Budaya-Tionghoa.Net | Pertanyaan ini, terus-terang, telah lama menggelitik hati owe. Waktu kecil owe selalu mendengar―bahkan membaca di Star Weekly, Panca Warna, dan sebagainya ―orang selalu mengucapkan kata-kata Sin Chun Kiong Hi 新春恭喜 (Selamat Musim Semi yang Baru), Thiam Hok Thiam Siu 添福添壽 (Semoga Tambah Rezeki dan Panjang Umur), Ban Su Ji I 萬事如意 (Segala Sesuatu seperti yang Diinginkan), pada waktu saling bertemu dan bertukar ucapan selamat.
|
Owe ingat, sebagai anak kecil, waktu ber-kiong hi (mengucapkan selamat) kepada famili yang tua-tua, mereka pun selalu membalas dengan mengucapkan kata-kata: “Iya dah, biar lu lekas besar, biar jadi anak yang denger kata, biar pinter sekolanya, biar jadi anak yang bisa nyenengin orangtua, biar murah rejeki, dan frasa-frasa lain yang membawa keberuntungan (auspicious phrases) yang senada dengan itu. Tidak pernah owe dengar, “Iya dah, biar lu lekas kaya!” atau yang senada dengan itu.
Setahu owe ucapan itu bermula dari Hong Kong saat koloni Inggris itu belum kembali ke pangkuan Tiongkok. Aslinya dalam bahasa Konghu, lafalnya KUNG HEI FAT CHOI 恭喜發財, artinya “Selamat Menjadi Kaya”.Waktu ditransliterasikan ke Mandarin lafalnya menjadi GONG XI FA CAI, Hokkian KIONG HI HUAT CAI. Gejala inilah yang lalu menyebar ke seluruh Tiongkok, apalagi setelah Hong Kong “HUI KUI TIONGKOK 回歸中國” (kembali ke pangkuan Tiongkok) pada 1997.
Karena banyak orang tidak bisa membedakan yang mana Konghu, yang mana Mandarin, maka sering dikacaukan jadi GONG XI FAT CHOI, padahal GONG XI Mandarin, FAT CHOI Konghu, dan keduanya tidak boleh digabungkan. GONG XI FAT CHOI itu bahasa apa? Mandarin atau Konghu, atau bukan Mandarin, juga bukan Konghu?
Dari ucapan ini sebenarnya ketara benar bahwa orang Hong Kong lebih mementingkan FAT CHOI 發財 (Menjadi Kaya) ketimbang hal-hal lainnya. Namun, anehnya, ucapan berbau materialisme ini dengan cepat segera mendapat “sambutan hangat” dari seluruh dunia Tionghoa, mengalahkan berbagai ucapan Selamat TAHUN BARU Imlek yang sudah ada sebelumnya, di antaranya KIONG HO SIN HI 恭賀新禧 (Selamat Tahun Baru), SIN CHUN KIONG HI 新春恭喜 (Selamat Musim Semi yang Baru), yang lebih netral.
Apakah gejala ini merupakan refleksi, sudah sedemikian “matre” dan kapitalistik-nya kah orang (Tionghoa) abad 21 ini? Yang penting kaya, tidak penting kayanya entah dapat dari mana…? Orang tidak peduli lagi, mau musim semi keq, mau musim panas keq, yang penting kaya… Atau, ini hanya gejala yang menimpa segelintir orang Tionghoa saja, terutama kaum kapitalis?
Lalu, owe dengar di TV, ada yang melakukan “pembelaan” dengan mengatakan bahwa GONG XI FA CAI artinya “Selamat Sejahtera”. Apakah iya memang betul dalam bahasa Tionghoa FA CAI artinya Sejahtera, atau―dengan kata lain―“Menjadi Kaya” (material) identik “Sejahtera” (immaterial), sehingga keduanya boleh-boleh saja dipertukarkan? Mohon pencerahan dari RRS yang lebih paham bahasa Tionghoa daripada owe.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua