Budaya-Tionghoa.Net| Dahulu kala hiduplah empat orang bersaudara. Suatu hari ketika kedua orang tua mereka telah tiada karena permasalahan sepele mereka saling bertengkar. Pertengkaran itu kian lama kian memanas, sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal sendiri-sendiri.
|
Tetangga sekitar menasehati: antar saudara harus akur dan saling menjaga,mana bisa menang sendiri? Akan tetapi nasehat tersebut tidak bisa mengubah pendirian mereka. Mereka lantas membagi rumah, sawah, hewan ternak, tabungan menjadi empat bagian yang sama. Masing-masing orang berhak mendapat 1 bagian. Setelah semuanya dibagi, barulah ketahuan jika masih ada sebuah benda yang belum dibagi rata.
Benda tersebut adalah sebatang pohon besar yang tumbuh di depan rumah,tempat mereka biasanya berteduh bersama-sama. Lama sekali mereka berembuk, tak juga menemukan cara yang tepat untuk membaginya. Karena telah lelah mereka memutuskan esok hari kembali berembuk mengenai pembagian pohon. Keesokan harinya terjadilah sebuah peristiwa yang aneh. Pohon besar tersebut kemarin masih terlihat segar dan rindang, kini berubah menjadi layu dan gersang.
Sejenak mereka merenung bersama,tak lama kemudian salah satu diantara mereka ada yang berkata:pohon ini berasal dari 1 akar dan tunas yang sama.Sekarang ketika hendak kita tebang sudah gersang dan layu terlebih dahulu. Bukankah kita juga berasal dari kandungan ibu yang sama? Mereka akhirnya merasa sadar dan menyesal, saling berpelukan dan bermaaf-maafan. Dengan demikian mereka kembali hidup bersama, hari demi hari dilalui dengan penuh rasa syukur, damai, bahagia.
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa