Budaya-Tionghoa.Net | Bagi mereka yang hidup di negara Barat , tradisi makan sangat berlainan dengan tradisi makan di negara Timur.Di Indonesia jikalau kita diundang makan apa yang akan disajikan akan diletakkan diatas meja dan kita sebagai tamu atau tuan rumah dapat memilih apa yang kita ingin cicipi. Jadi segala macem sayur seperti sayur lodeh, sayur asem, sop buntu semua disajikan bersama dengan ayam goreng, rendang sapi atau ikan pepes. Cara makannya adalah piring dan sendok garpu. Jikalau nanti di Eropa kita pesan rijsttafel = cara makannya juga sama seperti di Indonesia. Ini bertentangan dengan teknik makan menurut etika Eropa dimana sebetulnya hanya piring dan garpu harus dipakai untuk makan. Sendok yang di Indonesia dipakai untuk makan hanya diperbolehkan untuk makan sop. Di Belanda oleh karena banyak yang asal Indonesia maka teknik makan Indonesia – sendok garpu dipakai – Di Jerman , Inggris dan Perancis ini tidak diberikan.
|
Di India jikalau kita diundang makan atau juga dinegara-negara Arab jikalau kita diundang makan – semua makanan malah disajikan diatas satu piring yang mungkin sebesar 90cm seperti nasi tumpeng di Jawa. Kita kalau bagus diberikan piring tetapi seringkali kita hanya diberikan daun teratai atau daun pisang – that’s all. Bedanya dengan cara makan ala Barat disini sangat besar sekali. Tamu-tamu semua mempergunakan lima jari mereka untuk mengambil makanan yang disajikan. Disini sop biasanya tidak dikenal dan jikalau ada biasanya disiramkan keatas makanan kita.
Dinegara barat menurut etika kita kenal apperitive – minuman kecil sebelum mulai makan yang agak pahit untuk membuka selera kita. Ini disusul dengan voorgerect – vorspeise – appetizer yang dapat berupa snack kecil. Ini disusul dengan sop [soup , suppe], Suppe yang biasanya panas atau hangat dan yang kita pergunakan sendok utk memakannya [bukan diminum seperti teh]. Dinegara Amerika Serikat dan juga Perancis sesudahnya biasanya kita diberikan salade – sla yang dapat kita makan dengan garpu. Selesai dengan ini kita dihidangkan makanan utama kita berupa daging, karbohidrat dan vegie – cara makannya disini memakai garpu dan pisau dimana etiquette kita memotong atau memakan daging, kentang, nasi etcetera semua ada aturannya yang kita sebagai kaum berpendidikan tidak boleh langgar untuk mencegah kita disamakan dengan kaum tunawisma. Selesai dengan ini kita diberikan dessert atau juga sering kalau didaerah Perancis cheese plate yang kita pergunakan jikalau kurang kenyang Ini kemudian disusul dengan dessert kueh dan kopi atau arak. Ini untuk setiap course kita diberikan utensils yang special.
Di negara China, jikalau kalian termasuk yang berpendidikan atau yang berpangkat , sistem makannya juga tidak semudah di Indonesia. Untuk pengaturan disini kita menerima piring makan – mangkok – cangkir untuk teh dengan penutupnya dan terkadang juga cangkir untuk arak. Sumpit kita diletakkan diatas sumpit rest disamping piring. Kita juga disediakan piring-piring kecil untuk bumbu. Biasanya jaman sekarang kita diberikan semacem appetizer kecil yang disajikan diatas piring besar dimana segala
ditumpuk – seperti daging2 panggang etcetera. Disamping piring besar itu kita pun diberikan sumpit umum untuk mengambil appetizer tersebut. Menurut etika makan – kita hanya dapat mempergunakan sumpit umum ini untuk mengambil makan tersebut keatas piring makan kita. Disini mangkok kita malah tidak dipakai dan sering juga tidak disediakan. Selesai appetizer – biasanya piring kita diganti dan kita diberikan piring baru. [tetap tanpa mangkok.] Sekarang hidangan utama disajikan – berupa kesenian makan dari China setempat yang kita ambil dengan sumpit umum dan makan dengan sumpit kita. Setelah 3-4 courses biasanya kita akan menerima mangkok untuk makan dan karbohidrat kita – berupa nasi putih, nasi goreng, mie etc. Jikalau kita mendapat nasi putih biasanya juga kita diberikan sop sebagai teman nasi yang dapat kita minum tersendiri atau memakannya dengan sendok. Seringkali jikalau kita disajikan nasi putih sop disiramkan keatas nasi dan ini kita makan seperti kita makan bubur dengan sendok. Biasanya jikalau karbohidrat ini disajikan kita tahu bahwa ini adalah semua yang akan disajikan. Selesai makan – semua piring mangkok diangkat dan kita diberikan yang baru untuk dessert kita. Jikalau kita diundang resmi biasanya sewaktu hidangan utama kita berdiskusi, sambil
mencicipi makanan spesial dimeja, minum atau menikmati arak2 dan hanya kalau sudah hampir selesai kita makan nasi etcetera.
Untuk menyesuaikan keadaan dengan etika makan di Eropa [ ini tidak selalu di America] sering sop atau soup diberikan sebagai pembuka undangan setelah appetizer selesai. Ini kita makan mempergunakan sendok dan juga boleh sumpit.Makanan utamanya datang kemudian yang biasanya disajikan diatas piring dengan sendok atau sering tanpa utensil dan harus kita minta. Biasanya nasi juga sebelum hidangan utama datang sudah ada diatas meja. Jadi etika makan dari China disini disesuaikan dengan “omgeving” atau “umgebung”.
Pada dasarnya , soup di negara-negara Timur dipergunakan untuk memperbaiki keadaan sewaktu makan nasi, yang dimasak hanya dengan air. Di Eropa, nasi jikalau secara mereka – nasi sudah diberikan mentega atau dimasak dengan kaldu dan sering juga sudah diberikan rasa. Karena itu nasi goreng di Belanda terkenal dan “Paella” di Spanyol terkenal sama dengan “Rizotto” di Italia.Jadi soup disini dapat di konsumsi terpisah dari nasi atau kentang dan sejenisnya.
Andreas
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.