Budaya-Tionghoa.Net| Ngomong-ngomong soal sembahyang leluhur, di samping sembahyang kecil TUANG TEH pada setiap Che-it 初一 (‘tanggal satu’) dan Cap Gou 十五 (‘tanggal 15’) setiap bulan imlek (‘kalender LUNISOLAR’), sembahyang besar WAJIB bagi mereka yang masih SETIA memegang teguh ajaran leluhur dengan memakai SAM SENG 三牲 (‘Tiga HewanSembahyang Besar’) dilakukan setahun TIGA kali, dianalogikan dengan makan sehari tiga kali dalam kehidupan manusia: sarapan/makan pagi dilakukan saat Cheng Beng 清明 (Bersih dan Terang), makan siang dengan sembahyang Chitgueq 七月 (‘bulan tujuh’), dan makan malam menjelang atau setidaknya malam SINCNIA 新正 (‘Tahun Baru LUNISOLAR’). Karena sembahyang Cheng Beng dianalogikan dengan Sarapan, makan sembahyang ini biasa dilakukan pada pagi hari, sebelum makan siang, demikian pula yang lain-lain, siang dan malam.
|
Untuk sembahyang besar yang biasa dilakukan kaum peranakan di seputar Jabotabek, bukan hanya di BENTENG, tapi juga di Bogor, hidangan yang disajikan terdiri dari yang berkuah (basah) dan yang tidak (kering). Yang berkuah misalnya: pindang bandeng, SAMBEL GODOK MASAK PETE-TELOR TEBU (bukan lodeh santan kental hehehe), babi cin, ayam masak cau, ayam masak cuka, ayam kelowak (di Jakarta: ayam KELUWAK, di Bogor: ayam KELUWEK), sayur kimlo, sup biji cuki, pare isi, baso lohoa, dll. Yang kering, misalnya: sate babi manis, udang goreng asem-garem, bacian (bukan BAKCIANG), ayam goreng, mi goreng, ayam goreng, sosis babi bikinan sendiri, sunpia, dll. Jumlahnya bisa 5 basah-5 kering (10 jenis hidangan), 6 basah-6 kering (12 jenis hidangan), dst
Selain itu, tentu harus ada teliau 茶料 (‘manis-manis teman minum teh’), misalnya tangkue 冬瓜 (‘manisan buah beligo), angco 紅棗 (‘kurma Tiongkok), lengkeng kering, dan gula batu (3 jenis saja).
Kue-kue wajib: kue mangkok (huatkue 發粿), kue ku merah (angkukue 紅�”粿) dan kue pepe. Yang lain-lain tambahannya: kue pisang, kue ladu, kue bugis, kue bikambon. Yang tentu tidak boleh ketinggalan dalam sembahyang menjelang Tahun Baru Imlek ialah KUE KERANJANG (Tnikue 甜粿).
Buah-buahan wajib: pisang raja dua sisir, jeruk besar yang masih ada tangkainya, delima dan serikaya di satu piring besar. Yang lain: jeruk, apel, pear, anggur, masing-masing 5 buah di satu piring.
Kuachai 芥菜 (‘sawi tanah’) yang sudah diseduh sebuah mangkuk.
Samseng 三牲 (‘tiga hewan untuk sembahyang besar) terdiri dari daging babi SAMCAN (samcanbaq 三層肉 atau ‘tiga lapis: kulit, lemak, daging), ikan bandeng ditekuk, ayam rebus ditekuk.
Nasi disajikan di mangkuk (untuk leluhur laki-laki) dengan sumpitnya sekalian, dan di piring (untuk leluhur perempuan) dengan sendok bebek.
Sembahyang leluhur ini berlaku umum setidaknya di Jabotabek, bukan hanya di BENTENG (‘Tangerang’) saja, namun mungkin ada variasi-variasi lokal. Owe rasa teman-teman yang masih SETIA menjalankan sembahyang leluhur lebih paham tentang hal ini.
Kiongchiu 拱手,
Budaya-Tionghoa.Net| Mailing List Budaya Tionghua