Budaya-Tionghoa.Net | Sungai Kuning atau Huang He bermula dari Qinghai-Tibetan Plateau dan mengalir melalui delapan provinsi dan kawasan otonomi sebelum mencapai Laut Bohai dengan panjang 5400 kilometer yang menjadikan sungai ini sebagai sungai kedua terpanjang di Tiongkok dan sungai ke 10 terpanjang di dunia. Sungai Kuning atau Huang He adalah tempat lahirnya peradaban Tionghua atau “the craddle of chinese civilization” dimana aktivitas pertanian bermula di lembah Sungai Kuning (Cambridge ,1999) dan memegang peranan penting tidak hanya bidang ekonomi tetapi juga sejarah. Lembah Sungai Kuning telah dihuni selama 7 ribu tahun lalu bersamaan dengan perkembangan agrikultur di kawasan tersebut (Ho 1998 , Bray 1994) . Ketersediaan bahan gizi karena kesuburan tanahnya merupakan faktor utama peran Huang He dalam perkembangan peradaban Tiongkok (Lattimore 1988 , Ho 1988).
|
Peradaban Tiongkok mulai terkonsentrasi di pinggiran Sungai Kuning terutama di Henan , Shanxi. Cikal bakal Zhongyuan (Central Plain) yang dianggap sebagai pencapaian terbesar dalam peradaban Tiongkok. Sejarah tradisional Tiongkok dimulai dengan San huang (Three Sovereigns) yang diikuti oleh Wu di (Five Emperors). Baru memasuki jaman Dinasti Xia , Shang dan Zhou. Semua pahlawan klasik , legenda , penguasa , seperti Shen Nong , Sui Ren – api , Fu Xi etc berasal dari Zhongyuan.
Ironisnya , selain berkontribusi dalam memberi nafas kehidupan bagi rakyat disekitarnya Huang He juga bagaikan malaikat pencabut nyawa melalui katastrofi banjir besar yang datang lagi dan lagi sehingga sungai ini juga dijuluki “China’s Sorrow”. Fenomena alam bencana ini juga berhubungan dengan perubahan kekuasaan atau pergantian dinasti (Bodde 1991) .
Penguasa yang baik akan membuat serangkaian usaha mitigasi bencana banjir dan menjadi barometer utama keberhasilan penguasa. Pengaruh politik Huang He dalam sejarah Tiongkok berhubungan dengan Mandat Langit. Jika penguasa berperilaku buruk dan memerintah dengan sewenang-wenang , Langit akan menarik dukungannya dan bermanifestasi dalam bentuk gempa bumi , banjir dan katastrofi lainnya.Legitimasi setiap dinasti juga muncul menjadi pertanyaan setiap Huang He menjebol tanggul .
Yu Agung , Great Yu [circa 2000 SM] merupakan pendiri Dinasti Xia sekaligus figur pemimpin dan pahlawan dalam sejarah maupun mitologi Tiongkok yang mampu menggantikan ayahnya , Gun , dalam mengatasi banjir. Strategi Gun adalah membangun tanggul untuk menghambat laju air. Sedangkan Yu membuka saluran pembuangan air dan membiarkan air tersebut mengalir ke laut. YU berhasil dan rakyat sangat berterimakasih terhadap YU. (Cambridge , 1999) . Ada moral kisah dari YU bahwa alam lebih baik di koreksi oleh dengan bimbingan [channel-clearing] daripada hukuman (constructing a barrier). Pemikiran yang menyikapi alam ini menjadi dikotomi filosofis dalam manajemen sungai antara Taoist yang menekankan untuk membiarkan alam mengikuti jalurnya dan Confucianist yang mengikuti kode kode moral. (Needham 1956).
Di abad 8 SM kolam irigasi didekat Xian menunjukkan adanya proses engineering di sekitar Huang He (Chinese Hydraulic Engineering Society et al 1991) . Yang Kuan (Greer 1979) juga mencatat sejumlah kontrol terhadap banjir di abad 6 SM. Bukti lainnya di tahun 651 ada satu treaty yang melarang penggunaan kekerasan terhadap tanggul pengontrol banjir dalam peperangan (Greer 1979). Proyek sistem irigasi secara signifikan dilaporkan telah dikonstruksi antara 424-296 SM. Salah satu yang terkenal adalah kanal Zhengguo yang rampung di tahun 246 SM oleh negara Qing dan mengirigasi sekitar 80 ribu hektar kawasan utara Xian (Greer 1979). Sistem irigasi yang baik meningkatkan hasil pertanian bagi negara Qin yang berkontribusi menjadi salah satu faktor Qin dapat mengatasi negara lainnya dalam masa negara berperang, Zhanguo.
Sepanjang ribuan tahun sejarah Tiongkok pelaksanaan proyek water engineering seluruh negri pada umumnya dan kawasan Huang He pada khususnya mengerahkan mobilisasi tenaga kerja besar-besaran. Sepuluh ribu tenaga kerja dikerahkan untuk proyek di abad 2 SM dan lima juta tenaga kerja dikerahkan untuk proyek kanal di abad 7 M [Greer 1979] Perencanaan Air bermula sejak akhir periode Chunqiu [722-481 SM] (Chinese Hydraulic Engineering Society et al 1991) tetapi lingkup dan skala perencaan relatif kecil karena kawasan Dinasti Zhou . Dinasti Han mengontrol wilayah yang lebih besar dan tersedia biro baru untuk perencaan air , Direktorat Konservansi Pengairan (Tu-Shui) , dibawah Kementrian Pekerjaan Umum. Dalam sejarah Tiongkok bermunculan insinyur terkemuka di bidang terkait seperti Chia Jang , Wang Ching , Chia Lu (1271-1386) dan Pan Jixun (1521-1595).
Sistem kontrol Huang He mencapai kematangan di masa Dinasti Qing yang lebih besar dan lebih kompleks dari sistem sebelumnya. Menghubungkan sungai ke Grand Canal , Lake Hongze , sungai Huai melalui satu jaringan lock dan dam . Sungai tersebut terkepung oleh serangkaian bendungan sepanjang 800 kilometer dari provinsi Henan sampai ke sungai delta di Laut Kuning. Dari segi pencapaian teknologi pencapaian ini mengimbangi Great Wall. Hu Chang Tu menggambarkan konservansi Huang He sebagai mikrokosmos dari administrasi Qing secara umum. (Randall Dodgen , p15)
Di tahun 1841 , masa pemerintahan Daoguang , baik kaisar dan gubernur Inggris menolak untuk mencapai kesepakatan yang dicapai yang menandai fase pertama Perang Candu I [1839-1842]. Dibulan Agustus , Sir Henri Pottinger datang ke Tiongkok untuk melanjutkan Perang Candu II . Sementara Inggris mempersiapkan serangan ke delta sungai Yangzi , Huang He menebar bencana di Kaifeng , Henan , menjebak 10 ribu pengungsi di Kaifeng dan mengenangi kawasan yang padat di kawasan Huaibei. Seperti halnya Perang Candu menandai titik balik Dinasti Qing , banjir di tahun 1841 pun merupakan satu pertanda jaman.
SUNGAI KUNING
Sungai Kuning atau Huang He berasal dari dua danau glasial di provinsi Qinghai dan berpengaruh langsung pada kehidupan 140 juta rakyat Tiongkok dari sekitar 1.3 miliar penduduk [2006] berada dalam krisis besar. Ilmuwan telah memperingatkan bahwa persediaan air bawah tanah yang menopang sungai tersebut terancam oleh kerusakan lingkungan dan beban berat pembangunan. Dibalik jumlah manusia yang kolosal , ada skill organisasi yang mendasari.
Gyaring Lake dan kembarannya , Ngoring Lake merupakan sumber bagi Huang He dimana ilmuwan juga mulai mempelajari permasalahan di kawasan tersebut , telah beralih menjadi gurun dan memunculkan kekawatiran terhadap sumber air bagi Huang He. Kegiatan menggembalakan ternak juga dipandang sebagai permasalahan sehingga pemerintahan lokal mulai memindahkan kaum nomaden tersebut. Tetapi permaalahan yang lebih luas tetaplah merupakan benang kusut kompleksitas sistem air termasuk perubahan iklim global.
Hasil riset menemukan fakta bahwa gletser yang merupakan sumber air utama bagi Huanghe telah menyusut 17 persen selama 30 tahun terakhir. Di awal tahun 2006 , laporan dari New China News Agency menyebutkan bahwa gletser yang melintasi Qinghai -Tibet Plateau mencair dengan laju 7%/tahun karena pemanasan global. Temperatur di Tibet juga naik dua derajat sejak tahun 1980.Jaringan transportasi kereta api Qinghai-Tibet juga terpengaruh oleh masalah ini .
Kelangkaan air berada dilevel krisis di banyak kawasan. Sekitar 400 dari 600 kota di Tiongkok mengalami kelangkaan supply . Tiongkok juga tercatat sebagi salah satu negara dengan perkapita terendah dalam supply air. Kawasan Utara Tiongkok dihuni 43% populasi tetapi hanya mencakup 14% dari suply air negara tersebut. Beberapa kota pesisis mulai mengembangkan pengolahan air laut (desalinasi) untuk bisa dikonsumsi.
Untuk mengatasi masalah tersebut dibuat proyek mengalihkan air dari selatan dari Sungai Panjang atau Changjiang, ke utara Huanghe dengan sebuah kanal dan pipa bawah tanah ukuran raksasa, satu metode yang tidak menyentuh akar permasalahan yaitu masalah pengelolaan air yang ramah lingkungan; sungai kuning mulai dari Lanzhou (Gansu) situ sudah sangat tercemar industri, sampai ke muaranya di Shandong itu air dah tidak layak untuk makhluk hidup. Sumber air Huang He dan Changjiang di dataran tinggi Qinghai itu makin mengalami penyusutan, ukuran salju dan geyser sebagai sumber utama setiap tahun semakin menyusut karena pemanasan global, ukuran danau Qinghai juga semakin menyusut, sampai tahun lalu penyusutannya sampai sekian puluh persen dibanding abad sebelumnya. Sekarang Huang He menjadi bagian dari sumber daya alam yang mengalami keterbatasan sementara roda pembangunan Tiongkok membutuhkan segalanya. Huang He terbentang 3400 mil dari Qinghai ke laut Bohai dan juga terbentang ribuan tahun peradaban Tiongkok
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa