Budaya-Tionghoa.Net| Sepertiga dari masa hidupnya orang di Jakarta berada di jalanan karena macetnya lalu-lintas, dan menurut analisa dari Sofjan Wanandi (Kompas 18.9.04) gara-gara kemacetan lalu lintas ini per harinya DKI Jakarta, kehilangan 26 juta dollar AS. Oleh sebab itulah juga orang2 di Jakarta pada umumnya sukar untuk bisa menepati janji datang tepat waktu. Entah ini untuk masalah bisnis maupun untuk pacaran. Bahkan ada rekan2 yang telah mengusulkan agar jalur Busway digunakan untuk jalur motor ajah, karena mantan Wapres yang terakhir juga boleh menggunakan jalur busway sebagai jalur pribadinya, kenapa rakyat kecil kagak boleh?
|
Oleh sebab itulah percuma azah lho punya Jaguar atau BMW juga, karena kalau di Jakarta jangan harap lho bisa lebih cepat jalannya daripada Bajay Bajuri.
Mang Ucup ini karena tinggal di Londo, jadi kagak tahu bahwa di Indonesia sekarang ini sudah punya jalan tol yg hebat, yang pertama kalinya bisa menghubungkan dua kota besar antara Jakarta dan Bandung bahkan ini bisa ditempuh dalam jangka waktu 2 jam saja.
Oleh sebab itulah ditahun pada pertengahan tahun 2000-an, juga sambil membusungkan dada , direktur utama Jasa Marga pada masa itu, pernah berujar: “Kita ingin menunjukkan bahwa selama 52 tahun terakhir ada sesuatu yang bisa Indonesia banggakan, ialah jalan tol Cipularang!”, rupanya ia lupa kalau dibandingkan dengan negara2 tetangga lainnya, Indonesia ini jauh sekali tertinggal.
Hanya sayangnya angka2 statistik menunjukkan bukti lain yang bertentangan, sejak pertama kali jalan tol dibangun pada tahun 1978 hingga tahun 2004, di Indonesia hanya menghasilkan 606 km. Artinya, setiap tahun hanya mampu membangun sekitar 24 km saja dan s/d tahun 2020 pemerintah juga hanya mentargetkan penambahan jalan tol sepanjang 4.000 km, begitu juga kalau ada dana atau investornya.
Pada saat orang2 di Indonesia telah ber-tahun2 berlalu lalang dengan menggunakan jalan tol Jagorawi, di Tiongkok mereka masih belum memiliki satu kilometer pun jalan tol. Cina baru mulai membangun jalan tol yang pertamanya kalinya pada tahun 1990; yang diberi nama Shenda, singkatan dari nama dua kota Shenyang dan Dalian.
Hal yang menarik dari kota Dalian yang semulanya merupakan kota yang sangat kumuh, menjadi kota pertama yang dirombak total sedemikian rupa dimana tata kotanya pun diubah secara drastis, sehingga dengan mana kota Dalian yang semulanya kumuh menjadi kota pertama di Cina yang benar2 “heng piaoliang” – sangat cantik, oleh sebab itulah juga kota tersebut menjadi model penataan kota untuk seluruh Cina.
Jagorawi lebih tua 5 tahun daripada jalan tol Shenda, tetapi sejak saat itu Cina telah menambah terus jumlah jalan tolnya, hingga tahun 2005 sudah mencapai 45.000 km. Bukan hanya sekedar itu saja yang mereka lakukan, kalau Jagorawi hingga saat ini tidak pernah dirubah ataupun ditambah, jalan tol Shenda telah dilebarkan dua kali lipat dari dari 4 jalur menjadi 8 jalur.
Kalau di Indonesia kita sudah merasa puas dan bangga dengan mempunyai jalan tol Cipularang, yang mampu menghubungkan kota Jakarta dan Bandung, tetapi Cina mempunyai ambisius yang jauh lebih tinggi, dimana mereka mentargetkan, satu miliar penduduk Cina harus mempunyai akses ke jalan tol, setiap kota kecil yang memiliki jumlah penduduk diatas 200.000 penduduk harus terhubungkan dengan jalan tol.
Oleh sebab itulah kalau pada tahun yang lampau Cina masih tercatat sebagai negeri yang memiliki jalan tol terpanjang “ketiga” di dunia, maka akhir April 2005 yang lampau Cina telah mampu mengalahkan Kanada, sehingga dengan mana Cina sekarang telah menduduki peringkat “kedua” sebagai pemilik jalan tol terpanjang di dunia setelah USA.
Pada tanggal 4 Juni 2005 , Zhang Chunxian menteri komunikasi Cina telah mengumumkan akan membuat jalan tol yg menghubungkan kota Beijing dengan Taipei atau daratan Cina dan Taiwan, yang dipisahkan oleh laut. Untuk ini akan dibuat terowongan dibawah laut sepanjang 200 km untuk dapat menghubungi selat pemisah tersebut.
Cina berambisi untuk memiliki jalan tol hingga 100.000 km panjangnya dan ini ditargetkan harus selesai dalam jangka waktu 25 tahun mendatang. Sehingga dengan mana melalui jalan tol tersebut mereka akan bisa terus ke selatan menembus perbatasan Laos atau melalui jalan tol dari Naning di Provinsi Guanxi untuk bisa tembus ke kota Chiangmai di Thailand atau melalui kota Yunnan untuk bisa langsung tembus ke Burma. Maka bukanlah suatu utopia atau sekedar impian lagi apabila pada suatu saat Anda bisa mengendarakan mobil melalui jalan tol dari Jakarta hingga ke Beijing, jadi bukan hanya sekedar melalui Cipularang saja.
Omong2 pada saat kita lagi hangat2nya mengenang Soe Hok Gie, kenapa tidak ada jalan yang diberi nama Soe Hok Gie, apakah emangnya di Indonesia dilarang nama jalan dengan menggunakan nama2 Tionghua? Mohon petromaksnya.
Mang Ucup
Email: [email protected]
Homepage: www.mangucup.net
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa 12921