Budaya-Tionghoa.Net| Di masa Zhanguo atau negara berperang , hidup seorang hartawan di negara Song. Suatu hari tembok rumahnya di halaman belakang ambruk karena hujan yang deras. Anak sang hartawan memperingatkan ayahnya : ” Ayah , kita lebih baik memperbaiki tembok secepatnya, kalau tidak para maling mungkin akan menyatroni rumah kita.”
|
Tetangganya , orang yang sudah tua juga memberikan nasehat yang sama. Tetapi sang hartawan berpikir hal yang sama bahwa tidak perlu melakukannya tergesa-gesa.
Di malam hari , seperti yang sudah diperkirakan oleh anaknya dan tetangganya , para maling mengendap-ngendap masuk ke rumah sang hartawan dan mencuri banyak uang dan properti dalam rumah itu.
Ironisnya sang hartawan berpikir bahwa anaknya adalah seorang genius dan mencurigai tetangganya yang merencanakan aksi pencurian tersebut.
Kisah ini berasal dari Shuo Nan , sebuah artikel Han Feizi . Sekarang kisah ini digunakan untuk mendeskripsikan kasus dimana seseorang yang tidak bijaksana.
Moral kisah ini adalah mempelajari dengan seksama satu kasus tanpa distorsi termasuk hanya karena hubungan kekerabatan [anaknya dianggap genius] dan hanya karena orang lain maka dicurigai.
Sebelum kita mengatakan sesuatu , kita tidak hanya mempertimbangkan bahwa apa yang kita katakan itu sudah benar atau belum , tetapi juga dibutuhkan pemahaman apa pendengar dapat merespon dengan baik opini yang kita berikan. Opini yang baik tidak selalu berujung pada hasil yang baik.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa