membebaskan dua mantan kaisar yang ditawan. Tindakannya ini akan membuat kaisar yang berkuasa akan kehilangan legitimasinya. Walau bagi Yue Fei , tindakannya adalah memulihkan harkat kerajaan.
Yue Fei berani melawan perintah untuk tidak maju ke Utara, sampai mesti berulang kali diperintahkan baru mau mundur [kalau tidak salah 12 kali keputusan kaisar]. Lalu kenapa persistensinya itu tidak diarahkan buat menurunkan kaisar lalim itu (Gaozhong) ? Pasukan yang dimiliki Yue Fei bisa dia gerakkan untuk melakukan hal itu, tapi masalahnya dia memilih untuk tidak melakukannya karena Jin Zhong Bao Guo. Akan jauh lebih baik apabila dia menurunkan kaisar Gaozhong, menempatkan kaisar baru yang lebih baik, lalu melanjutkan ekspedisi ke utara.
Beberapa kemungkinan alur sejarah yang akan terjadi:
- Mongolia mungkin tidak akan bangkit dan menguasai Tiongkok, yang bisa juga berarti , Xi Xia tetap eksis, Nan Chao tetap eksis sehingga Thailand [Siam] mungkin penduduknya dan pemerintahannya berbeda.
- Penggunaan mesiu sebagai senjata peperangan (granat jaman Song) tidak akan mencapai Barat, sehingga akan ada penundaan penggunaan senjata api dalam peperangan selama beberapa abad.
- Dan masih banyak lagi kelanjutannya, tetapi yang jelas, kalau dia berhasil, harkat dan martabat Tiongkok tidak akan hancur lebur selama berabad-abad.
Memang jika berandai-andai semua bisa terjadi. Tapi peperangan antara dinasti Song dengan kerajaan Xi Xia sudah terjadi berulang kali hingga Song Utara dapat dikatakan lenyap. Pada tahun 1040 sudah terjadi perang dengan Xi Xia. Masalah mesiu , kerajaan Liao juga sudah menguasai teknologi mesiu walau belum sehebat Dinasti Song. Pada peperangan pertama antara Xi Xia dengan Song utara saja sebenarnya sudah terbukti bahwa militer Song sudah lemah.
Sebenarnya, pada Dinasti Song selatan, jenderal perang yang potensial tidak hanya Yue Fei, masih banyak jendral lain , termasuk sang empu penyair Xin Qiji. Sejelek-jeleknya sang kaisar , bawahan harus tetap mematuhinya dan mana boleh ada pikiran melawan! Yang berani memberontak umumnya para petani, bukan para birokrat.
Partisipan : Hendri Irawan , Xuan Tong , Rinto Jiang , Zhou Fuyuan.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Photo Credit : Description Painting of a subject from the legend of en:Yue Fei, in which his mother writes the characters jīng zhōng bào gúo (serve the country loyally) on his back before he left home. The painting is a decoration of the en:Long Corridor in the en:Summer Palace, Beijing, China. The photograph was taken by Rolf Müller on April 17, 2005. This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported license.