Budaya-Tionghoa.Net | Konsep mandat langit[1] merupakan alat legitimasi selama ribuan tahun bagi para penguasa Zhongguo yang kemudian menjadi doktrin. Doktrin ini menyatakan bahwa langit akan memberikan berkat kepada para penguasa yang bijaksana sehingga pemerintahannya akan langgeng dan langit akan merasa tidak senang pada penguasa yang lalim sehingga pemerintahannya akan dijatuhkan.
|
Keunikan dari mandat langit adalah tidak dihiraukannya asal usul penguasa sehingga dalam sejarah terdapat dua dinasti yang penguasanya dari kalangan rakyat jelata yakni Liu Bang dari Dinasti Han dan Zhu Yuan Zhang dari Dinasti Ming. Terdapat pula dua dinasti asing yang mengklaim menerima mandat langit yakni Dinasti Yuan dan Dinasti Qing.[2] Yang diutamakan merupakan kecakapan dan kebijaksanaan dari penguasa dalam memimpin rakyatnya ketimbang latar belakang kelahirannya.
Dalam melihat apakah langit memberikan mandatnya pada penguasa atau tidak adalah dari kehidupan rakyatnya. Langit memberikan mandat apabila kehidupan rakyat dipandang layak dan berkecukupan dengan suasana yang damai serta harmonis. Sebaliknya penguasa dipandang kehilangan mandat langit apabila rakyat hidup dalam kemiskinan dan bencana alam serta perang yang tidak berkesudahan. Dalam keadaan demikian maka sah bagi rakyat untuk menggulingkan sang penguasa lalim.[3]
Mandat langit pertama kali dipakai oleh Zhou Gong Dan untuk menangkis serangan ideologis dari sisa2 pendukung Dinasti Shang yang menolak kepemimpinan Zhou dan berusaha membangun kembali Dinasti Shang. Selama berabad-abad, para raja dari Dinasti Shang dipandang sebagai dewa yang turun dari langit. Mereka adalah penguasa mutlak yang merupakan keturunan dewa2 langit sehingga pantang untuk ditentang apalagi digulingkan. Hal ini terlihat dari gelar yang dipakai Raja2 Shang yakni Ti (帝). Bandingkan dengan penguasa Zhou yang memakai gelar Wang (王).
Keluarga Ji (姬) yang mendirikan Dinasti Zhou awalnya tak lebih dari vassal wilayah barat dari Shang. Meskipun pada beberapa generasi terakhir sebelum penggulingan Shang mereka telah menikah dengan anggota keluarga Zi (子) , bukan berarti mereka punya hak atas tahta kerajaan. Status resmi mereka hanyalah ipar kerajaan, tidak kurang tidak lebih. Pada masa2 awal Dinasti Zhou, hal ini mengundang keresahan dan ketidakpuasan dari rakyat. Rakyat Shang terbiasa dengan pewarisan tahta dari ayah ke anak. Naiknya keluarga Ji sebagai keluarga kerajaan yang baru tidak dapat diterima begitu saja. Lebih2 mereka naik tahta menggunakan kekerasan. Raja Wu mengumpulkan lebih dari 800 bangsawan feodal di tepi Sungai Mengjin pada 1046 SM dan menyerang Shang pada tahun berikutnya yang menyebabkan Raja Di Xin bunuh diri serta kematian seluruh pengikut setianya. Dikatakan bahwa genangan darah yang terkumpul sampai membuat alu terapung di atasnya. Kudeta berdarah ini menyebabkan rakyat Shang bersikap antipati pada penguasa yang baru.
Setelah meninggalnya Raja Wu, rakyat di sebelah timur di bawah Jizi bangkit memberontak melawan Zhou. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan rakyat untuk mengembalikan pemerintahan ke keluarga Zi. Dengan kata lain, untuk mengembalikan keadaan sebagaimana mestinya. Saudara2 Zhou Gong Dan juga ikut memberontak. Setelah berhasil meredam pemberontakan, Zhou Gong Dan membangun Kota Luoyi (Luoyang) sebagai ibukota wilayah timur Zhou sekaligus sebagai basis kontrol yang lebih ketat terhadap sisa2 Shang di timur.
Menyadari bahwa perlu legitimasi yang lebih kuat untuk menandingi status kedewaan raja2 Shang, Zhou Gong Dan kemudian menjelaskan konsep Tianming pada rakyat. Dalam pandangannya, keluarga Ji tidak pernah memiliki keinginan untuk memberontak pada Shang. Kesalahan ada pada raja terdahulu yang selama bertahun2 absen melakukan upacara ritual kepada langit. Langit yang tidak mendapat persembahan menjadi murka, menganggap bahwa anak cucu mereka yakni keluarga Zi sudah lalai dan lupa daratan. Kepemimpinan buruk Raja Di Xin juga membawa malapetaka di bumi. Langit lalu mencari siapakah yang dianggap bisa memperbaiki keadaan ini. Pilihannya jatuh pada keluarga Ji yang merupakan ipar dari keluarga Zi. Meskipun enggan, namun karena ini kehendak langit maka diturutilah kemauan langit tersebut. Seandainya langit berkenan pada Shang maka pemberontakan tentu akan gagal. Kenyataannya berhasil yang berarti Zhou mendapat mandat untuk memimpin rakyat dan Shang sudah tidak memiliki mandat tersebut.
Kalau dilihat maka nampaklah kecerdikan Zhou Gong Dan disini. Hanya ada dua pihak yang dapat dikatakan salah melalui penjelasan ini yakni Shang dan langit itu sendiri. Shang bersalah karena lalai sementara langit bersalah karena membiarkan anak cucu mereka dikalahkan. Dengan kata lain, keluarga Ji cuci tangan terhadap pemberontakan mereka sendiri. Zhou nampak sebagai pahlawan yang enggan dalam menerima mandat.
Doktrin ini kemudian diadopsi oleh para pemikir klasik dan menjadi sumber legitimasi para penguasa. Dalam ribuan tahun sejarah perang saudara di zhongguo, Tianming selalu menjadi apa yang diperebutkan para elit politik demi menjadi penguasa tertinggi.
PANJI PRASETYO AJI
Catatan Admin :
- Tian ming itu dijewantahkan lagi menjadi suara rakyat, dan kaisar atau pemimpin perlu mendengar suara rakyat, itu juga dijabarkan oleh Mengzi dengan konsep ming ben 民本 dimana rakyat sebagai dasar atau pondasinya.
- Jurchen yang hidup dalam refleksi kultur pastoral, bangsa Khitan yang mendahului mereka , dan bahkan Mongol . Bagaimana pandangan mereka terhadap supreme god (abka) dan interaksi dengan pengaruh Turco-Mongolia (tengri) dan kemudian mendapat pengaruh dari konsep Tiongkok. Pandangan mereka tentang mandate of heaven. Karena itu penting untuk legitimasi mereka saat masuk dan mengivasi selatan. Pendiri dinasti Yuan , Chinggis , di sebut tengri-yin jaya gatu , merupakan model dari term abka-i fulingga , merujuk pada Nurhaci .. Contoh lagi Qian Long , kaisar tersukses dalam Dinasti Qing , abka- i wehiheye …..
- Dalam konsep pemerintahan yang diutarakan Meng Zi dengan konsep yang disebut ming ben, sebenarnya juga berasal dari pemikiran terdahulu dan kitab-kitab seperti zhuozhuan 左传 guoyu国语 Kitab-kitab diatas menempatkan rakyat diposisi Langit atau Tian, seperti misalnya Langit mendengar seperti rakyat mendengar, Langit melihat seperti rakyat melihat. Konsep ini menyebabkan paham Tian Ming 天命 atau mandat Langit menjadi satu konsep yaitu raja atau Tian Zi 天子 harus mematuhi mandat Langit dan mandat Langit itu berada di tangan rakyat. Jika raja tidak bisa mematuhi mandat langit, maka rakyat bisa melakukan ge ming 革命 atau pencabutan mandat
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa