Budaya-Tionghoa.Net | Tergiur oleh ulasan satu TM di milis sebelah, yang mau cerita ajah kurang pede, sehingga bilangnya sorry kalau dah basi, saya sempetkan diri siang tadi nyari si Bakso Darling ini.
Lokasinya di sektor 12, BSD City, sehalaman dengan Apotik Chandra. Patokannya itu saja. Pada musim pemilu baru saja berlalu, ketika semua tanda gambar dan gambar caleg nampang diturunkan, eh, ada satu spanduk bergambar sesosok masye berkumis cukup baplang mejeng dengan mencoloknya, Mas Kumis begitu beliau menyebut diri.
|
Berlatar belakang warna kuning, seolah mewakili satu partai lama, dengan senyum maut-nya si Mas Kumis seolah menyapa anda, monggo pinarak, sila mampir.
Dari luar, penampakan sang Bakso Darling ya biasa saja, dengan ukuran segede bola tenis, anda pasti akan gumun – bertanya sendiri, lantas apa bedanya dengan bakso bola tenis, biasa atau urat? Bulat, gede, plontos, dengan warna abu-abu khas bakso.
Seporsi Bakso Darling, isinya sebutir bakso segede bola tenis, satu tahu + satu bakso kecil, atau 2 bakso kecil. Ada taburan ‘sesepan’ – terbuat dari daging(?) + lemak + tepung yang digoreng garing dan gurih rasanya, boleh minta bakmi + bihun atau satu di antara dua, dengan sayur mayur berupa caisim hijau dan toge panjang yang sudah diseduh sekedarnya saja, agar tak terasa langu di mulut.
Bakso Darling – dadar (daging) giling, di dalam bakso gede itu ternyata disembunyikan sebongkah dadar telur tipis-tipis yang membungkus seonggok daging giling, persisnya bukan digiling pakai mesin sampai lumat begitu, cuma dicincang agak halus, ning masih terrasa kasarnya.
Anda tahu bagaimana gurihnya sang telur ayam dikopyok, lantas difaremi dan diladai, lantas tipis-tipis dituang ke wajan, lantas daging-nya dibumbui juga, cukup garam dan merica, baru dibungkus dadar telurnya, baru disisipkan ke dalam adonan bakso.
Ketika dikunyah, tentu saja lidah anda kontan disergap gurihnya telur, disokong oleh asin gurih-nya garem dan pedas-nya merica, dan dagingnya yang masih menebar aroma khas daging sapi. Sesepan garingnya terasa keriuk-keriuk, aroma bawang goreng dan pedasnya sambel khas bakso, tentu menambah selera makan.
Tahunya tidak sekedar tahu berkulit soklat tanpa finishing touch, dalamnya diberi adonan bakso daging-nya, walau sekedar basa-basi saja.
Jangan lupa ama pesan teman saya, mintalah jangan pakai garam jangan tarok MSG. Cicipi dulu kuahnya, kalau anda masih ingin asin lagi, barulah minta dan tambahkan sendiri sesuai selera anda saja.
Kali lain anda pas ke Pasmo BSD, sekarang ada alasan lain untuk menjelajah BSD City, yang punya slogan: Big City – Big Opportunity. Kalau mau kenalan langsung secara pribadi dengan Mas Kumis, mestilah anda datangnya sore hari.
Sila mampir!
OPHOENG , 10 Oktober 2009
BAKSO SESEPAN WONOGIRI
“MAS KUMIS”
Wilayah BSD
021 960 50177
0813 8268 16 73
0812 1016 8172
Terima Pesanan Segala Acara
Bakso Biasa – Rp 6.000
Bakso Urat – Rp 8.000
Bakso Darling – Rp 8.000
Bakso Campur (Darling + Urat) Rp 14.000
Bakso Biasa Ceker – Rp 8.000
Bakso Urat Ceker – Rp 10.000
Bakso Darling Ceker – Rp 10.000
PS: Kalau dari Pasmo BSD, belok kiri, ikuti jalan di samping Pasmo, lurus saja, ketemu lampu merah (terminal bus Trans BSD) masih terus, lewat jembatan, masih terus sedikit, ada perempatan lagi (di depan ada kompleks ruko), belok kiri, jalan tak jauh – ada di sisi kanan jalan.
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa