Budaya-Tionghoa.Net | Banyak upacara atau hari-hari perayaan tradisi dimana menekankan kepada beberapa faktor seperti berkumpulnya anggota keluarga dan terjaganya hubungan kekerabatan keluarga , penghormatan leluhur dan makan-makan.
|
Yusheng 鱼生 didasarkan pada faktor berkumpulnya anggota keluarga dan terjaganya hubungan kekerabatan karena porsi satu piring besar Yusheng bisa disantap sampai 8 orang sehingga tidak cocok untuk dimakan sendiri saja.
Seorang member forum menceritakan pengalaman pertamanya bertemu dengan menu Yusheng ini. Setelah datang isinya salmon mentah ditambah irisan sayuran berwarna meriah , seperti cabe (merah) , wortel (oranye) , lobak (putih) dan objek lain yang berwarna hijau yang dia tidak kenali itu apa gerangan. Lalu hidangan ini dicampur dengan saos kental kuning , kacang dan diaduk-aduk. Dia baru menyadari bahwa hidangan ini merupakan hidangan wajib di Singapura dan Malaysia dan berasal dari Chaozhou dan Santou yang sejarahnya sudah dimulaui sejak masa Dinasti Song Selatan. Keterasingan dengan lidah membuat hidangan ini menurutnya TIDAK ENAK!.
Yusheng ini tampaknya mulai populer sebagai makanan khas imlek walau harganya cukup tinggi karena pakai bahan ikan salmon dan menunya keluar setahun sekali. Yusheng dikenal juga dengan nama Yeesang atau Lohei yang merupakan hidangan bergaya Theochew dengan bahan utama ikan yang biasanya ikan salmon. Yusheng sendiri secara literal memang berarti ikan mentah tapi pengucapannya mirip dengan yusheng yang berarti keberuntungan dan kemakmuran.
Sejarahnya dimulai dari kawasan pantai Guangzhou. Dalam perayaan festival Renri , hari manusia , hari ulang tahun bagi seluruh manusia atau hari ketujuh setelah Imlek . Urutan lengkapnya berdasarkan urutan penciptaan dalam mitologi penciptaan Nv Wa yang secara berurutan dimulai dari ayam di hari pertama – anjing – babi – kambing – sapi – kuda – manusia di hari ketujuh. Itulah latar belakang nelayang mengadakan pesta atas tangkapan ikannya. Perkembangan berikutnya dari Yusheng menjadi bentuknya yang seperti sekarang dimulai dari Chaozhou dan Shantou dimasa Dinasti Song Selatan. Bentuk Yusheng kembali mengalami perkembangan di kalangan Tionghua yang berada di semenanjung Malaya.
[Foto Ilustrasi : Nathaniel , “Mengaduk Racikan” , 25 Januari 2006 , This file is licensed under the Creative Commons Attribution ShareAlike 3.0]
Salad yang disajikan dan dikeluhkan penuh warna-warni itu memiliki 17 bahan yang dijadikan satu. Ikan atau Yu tentunya bahan wajib dan utama , selain ikan salmon , ikan lain seperti ikan tuna juga bisa digunakan. Saladnya sendiri terdiri dari irisan ikan , wortel , lobak , jahe putih , jahe merah , daun bawang , jeruk bali , talas , jamur , daun ketumbar , enoki , manisan kulit jeruk , irisan melon , irisan pangsit , biji wijen , kacang tanah dan manisan buah kendur. Bahan yang masing-masing mengandung rasa yang beragam .
Dalam penyajian di restoran , pramusaji mendampingi dalam meracik salad dengan disertai perkataan penuh harapan berdasarkan simbol-simbol yang menyertai. Pada saat menghidangkan Yusheng diatas meja ada ucapan selamat “Gong Xi Fa Cai ” dan “Wan Shi Ru Yi”. Saat meletakkan ikan mentah juga disertai “Nian Nian You You ” yang artinya berkelimpahan sepanjang tahun. Pada saat menambahkan jeruk lemon kepada ikan , disertai dengan ” Da Ji Da Li” , demikian seterusnya sampai bahan terakhir.
Akhir kata , soal enak atau tidak , tetap kembali ke individu masing-masing tanpa melupakan nilai kebersamaan , kekerabatan dan budaya makan sebagai salah satu pilar budaya Tionghoa.
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghua