16. Kritik Dan Otokritik Dalam Keluarga
Ada saya tuliskan sebelum ini – Doushi Bishiu – mungkin tulisan pinyinnya salah – tapi maksudnya adalah Kritik Otokritik ( KO ). Ruangan KO ini diadakan dalam lingkungan keluarga – bisa menurut keperluan, sehingga tidak
mesti wajib diadakan. Kami berempat – sekeluarga di rumah – mengadakan ruangan KO ini satubulansatu kali. Anak-anak kami rupanya diam-diam sudah saling menyimpan dan mengumpulkan semua kritikan kepada mama dan papanya. Bagi mereka forum KO itu adalah pelampiasan rasa tidak puas dan rasa dongkol – marah – kesal dan bahkan bisa saja ada rasa sakit hati dan mau “balas dendam” secara anak-anak kepada orangtuanya. Ketika itu juga orangtuanya akan menjelaskan semua alasan mengapa bisa terjadi hal-hal demikian. Dan juga menjelaskan serta melempangkanpikiran mereka dari segala yang kurang tepat – keliru. Tetapitetap ada diskusi memberi kesempatan buat mereka “membela-diri”. Juga terjadi kortsluiting antara para orangtua – antara mama dan papanya sendiri – bisa saling KO. Yang sudah pasti forum ini bukanlah buat “saling bongkar”, tetapi forum penjernihan – penjelasan – mengkritik yang tidak benar – dan meluruskan yang tidak lurus.
Suatu kali di forum KO – dua anak kami telah membeberkan “kesalahan dan kekeliruan” kami masing-masing.
“Papa”, kata Nita memulai pidato mengarahannya,- “telah berkomplot dengan anak-anak muda di blok A itu – bukannya mengarahkan mereka buat berbuat kebaikan dan menjadikan mereka berideologi proletariat – tapi malah membangun-bangunkan ideologi burjuis kecil. Kalian ramai-ramai menyuruh gege Maman ( gege – abang ) membeli burung merpati di Gao An. Harganya limapuluh sen yuan seekor. Lalu kalian ramai-ramai masak-masak burung merpati itu.
Ideologi apa itu? Padahal semua makanan disediakan di kantin – masih juga cari-cari makanan enak! Apa itu bukannya ideolögi burjuis kecil yang lalu lama-lama bisa jadi kaum reaksioner……… Coba jelaskan….mengapa papa ikut-ikut mereka – mengapa papa bukannya mencegah tapi malah ikut berkomplot…..?
Saya terdiam – dalam hati saya, dari mana Nita kok tahu semua itu. Lalu Nita melanjutkan….
“Nah, mama lain lagi perkaranya……Mama ini malah terkena penyakit kekiri-kirian. Masih ingat mama, ketika saya dan Wita sakit, lalu cari mama malam-malam – dan hujan-hujan. Kami panggil mama ketika ada bunyi geledek
yang menggeletar…kami ketakutan….tapi mama tidak ada di rumah. Saya tanyakan sama papa – ke mana mama…….Memang mama punya tanggungjawab yang sangat baik, tetapi tahukah mama…menurut saya mama lebih mempedulikan babi daripada mempedulikan kami. Kami sakit – kami ganmao berat ( ganmao = pilek
– flu ) – kami membutuhkan mama. Tapi mama malah ke kandang babi buat memeriksa babi baru beranak. Maksudnya agar tidak tergencet induknya. Apakah hal itu bukan berarti mama lebih sayang babi daripada sayang anaknya sendiri! Ini karena kami sedang sakit panas – sedang kambuh – tengah malam dan hujan lebat lagi!”.
Wati – mamanya anak-anak ketika itu sedang bertugas memelihara – beternak babi. Ada babi yang mau beranak. Dan ini harus ditunggui agar anak-anak yang bahkan sampai belasan itu tidak tergencet induknya. Kandang babi itu jauh dari rumah – di belakang kantin kami – menuju telaga di mana kami sering berenang. Mamanya anak-anak juga terkena kritikan malam itu, sebagai terkena penyakit “ke-kiri-kirian – suatu penyakit kanak-kanak” dan saya papanya terkena ideologiburjuis kecil yang bisa mengarah menjadi kaum reaksioner….mak beratnya Jang!
Wita lebih banyak diamnya – tetapi menyetujui semua kritikan Nita buat mama dan papanya. Sudah itu kami menyaring semua kririkan dan saling kritik antara kami. Mamanya menjelaskan bahwa ketika dia ke kandang babi itu, bukankah ada papanya di rumah, dan papanya juga selalu peduli kepada mereka? Namum demikian – yang dikatakan terkena penyakit “ke-kiri-kirian” itu bagaimanapun akan direnungkannya – paling tidak buat mencegahnya sebelum terjadi.
Saya menyetujui kritikan Nita – bahwa yang dikatakannya saya berkomplot itu – mungkin tidak setajam apa yang dikatakannya, tetapi bagaimanapun harus menjadi canang agar tidak lagi berbuat begitu. Dan kami selalu mengingatkan agar mereka benar-benar rajin belajar. Dalam hal ini Wita jauh lebih baik daripada Nita dalam soal belajar. Wita rajin membaca – suka ilmu pengetahuan – banyak bergaul dan berteman dengan anak-anak sebayanya dalam grup belajarnya. Tetapi Nita jauh lebih banyak mainnya daripada bikin tzuo-ye-nya = PR-nya. Bagi Nita – main dan main – terlalu suka main. Tetapi tetap Nita ada kelebihannya terutama dalam pekara rumahtangga – selalu mau pabila disuruh tetapi tidak akan berinisiative sendiri. Wita ketika mau disuruh
tahu-tahu sudah pergi dengan teman-teman sekelasnya. Biasanya forum KO ini selalu hangat – terkadang ramai – karena saling membantah. Tetapi mamanya selalu kami tunjuk mejadi Ketua Forum KO – dan biarpun begtu – tetap mamanya akan selalu terkena kritikan anak-anaknya sendiri. Pernah – forum KO ini sampai jauh malam – karena persoalannya hangat. Tetapi kami adakanketika Sabtu Malam – malam Minggu – sehingga tidak akan mengganggu keesokan paginya buat bangun pagi. Perkara forum inipun – tetap karena terkena pengaruh ide
RBKP itu – walaupun sebenarnya kegunaannya cukup diperlukan ketika zaman itu,-