24. Kehidupan Beijing Bagian Dua
Pekerjaan saya di Radio Bejing adalah sebagai pe-molish – polish = menghaluskan bahasa, sebagaimana pekerjaan saya ketika mula pertama bekerja di Tiongkok di majalah TIONGKOK RAKYAT yang diterbitkan oleh PBA = Pustaka Bahasa Asing – Beijing. Lalu sebagai redaktur dengan teman-teman Tiongkok lainnya. Dan sebagai penyiar langsung. Saya mendapatkan bagian Ruangan TAMAN-SASTRA dan WISATA di TIONGKOK serta menyiarkan pengetahuan populer dari berbagai sumber lain yang terbit di Bejing dan Shanghai serta wilayah lainnya.
Pekerjaannya tidak berat. Tetapi menghendaki ke-hatihatian – kesungguhan – dengan tanggungjawab penuh dan dengan semangat kecintaan-kerja,- dan pengabdian. Ini bukan suatu pekerjaan biasa seperti yang saya kerjakan di tanahair di Indonesia. Ada nilai lebihnya secara tuntutan. Ini bekerja dengan atau antara dua negara. Kepada pembangunan sosialis Tiongkok. Harus ada rasa tanggungjawab bahwa saya ini bekerja kepada pemerintah Tiongkok, sumbangan-kerja bagi pembangunan sosialis Tiongkok dari negeri dan negara saya RI,- Tanpa ini semua, rasanya kurang sreg dan adalah pekerjaan biasa – makan-gaji dan cari-makan biasa saja! Padahal bekerja yang saya lakukan ini, menurut saya lebih tinggi tingkatnya. Bukan cari-makan dan makan-gaji biasa! Tetapi harus dengan penuh kesadaraan – bekerja mewakili RI buat kerjasama dengan RRT! Ini selalu saya rasakan dan saya lakukan.
Dan sukurlah – saya mengerjakan pekerjaan saya dengan penuh semangat – senanghati – gembira dan berkobar-kobar. Kami di Radio Beijing sering mendapat surat dari tanahair. Terutama dari daerah-daerah agak terpencil – seperti dari Kalimantan – kota Sintang – Singkawang – Pontianak dan dari Sumatra. Dari Plaju – Palembang – Pekan Baru dan dari daerah lainnya seperti dari Jawa Timur dan Jawa Tengah dan banyak lagi. Isi suratnya biasanya menyatakan rasa puas dengan acara Radio Beijing. Ada juga yang menyarankan
ini itu – kekurangan ruangan ini dan ruangan itu. Semua kami terima dengan baik. Ada bagian yang secara khusus menangani semua surat dan pendapat yang ditujukan kepada kami. Dan kami menyadari sepenuhnya – bahwa seseorang telah dengan rela dan berani mendengarkan siaran Radio Beijing, itupun suatu perkara yang tidak gampang. Sebab ketika itu hubungan RI dan RRT sedang
memburuk. Bahkan ada anjuran secara halus dan tersembunyi agar jangan mendengarkan siaran Radio Beijing.
Tetapi sesuai dan seiring dengan begitu banyaknya perubahan – maka larangan atau himbauan agar jangan mendengarkan siaran Radio Bejing-pun lama-lama agak terlupakan. Dan orang-orang kembali mencari siaran Radio Beijing. Ada surat pembaca menanyakan ke mana dan mengapa penyiar yang biasanya membawakan TAMAN SASTRA, sudah agak lama tak terdengar suaranya. Tentu saja tidak bisa segera kami jawab, karena komunikasinya waktu itu tidak bisa segera begitu saja. Memang pada waktu itu, saya sakit batuk – dan sakit tenggorokan. Bagi teman-teman yang memang ada di wilayah Tiongkok – Tiongkok Selatan, akan tahu pabila saya dalam keadaan kondisi tidak sehat. Misalnya sakit pilek – influenza – batuk atau sakit yang mengganggu suara siaran. Dan banyak teman juga mengetahui – pabila terdengar suara saya dalam siaran apa saja – itu tandanya saya dalam keadaan baik mengenai kesehatannya. Dapat diibaratkan – bila terdengar suara siarannya – itu tandanya kesehatannya dalam kondisi prima. Sedikit saja ada gangguan akan suara siarannya – pihak Radio tidak akan mengizinkan dan tidak akan meloloskan suara sumbang atau suara yang tak normal. Tuntutan Radio Beijing cukup kuat dan ketat. Karena itu, saya selalu menjaga kondisi suara – terutama bagian tenggorokan dan mulut.
Seorang penyiar yang bekerja betulbetul buat demi siaran Radio-nya harus baik-baik menjaga kesehatannya. Tidak boleh sembarangan makan cabe – sambal – dan yang pedas-pedas. Juga mengurangi makan kacang-kacangan yang serba gorengan – juga harus berdiet akan bawang-putih – terutama yang digoreng. Sebaliknya yang dianjurkan agar minum susu segar – air putih dan terkadang bisa campur jeruk-peras. Ketika menghadapi Hari Raya Imlek – di mana banyak teman-teman kami yang berlibur – dan pulang ke kampunghalamannya di Tiongkok Selatan dan juga Utara, saya dengan sangat meminta dan mengajukan diri agar diberi jam siaran lebih banyak dari biasa. Sebab saya ingin menggantikan teman-teman penyiar lain agar mereka bisa berlibur dengan tenang. Permintaan dan harapan saya ini mendapat jawaban yang sangat baik – saya dipercayakan buat siaran warta-berita biasa – dan komentar. Yang biasanya siaran ini bukan bagian saya,- ada penyiar khusunya buat siaran itu. Dan saya merasa sangat gembira bisa dipercayakan agar teman=-teman lain punya kesempatan buat liburan Hari Raya Imlek – yang sangat dimuliakan di Tiongkok. Berkumpul dengan keluarga seutuhnya – sanak saudara – di kampunghalaman dan tempat kelahiran adalah tradisi yang sangat ditunggu-tunggu. Biasanya teman-teman yang kembali dari liburan Hari Imlek itu terlihat sangat sehat – sangat gembira. Membawa suasana baru dalam pekerjaan. Melihat semua teman-teman itu pada berwajah berseri – muda dan segar – saya sangat turut bergembira dan bersenang-hati,- Kerjasama kami dapat saya katakan sangat baik – sangat serasi,-