Budaya-Tionghoa.Net | Sejarah mediumship sudah ada sejak jaman dahulu dan ditemukan di semua kebudayaan. Begitu pula mediumship di Cina, orang Tionghoa mempunyai ciri tersendiri dalam mediumship ini, salah satunya dalam bentuk Tang Sin. Tang Sin adalah salah satu bentuk Budaya Tionghoa dimana manusia bisa bermediasi dengan alam Dewa, dengan jalan tubuhnya menjadi medium masuknya roh Dewa.
|
Ratna Setiyaningrum
NOTULEN SEMINAR
Tema : Seluk Beluk Tang Sin (Chinesse Mediumship)
Pembicara : Mr Tan Eng Hing (Singapore)
Moderator : Mr Ardian Cangianto (Bogor)
Lokasi : Kelenteng Sinar Samudera
Jl. Gang Pinggir 105 Semarang
Tanggal : 12 Februari 2012
Secara prinsip, tangsin ada diluar logika ( karena alam roh tidak bisa dinalar oleh pikiran manusia), karena itu Tang Sin tidak bisa dipelajari, juga bukan merupakan bakat dari seseorang, karena untuk menjadi seorang Tang Sin, itu karena penunjukkan dari Dewa, dimana tidak setiap orang mempunyai kesempatan, hanya bagi mereka yang berjodoh dan memiliki `tulang’ tangsin yang bisa menjadi seorang Tang Sin, mereka yang bisa menjadi seorang Tang Sin hanya mereka yang mempunyai jodoh dengan Dewa, karena mereka dipilih oleh Dewa untuk mengemban tugas tertentu, hal ini bisa dilihat dari `tulang’ yang mereka miliki ( tanpa membedakan apakah dia pria atau wanita ).
Ada pandangan yang beredar di masyarakat, bahwa seseorang menjadi Tang Sin karena buah karma buruk yang telah dilakukannya di masa kehidupan yang lampau, sehingga disiksa oleh Dewa dengan jalan disakiti tubuhnya. Hal ini sama sekali tidak benar. Seseorang menjadi seorang tangsin karena dipilih Dewa untuk menolong manusia, dan tugas ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, seorang tangsin mengorbankan dirinya, mengorbankan darahnya untuk purifikasi dan untuk menolong orang lain yang sedang tertimpa masalah. Seseorang bisa menjadi Tangsin lebih sebagai seseorang yang di kehidupan sebelumnya belum berhasil dalam melatih dirinya, dan harus berlatih lebih keras lagi di kehidupan saat ini. Menjadi seorang Tang Sin juga tidak mudah, karena dalam kehidupan sehari harinya ia harus memiliki sikap dan perilaku yang benar. Karena itulah, seseorang yang terpilih untuk menjadi Tang Sin sebaiknya mengangkat seorang shifu/ guru untuk membimbingnya dalam belajar dan melatih diri.
Pada dasarnya, Tang Sin bukan milik satu aliran/ sekte tertentu, tetapi karena si tangsin harus memiliki guru, maka dia secara otomatis akan mengikuti aliran/ sekte gurunya tersebut. Namun Tang Sin tidak terikat pada agama, karena Dewa yang masuk tidak lagi terikat pada batas agama ( kita yang manusia inilah yang mengkotak-kotakkan mereka ke dalam satu agama/ aliran tertentu). Untuk `mendatangkan’ Dewa agar berkenan masuk ke dalam tubuh sang medium, ada beberapa syarat yang harus dilakukan sang medium, diantaranya mandi, membersihkan diri, bahkan termasuk memuntahkan seluruh isi perutnya sebagai bentuk pembersihan diri, agar badan benar benar bersih dari segala kotoran batin
dan jasmani.
Setelah itu dilakukan ritual ritual khusus yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berasal dari aliran dan dilakukan oleh pendeta yang jelas asal usul tingkatannya. Dilantukan juga musik dari tambur dan simbal untuk mengundang Dewa agar berkenan masuk ke dalam tubuh sang medium. Ritual ini bertujuan untuk mendatangkan/ memenggil sang Dewa/ Roh Suci, bukannya roh jahat, karena dalam ritual tersebut terdapat ritual untuk mengusir roh-roh jahat yang ada di tempat ritual dilaksanakan dengan menggunakan semacam cambuk yang diarahkan ke lima arah.
Banyak diantara kita yang meragukan keaslian Dewa yang masuk ke dalam tubuh medium. Mengenai hal ini sebetulnya bisa kita lihat dari sejarah/ riwayat Dewa yang masuk ke tubuh si Tang Sin, dari perilaku sehari – hari tangsin tersebut, juga bisa dilihat dari logis atau tidaknya nasihat/ ajaran yang diberikan. Karena Dewa yang benar tidak pernah menakut-nakuti orang, dan tangsin yang benar biasanya tidak suka pamer kemampuan/ low profile, serta dia juga melakukan refleksi diri untuk membersihkan batin.
Pada saat Dewa masuk ke dalam tubuh sang medium, akan nampak perubahan fisik pada tubuh sang medium yang terlihat jelas, seperti pada wajah yg akan berubah menyerupai wajah Dewa yang masuk, begitu juga suara medium akan berubah menyerupai wajah Dewa yang masuk, walaupun ketika sang Dewa sudah keluar dari badan si TangSin, perubahan fisik tersebut juga akan hilang. Tetapi bagi seorang Tang Sin, ketika semakin sering dirinya menjadi medium masuknya Dewa, memang sering terjadi sifat-sifat sang Dewa membawa perubahan dalam kepribadian Tang Sin, contohnya: bila yang masuk Dewa militer, sifat yang terlihat seperti ketegasan akan mempengaruhi perilakunya.
Tujuan utama Tang Sin adalah untuk melayani orang, pengabdian kepada masyarakat, bukan untuk show, pamer kekuatan ataupun komersialisasi. Memang ada saat dimana Dewa menunjukkan kesaktiannya, itu dilakukan untuk membuat kita percaya dan mau mengikuti bimbingannya supaya hidup kita menjadi lebih baik.
Dewa yang masuk kedalam tubuh Tang Sin dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Dewa yang bersifat sipil dan Dewa yang bersifat militer Pada Tang Sin yang dimasuki Dewa militer, biasanya membacok atau menusuk dirinya sendiri hingga berdarah-darah, darah si Tang Sin inilah yang digunakan mengobati orang yang sedang sakit, selain itu darah memancarkan cahaya sendiri yang dapat mengusir roh jahat, juga untuk kewibawaan.
Syarat yang harus dipatuhi oleh seorang Tang Sin dalam kehidupan sehari harinya: harus hidup dengan perilaku yang benar, tidak mabuk mabukan ataupun main perempuan, serta tidak boleh “merebut” uang orang lain alias ngga boleh buka tarif.
Pada saat pertama kali seseorang terpilih ( ” tertangkap” ) untuk menjadi Tang Sin, Dewa yang masuk bukan merupakan pilihan kita, tetapi merupakan perkenan dari sang Dewa sendiri. Masuknya Dewa pada tubuh Tang Sin melalui ritual pemanggilan khusus, disini tidak bisa dipilih siapa Dewa yang berkenan masuk kedalam tubuh Tang Sin, jadi pada setiap upacara yang berbeda bisa saja Dewa yang masuk berbeda pula, bukan berarti satu Tang Sin satu Dewa. Bila bisa memilih Dewa yang masuk malah hanya akan menyebabkan si Tang Sin menjadi sombong, karena bisa mengendalikan Dewa.
Pada saat parade Tang Sin, satu Dewa dapat masuk pada beberapa tubuh Tang Sin. Ini disebabkanoleh sifat Dewa yang sudah melampaui nalar manusia, kekuatannya diluar logika, jadi bisa masuk pada beberapa tubuh Tang Sin pada saat bersamaan. Saat parade Tang Sin, dimana banyak Dewa militer yang masuk kedalam Tang Sin, tidak pernah terjadi bentrokan di antara mereka karena sifat Dewa adalah welas
asih, tujuan mereka hadir adalah untuk membantu manusia, bukan untuk menyulitkan manusia. Dewa tidak lagi terikat rasa benci dan dendam, bukan lagi seperti manusia.
Ditulis: Zhou Ay Lie dan Ratna Setiyaningrum — with Ardian Cangianto.
10150611513732436
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa