Bekerja keras Untuk Menghemat Devisa negara
Pada tahun 1978, lembaran baru perekonomian Tiongkok dimulai. Sebagai pelopor reformasi ekonomi dan membuka pasar, pengusaha Huakiao adalah yang pertama datang investasi di Tiongkok dan jumlah investasi yang terbesar. Pengusaha Huakiao bukan saja membawa masuk modal dan proyek, tetapi juga teknologi dan manajemen canggih. Mereka adalah pendukung reformasi dan membuka pintu yang paling aktif dan antusias. Leung adalah salah seorang yang paling menonjol dalam hal ini.
Pada tahun 1982, pemerintah Tiongkok membeli sejumlah besar kabel komunikasi dari Yugoslavia dan Rumania. Tapi kualitas dan karakter kabel tidak memenuhi standar internasional atau persyaratan yang dinyatakan dalam kontrak. Pengiriman gelombang pertama, lapisan pelindung luar kabel terlalu lunak untuk dipasang ke dalam pipa, sedang selubung kertas isolasi 48-inti tembaga terlalu tipis. Pengiriman gelombang kedua, lapisan pelindung luar kabel terlalu keras, sehingga sering terjadi keretakan di selubung kertas isolasi, yang mengakibatkan lintas-pendek dan banyak gangguan komunikasi lain. Masalah tetap saja belum terpecahkan setelah produk ditolak-kembalikan untuk kedua kali.
Dalam keadaan gawat seperti itu, Kantor Urusan Huakiao Tiongkok mengajukan rekomendasi Leung yang berpengalaman dalam kabel-komunikasi. Dia berjanji untuk memberikan barang dengan standar dan waktu yang diminta.
Hanya dalam waktu enam minggu saja, kabel-komunikasi senilai US$ 3 juta di bawah arahan Leung dikirim dari pelabuhan Incheon Korea Selatan, dan tiba di Pelabuhan Tanggu-Tianjin pada hari berikut. Jackson Leung bergegas dari Incheon ke Tanggu untuk mengawasi penanganan kargo. Setelah kabel dikirim ke gudang Departemen Pos dan Telekomunikasi, Leung memeriksa kabel satu per satu, untuk memastikan semua produksi kabel sesuai standar. Kabel yang disuply Perusahaan Leung ini sudah melewati 50 tahun masih tetap bisa digunakan dengan baik, sedang berdasarkan standar internasional kabel hanya bisa digunakan 30 tahun. Kabel ini digunakan di pinggiran Shanghai, Jiangsu, Zhejiang dan daerah sekitarnya mengejar waktu pengembangan jaringan komunikasi di daerah pesisir timur.
Abad lalu tahun 1980-an, sebagian besar kabel komunikasi yang digunakan di Tiongkok yang diproduksi oleh perusahaan Jepang dan dibeli dengan harga sangat tinggi. Sebenarnya, sejak awal tahun 1970-an Jepang sudah mengalihkan industri padat karya berkualitas tinggi dan teknologi tinggi ke Korea Selatan. Jadi, Kabel-komunikasi itu diproduksi di Korea diberi label merek Jepang, dan kemudian dijual ke Tiongkok dengan harga tinggi. Selain itu, harga tender internasional sering dikendalikan oleh perusahaan Jepang.
Didorong oleh rasa tanggung jawab yang kuat, Leung menyarankan kepada Pemerintah untuk menetapkan pesanan secara langsung dengan perusahaan Korea. Mereka bisa menghasilkan kabel yang berkualitas sama dengan merek Jepang. Satu-satunya perbedaan adalah, kabel akan diberi merek “Golden Island Cable”. Beda merek dengan kwalitas sama, tapi bisa lebih rendah setengah harga dari merek Jepang.
Dari tahun 1986 sampai 2000, di bawah dukungan kuat dari pemerintah pusat, Leung mulai berpartisipasi dalam penawaran internasional untuk kabel telekomunikasi Tiongkok. Selama 15 tahun lamanya, dengan keteguhan hati patriotisme, Leung membantu Tiongkok menggantikan peralatan komunikasi tua dengan kualitas tinggi dan teknologi tinggi, yang menghemat valuta asing ratusan juta US$ untuk negara ekonomi lemah. Pada saat yang sama, Leung juga aktif mendirikan pabrik di Tiongkok untuk memproduksi kabel untuk ekspor luar negeri, juga menghasilkan sejumlah besar devisa untuk negara.
“Untuk berpartisipasi dalam usaha renovasi komunikasi Tiongkok yang sudah menua, saya harus mengambil keuntungan rendah. Saya merasa lebih senang dan bahagia bisa melihat negara lebih maju dan makmur dari pada hanya mengejar keuntungan lebih besar untuk diri sendiri. Saya merasa hina kalau hanya mengejar keuntungan diatas segalanya.” Demikian tegas Leung.
Kecuali itu, pada akhir 1980-an, Leung memimpin Delegasi Bisnis Industri-Berat Republik Korea ke Tiongkok yang pertama, untuk meneliti kemungkinan investasi di Tiongkok. Diantaranya termasuk mitra Leung yang sudah berlangsung tahunan, Taihan Kabel Elektrik Co, Ltd. Ketika itu, Republik Korea dan Tiongkok belum menjalin hubungan diplomatik. Berkat upaya Leung, Taihan Kabel elektrik menginvestasikan US$ 60 juta untuk produksi kabel di Beijing dan Qingdao dengan menggunakan teknologi tinggi. Satu gelombang awal dana Korea dengan teknologi tinggi yang masuk ke Tiongkok.