“Saya sekolah di UI, rakyat yang membiayai, yang mensubsidi. Maka saya harus berjuang untuk rakyat” (Kompas,1999).
Budaya-Tionghoa.Net | Indonesia menjelang masa transisi dari pemerintahan Suharto , pemerintahan Habibie . Pada bulan September 1999 , wakil rakyat sedang dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya atau RUU PKB.
|
Disekitar kampus Universitas Atmajaya , Yap adalah salah satu mahasiswa yang masih berkurumun menjelang malam. Keadaan sebelumnya sedikit tenang karena terdengar kabar bahwa pengesahan RUU ditunda. Protes mahasiswa ini berkaitan dengan RUU yang memberikan keleluasaan bagi militer. Sekitar jam delapan , konvoi tentara yang berjumlah enam truk mendekat kerumunan mahasiswa dan melepas tembakan . Didepan bank Danamon , truk pertama sudah melepas tembakan disusul truk-truk berikutnya.
Mahasiswa segera bubar untuk menyelamatkan diri. Yap yang berjaket kuning yang mencoba lari ke RS Jakarta , terkena peluru tajam yang menembus punggungnya. Pemuda Tionghoa ini akhirnya tersungkur. Tim Forensik Fakultas Kedokteran UI , Budi Sampurno mengungkap bahwa peluru yang bersarang di tubuh Yap bukan berasal dari pistol tapi dari laras panjang. Peluru yang bersarang di tubuh Yun Hap memiliki panjang 20,9 milimeter dengan diameter 5,6 mm dan berat 3,6365 gram. [Liputan 6] .
Yap Yun Hap lahir di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1977 sebagai anak sulung tiga bersaudara dan satu-satunya anak lelaki dari pasangan Yap Pit Sing dan Ho Kim Ngo. Yap senantiasa berprestasi sejak Sekolah Dasar dan pernah menjadi juara dibidang Kimia se-Jakarta.
Dia adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Anggota KBUI yang gugur dalam demonstrasi menentang Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya di peristiwa Semanggi , Jalan Sudirman Jakarta pada tanggal 24 September. Setelah sempat dirawat di rumah sakit , Yap akhirnya meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan di rumah duka Abadi – Jelambar dan rektor Universitas Indonesia , Prof Dr Asman Budi Santoso turut melepas kepergiannya.
Pahlawan Reformasi ini diantar oleh barisan sepanjang satu kilometer menuju pemakaman Pondok Rangon – Cibubur. Peti matinya dibalut oleh bendera Merah-Putih . Untuk mengenangnya , jalan utama menuju kampus UI Depok diberi nama Jalan Yap Yunhap.
Kematian Yap menjadi pukulan bagi keluarganya karena dia satu-satunya anak lelaki yang menjadi tumpuan dan harapan keluarga. Yap pun terkenal sebagai mahasiswa yang ulet dan sudah hampir menyelesaikan kuliahnya.
Yap menjadi salah satu pahlawan Reformasi , selain itu juga bagi mahasiswa Trisakti yang gugur di peristiwa sebelumnya , Mei 1998. Dalam Kompas di tahun 1999 , Yap Pit Sing menyampaikan pesan bahwa anaknya bersikap bahwa dengan sekolah di Universitas Indonesia , berarti rakyat yang membiayai , yang mensubsidi , maka sudah selayaknya berjuang untuk rakyat.
REFERENSI :
- Sinergi , 12 / 1999
- Kompas , 1999
- Liputan 6 , 1999
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa