Budaya-Tionghoa.Net| Ada pertanyaan seperti ini , jika membaca kisah silat atau nonton film seri disebutkan seorang wanita yang berjualan tahu dianggap mempunyai konotasi jelek. Kurang lebih mai tou fu atau berjualan tahu dianggap wanita tidak baik atau menjual diri.
|
Berjualan tahu sebenarnya tidak mengandung konotasi tidak baik, namun karena dalam perkembangannya ada pergeseran persepsi atas satu frase dalam bahasa Tionghoa, maka kemudian ada anggapan bahwa wanita yang jualan tahu dianggap merujuk kepada wanita yang tidak baik.
Di zaman dulu, frase “jualan tahu” selain mengandung arti harfiah menjual tahu, juga memiliki arti tersirat untuk menyebut “mata pencaharian yang bermodal sedikit namun berlaba banyak”, walau realitanya tidak demikian. Juga, “makan tahu”, selain mengandung arti harfiah memasukkan tahu ke mulut, juga merujuk pada “melakukan eksploitasi kepada orang2 yang lemah/tidak berani melawan”, baru pada zaman sekarang “makan tahu” mempunyai makna “melakukan pelecehan seksual kepada wanita”. Nah, “jualan tahu” menjadi bermakna jelek saya pastikan berasal dari frase di atas ini. Ada yang makan, pasti ada pula yang menjual.
Frase lainnya yang dekat maknanya adalah “Toufu Xishi” yang artinya “wanita cantik penjual tahu”. Frase ini benar hanya mempunyai arti harfiah, dinamakan begitu karena Xishi adalah salah satu dari 4 wanita tercantik dalam sejarah kebudayaan Tionghoa. Penggunaan Xishi juga populer di Taiwan dengan frase “Pinlang Xishi” yang artinya “wanita cantik penjual pinang”.
Rinto Jiang , Mailing-List Budaya Tionghua 20274 , 31 Juli 2006
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa