Budaya-Tionghoa.Net| Selain karya-karya seperti CCTV dan National Grand Theater di Beijing juga terjadi perkembangan arsitektur baru . Karya arsitek asal Amerika Serikat , Steven Holl , adalah Linked Hybrid [2009] yang merupakan sekelompok bangunan berupa 644 apartemen yang menyatu. Bangunan ini memperlihatkan dengan jelas pemberontakan terhadap arsitektur Barat. Letak bangunan ini berdekatan dengan situs tembok kuno di Beijing . “Linked Hybrid” ini bertujuan untuk mengatasi arus urbanisasi yang kencang dengan menghadirkan ruang urban bervisi abad 21.
|
Program :
644 Apartemen ,
Public Green Space ,
Commercial Zones ,
Hotel ,
Cinemateque ,
Kindergarten ,
Underground Parking
Client :
Modern Green Development Co , Ltd. Beijing
Size : 221426 m2
Status : Completed 2009.
Ciri khas Linked Hybrid adalah jembatan-jembatan yang tergantung tinggi di angkasa, sama seperti gedung CCTV. Holl membangun delapan menara kubus yang menghubungkan lantai tertinggi dari setiap menara dan 1 menara berbentuk tabung (yang berisi hotel); masing-masing tingginya 20 lantai. Menara-menara untuk apartemen memiliki tampak luar pola kisi-kisi almunium yang serupa, dengan jendela-jendela kotak menjorok ke dalam dan dibingkai dengan warna-warna cerah yang terinspirasi oleh polikromatik Tionghoa.
Kawasan pemukiman di Tiongkok secara historis merupakan repetisi bentuk dan standar. Holl menginginkan terobosan baru dengan satu konsep ” kota dalam kota “. Holl meletakkan menara-menara tersebut dalam komposisi melingkar dan menyambungkannya dengan jembatan-jembatan terbungkus kaca dengan tinggi bervariasi. Jembatan tersebut merupakan jalan-jalan umum di angkasa melintasi seluruh kompleks. Beberapa jembatan dimulai dari satu lantai dan berakhir di lantai lain, mirip dengan lintasan tanjakan; serasa menaiki atau menuruni bukit di angkasa. Setiap jembatan memiliki fasilitas yang digunakan bersama para penghuninya: sasana olahraga, kafe dan toko buku. Jembatan yang paling menarik perhatian memiliki kolam berenang, serasa mengambang di angkasa karena berada di lantai 17 diatas kota Beijing.
Jembatan-jembatan tersebut sangat spektakuler, baik dari dalam maupun dari luar. Daya tarik berjalan-jalan di ketinggian dari menara ke menara tidak dapat dibandingkan dengan segelas kopi yang diminum nun jauh dibawah. Sisi bawah jembatan menonjolkan warna-warna polikromatik khas Tionghoa yang memberikan gemerlap disuasana malam.
Prototipe cerdas kota tanpa jalanan ini memiliki dilema tersendiri. Gedung ini mengirimkan pesan bahwa kota tradisional yang dihubungkan oleh jalan tidak memiliki masa depan disini. Usaha untuk mewujudkan ide-ide masa mendatang di perumahan bertingkat ini sangat impresif, tetapi tidak membuat komplek gedung apartemen berpagar tinggi yang memenuhi Beijing –tersingkir ke pinggir kota. Di abad 21 ini Hutong tradisional tergantikan dengan gedung pencakar langit di pinggir kota. Transportasi utama bepergian adalah mobil; persis seperti masalah yang terjadi di Amerika Serikat, yang ingin dihilangkan selama puluhan tahun.
Karya Steven Holl berusaha menjawab arus urbanisasi. Ide membuat jalur-jalur lintasan jalan diatas kota dimaksudkan untuk mengimbangi rasa kesepian dan kesendirian yang menghinggapi penghuni “hutan beton”. Selain itu dapat mendorong penghuni untuk berjalan-jalan mengelilingi komplek. Dengan cepatnya proses urbanisasi yang terjadi di Beijing , Holl menggagas ide untuk menghindari penghuni yang terisolasi karena proses urbanisasi yang sedang berlangsung cepat di Beijing. Kepala arsitek untuk proyek ini, Hideki Hirahara, menyatakan bahwa untuk bepergian di Beijing berarti harus menggunakan taksi dan menghadapi polusi serta kemacetan, sehingga mereka menciptakan fungsi lengkap kota didalam kompleks proyek mereka.
Proyek ini mempromosikan hubungan interaktif dan mendorong pertemuan di ruang publik yang bervariasi dari komersial , perumahan , pendidikan , rekreasi. Seluruh kompleks adalah ruang tiga dimensi perkotaan dimana bangunan bawah tanah , di permukaan tanah dan diatas permukaan tanah bergabung bersama.
Linked Hybrid ini juga punya “fitur hijau” seperti efisiensi dan energi daur ulang air yang memungkinkan penghematan penggunaan air sebesar 45%. Sistem geotermal juga mengurangi polusi dan mereduksi emisi CO2 dibandingkan metode pemanasan dan pendinginan tradisional.
[Foto Ilustrasi : http://www.stevenholl.com/]
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghua