Budaya-Tionghoa.Net | Seorang pria yang menikam ibunya , dihukum tiga tahun enam bulan penjara. Pria itu berusia 25 tahun bermarga Wang , menikam ibunya sembilan kali dengan sebuah belati hanya sekitar 10 menit setelah ia tiba di Bandara Internasional Pudong pada tanggal 31 Maret setelah mengikuti sebuah trip ke Jepang.
|
Wang mulai bertengkar dengan ibunya ketika ibunya menolak memberikan dia uang yang dia minta dan malah balik balik mengomeli pemuda tersebut. Wang kemudian meraih tas punggungnya dan mengambil sebuah belati yang dibawa ke Jepang untuk melindungi diri.
Setelah menikam , ibu Wang yang bermarga Gu , menderita koma , tetapi akhirnya pulih setelah mendapat perawatan. Sang ibu berusia 52 tahun berkata bahwa Wang telah menderita gangguan mental sebelum penyerangan.
Para kerabat berkata bahwa Wang seorang egois dan ibunya terlalu mendukungnya. Ketika Wang belajar ekonomi di Nihon University di Jepang, dia mengeluarkan biaya sekitar 300 ribu yuan – 400 ribu yuan pertahun atau setara 47 ribu USD , menurut laporan sebuah surat kabar di Shanghai. Padahal penghasilan ibunya hanya sekitar 7000 yuan yang memaksa sang ibu masuk dalam jerat hutang untuk memenuhi kebutuhan Wang. Dipengadilan , sang ibu memohon keringanan hukuman anaknya dan mengatakan anaknya melakukan hal itu karena masalah mental.
Menurut Du Liqun , ibu yang berusia 50 tahun yang memiliki anak yang sedang mengejar gelar pascasarjana di Inggris , sangat penting bagi kedua pihak , orang tua dan siswa untuk mengetahui bagaimana membelanjakan uang. Siswa yang tidak menghargai uang dan mengandalkan orang-tuanya akan terjebak kedalam kesulitan keuangan.
Gu mengatakan bahwa ia telah memberikan segalanya kepada anaknya dalam dua tahun terakhir , bahkan sebuah mobil bernilai 120 ribu yuan. Di bulan Februari , Gu mulai berubah pikiran tetapi tetap memberikan uang untuk kebutuhan utama seperti menginap dan biaya kuliah. Gu berpendapat bahwa anaknya bisa hidup layak dengan uang itu dan jika tidak cukup , sang anak seharusnya berkerja untuk mendapatkan lebih.
Zhang Tian , seorang konsultan yang membantu siswa dan orang tua untuk membuat rencana keuangan studi keluar negri , mengatakan ada beberapa alasan utama mengapa orang tua bersedia untuk memberikan uang dalam jumlah besar kepada anak-anak mereka.
Banyak dari mereka yang hanya memiliki satu anak , dan orang tua over-protektif , banyak pula yang beranggapan bahwa sang anak memang sudah seharusnya menghabiskan waktu untuk studi , bukan mencari tambahan uang. Untuk mendorong anak-anak mereka berkonsentrasi pada buku mereka , beberapa orang tua telah meremehkan kesulitan keuangan mereka sendiri. Siswa disisi lain sering menghabiskan uang untuk pamer barang-barang mewah. Zhang menyarankan agar orang tua dan anak masing-masing jujur tentang jumlah uang yang dibutuhkan untuk studi dan menetapkan jumlah maksimum pengeluaran yang masuk akal.
Sebaliknya , Veronica Fu , seorang mahasiswa di Tennessee State University , mengatakan bahwa beberapa siswa juga berkerja keras untuk meraih beasiswa sehingga tidak membebani orang tua mereka. “Bahkan jika ibu saya memberi 200 ribu yuan pertahun , saya tetap akan berkerja keras untuk memenangkan beasiswa dan akan mengambil pekerjaan paruh waktu. Siswa perlu menyadari bahwa sangat memalukan untuk terus mengandalkan orang tua mereka.
Sumber : China Daily
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa