Budaya-Tionghoa.Net | Pada jaman Chunqiu di kerajaan Chu hiduplah seorang yang bernama Lao Lai Zi. Dia adalah anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Saat Lao Lai Zi berusia 70 tahun ayah dan ibunya masih sehat walafiat. Lambat laun kedua orang tua Lao Lai Zi karena merasa hidupnya tidak lama lagi, lantas menjadi murung.
|
Lao Lai Zi melihat ayah-ibunya murung berusaha mencari akal untuk membuat mereka bahagia seperti sedia kala. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Lao Lai Zi menemukan sebuah cara. Setiap hari,di hadapan kedua orang tuanya Lao Lai Zi berdandan dan berperilaku seperti anak kecil. Lao Lai Zi gemar mengenakan pakaian anak-anak aneka motif, menari-nari di hadapan ayah-ibunya. Melihat perilaku Lao Lai Zi begitu riang gembira, mereka merasa lucu dan bisa melupakan kerisauannya.
Semenjak itu Lao Lai Zi di hadapan kedua orang tuanya tidak pernah sekalipun mengucapkan kata “lao”=tua. Pada akhirnya ayah-ibu Lao Lai Zi bisa menikmati masa tuanya dengan bahagia.Untuk mengenang perbuatan bakti dari Lao Lai Zi masyarakat membuatkan sebuah puisi untuk beliau: “Bermain dan menari bagaikan seorang anak yang lucu. Angin musim semi menggerakkan pita baju yang beraneka warna. Kedua orang tua tertawa terbahak-bahak, seisi rumah merasa bahagia.戏舞学娇痴.春风动綵衣.双亲开口笑.喜气满庭帏 xi wu xue jiao chi.chun feng dong cai yi.shuang qin kai kou xiao.xi qi man ting wei.
Jaman boleh berubah,akan tetapi semenjak dahulu kala sampai kapan pun kita sebagai anak wajib berbakti kepada orang tua. Sebagai anak jika tidak berbakti kepada orang tua, kelak juga tidak dapat menuntut generasi berikutnya untuk berbakti kepada kita. Pepatah mandarin mengatakan qian jing wan dian,xiao di wei xian 千经万典,孝弟为先。 Semua kitab suci mengajarkan kepada kita untuk berbakti kepada orang tua.
Xie Zheng Ming
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa