Budaya-Tionghoa.Net | Setelah menghabiskan waktu 5 tahun untuk konstruksi pembangunan fase terakhir jalur kereta Golmud (Qinghai) – Lhasa (Tibet/Xizang) akhirnya pada tanggal 1 Juli 2006 , jalur kereta api yang menghubungkan Qinghai dengan Tibet akan dibuka untuk umum , fase pertama pembangunan yang menghubungkan kota Xining (ibukota propinsi Qinghai) dengan Golmud yang berjarak 815 km ini selesai pada tahun 1984. Jarak antara Golmud (Qinghai) dengan ibukota Lhasa di Tibet adalah sekitar 1,142 km, sekarang orang dapat naik kereta api dari Beijing langsung menuju Lhasa dalam waktu sekitar 50 jam perjalanan atau 52 jam dari Shanghai.
|
Jalur kereta ini membuka propinsi Tibet yang terisolasi dengan propinsi lainnya yang sampai kini hanya dapat dilalui melalui jalan darat yang jauh dan berbahaya atau udara, pembangunan jalur kereta api ini diharapkan akan mendorong pembangunan ekonominya di propinsi Tibet/Xizang yang telah tertinggal dengan propinsi- propinsi lainnya di wilayah Timur.
Jalur kereta api ini juga akan mendorong perkembangan sektor parawisata di Tibet dan Qinghai sebagai objek wisata baru dan kini sudah banyak wisatawan domestik maupun asing sudah menyatakan minatnya untuk menggunakan KA ini menuju Tibet pada kesempatan pertama
Perjalanan dengan lintasan kereta api yang tertinggi didunia ini akan meliwati wilayah dan pegunungan yang mempunyai ketinggian rata-rata 4000 m diatas permukaan laut (80 % dari total perjalanan) dan dibeberapa tempat malah mencapai ketinggian sampai
dengan 5000 m, perjalanan ini akan melintasi dataran tinggi dan celah Kun Lun (4.767 m) yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah dan penuh misteri seperti pegunungan yang bersalju abadi, padang rumput serta danau-danau yang luas seperti danau Namucuo (Lake of The Heaven) yang disucikan oleh pemeluk Budha Tibet serta binatang-binatang lainnya yang unik seperti Llama dll.
[Foto Ilustrasi : Jee , Lhasa – Tibet , http://web.budaya-tionghoa.net/tokoh-a-diaspora/sosialita/780-fotografi-lasha-tibet-by-jee-]
Penumpang kereta api akan menggunakan kabin penumpang yang dirancang hampir sama dengan kabin pesawat terbang yaitu menggunakan kabin yang bertekanan udara serta dilengkapi dengan pengatur suhu udara yang dicampur dengan zat asam (oxygen) dan perlindungan terhadap sinar Ultra Violet, dan bagi penumpang yang mengalami kesulitan dengan pernafasannya (altitude sickness) disediakan tabung-tabung oxygen ekstra untuk dapat dipergunakan secara individu, kondisi ini disebabkan oleh lapisan udara yang tipis dan bertekanan rendah diketinggian tersebut.
Pembangunan jalan kereta api ini merupakan hasil suatu karya rekayasa enjinering yang dapat dibanggakan karena harus mengatasi beberapa kesulitan , tantangan dan kondisi alam serta cuaca yang berat serta sekaligus harus menjaga dan melindungi keseimbangan eko- sistim dan fauna – flora setempat karena wilayah tersebut juga merupakan habitat bagi 35% dari spesi binatang langka yang dijumpai di Tiongkok, perlindungan terhadap lingkungan hidup (enviromental protection) diberlakukan dengan ketat selama perjalanan seperti sampah-sampah harus dikumpulkan kembali termasuk air limbah dan tidak boleh atau dapat membuang apapun keluar jendela karena seperti pesawat terbang semua jendela tidak dapat dibuka kacanya.
[Foto Ilustrasi : Jee , The Highest Lake In The World , http://web.budaya-tionghoa.net/tokoh-a-diaspora/sosialita/780-fotografi-lasha-tibet-by-jee-]
Salah satu tantangan teknis geologis yang terberat adalah jalur kereta api ini harus meliwati wilayah sepanjang 550 km yang selalu beku tanahnya sepanjang tahun (permafrost) serta harus meliwati terowongan-terowongan yang panjang (3,345 km yang terpanjang) dan jembatan-jembatan yang melintas lembah atau sungai.
Hampir bersamaan dengan dibukanya jalur KA ini, pada tanggal 6 Juli 2006 dibuka lagi pos perbatasan perdagangan antara India dengan Tiongkok di celah “Nathu La” terletak di wilayah yang berbatasan antara Tibet dan Sikkim (sekarang termasuk India), tujuan dari pembukaan pos perbatasan perdagangan ini adalah untuk mendorong perkembangan perdagangan perbatasan antara kedua negara sebagai akibat menghangatnya kembali hubungan kedua negara tersebut . Pos perbatasan ini adalah bagian dari jalur sutera perdagangan yang bersejarah lama yang menghubungkan antara Tiongkok dengan India dan Asia Barat , dan selama 40 tahun pos perdagangan ini tidak berfungsi karena ditutup sebagai akibat konflik perbatasan antara Tiongkok dengan India pada tahun 1962.
[Foto Ilustrasi : Jee , The Train Lasa- Beijingxi , http://web.budaya-tionghoa.net/tokoh-a-diaspora/sosialita/780-fotografi-lasha-tibet-by-jee-]
Pembukaan kembali pos perbatasan ini merupakan peristiwa yang bersejarah bagi kedua negara tersebut, hubungan perdagangan antara Tiongkok dengan India telah meningkat dengan pesat pada tahun-tahun terakhir dan volume perdagangan antara kedua negara pada tahun 2005 telah mencapai 18.7 miliar dolar yang berarti peningkatan sekitar 37,5% dari tahun sebelumnya dan diharapkan dengan dibukanya kembali pos perdagangan Nathu La ini kegiatan perdagangan akan meningkat dengan pesat terutama antara India dan Tibet, untuk barang dagangan tertentu sekarang tidak perlu lagi melalui jalur laut dan cukup melalui darat , jarak Lhasa ke Nathu La adalah sekitar 460 km dan jarak Nathu La ke Kalkuta (India) sebagai pelabuhan yang terdekat adalah sekitar 550 km serta jarak Nathu La ke Gangtok (ibukota Sikkim) adalah 35 km.
Di India sekarang orang menyebut kerjasama dengan Tiongkok disebut sebagai “Chindia” (China-India) karena dimasa depan kedua negara ini akan menjadi negara superpower yang harus berkerja sama dan saling melengkapi untuk perdamaian dan kemajuan kedua negara tersebut serta tahun 2006 dinyatakan sebagai tahun persahabatan India – Tiongkok (India – China Friendship Year 2006) yang dirayakan dengan acara pertemuan, festival dan seminar dll.
Menteri Perdagangan India pada saat itu (secretary of the Indian Department of Commerce) Christy Fernandez mengatakan bahwa “pembukaan kembali perdagangan perbatasan tersebut adalah suatu peristiwa bersejarah, bukan hanya untuk meluaskan perdagangan saja melainkan juga untuk memperdalam hubungan antara kedua negara besar ini” (“The resumption of border trade is a great historic event, not only for enlarging trade, but also for greater relations between the two great countries”)
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghua
Gallery :
Kategori :
Sitemap :
http://web.budaya-tionghoa.net/photo-gallery
- Sejarah Penemuan Catur Tiongkok
- Robert Kuok : Raja Gula
- Afrika Dan Tiongkok : Sebuah Refleksi
- Refleksi Dari Busur Dan Pengaruh Pada Jiwa Seseorang
- Kenapa Macau Tidak Di Aneksasi Jepang Di Perang Dunia II ?
- Dari Mana Datangnya Dinasti Tang?
- Mencari Buku Terjemahan Sun Tsu Yang Baik
- Tao Yuanming : “Burung Yang Kembali”
- Pelayaran Bersejarah Kapal Gotheborg
- Melanjutkan Pendidikan Tinggi Ke Tiongkok