Budaya-Tionghoa.Net | Pada jaman dinasti-dinasti selatan dan utara(nan bei chao) hiduplah seorang pemuda yang bernama Li Mi. Ketika Li Mi berusia 18 tahun ,ia berguru kepada Kong Fan. Saat itu Kong Fan adalah seorang guru lokal yang sangat terpandang. Kong Fan meskipun memiliki pengetahuan yang sangat luas,akan tetapi tidak sombong. Li Mi sangat giat dalam menimba ilmu, tak lama kemudian pengetahuannya sudah melebihi sang guru Kong Fan.
|
Suatu ketika Kong Fan membaca sebuah buku,ada bagian dari isi buku tersebut yang kurang ia pahami. Segera Kong Fan pergi menemui Li Mi untuk diajak berdiskusi. Setelah menyimak seksama apa yang menjadi kesulitan sang guru,Li Mi pun menjelaskan dengan detail sampai beliau merasa puas. Ada orang yang mengetahui kejadian ini lantas memberikan komentar kepada Kong Fan: “Anda adalah seorang guru, mengapa bisa sampai minta penjelasan dari si murid?Apa anda tidak kuatir akan kehilangan kewibawaan sebagai seorang guru?”
Kong Fan dengan tenang menjawab:”Siapa saja bisa menjadi seorang guru, siapa yang memiliki pengetahuan lebih banyak boleh menjadi guru.” Orang yang mendengar jawaban tersebut hanya bisa menganggukkan kepala tanda setuju.
Dalam kehidupan ini manusia awam umumnya suka akan kekuasaan. Berjuang keras untuk mendapatkan posisi puncak kekuasaan, begitu berada di atas ingin selamanya di atas, tidak ingin memberikan kesempatan kepada yang lain untuk menggantikanya. Andaikata saya menjadi Kong Fan pasti juga akan merasa gengsi dan malu jika harus meminta bantuan Li Mi.Apalagi mengakui Li Mi lebih baik dan unggul daripada saya.
Marilah kita belajar untuk mengakui ada orang lain yang lebih hebat daripada kita,belajar rendah hati.Belajar untuk memberi kesempatan kepada yang lain untuk bisa lebih maju.
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa