Budaya-Tionghoa.Net | Dalam buku riwayat hidupnya (autobiography) Lee Kuan Yew membahas dalam salah satu tema tulisannya tentang nilai-nilai Asia (Asian value) atau etika Kong Hu Cu (Confucian ethics) yang menekankan kewajiban moral atau pengabdian seorang anak (piety) terhadap orang tuanya didalam sistim kekeluargaan di Asia pada umumnya dan orang Tionghoa pada khususnya.
|
Lee menyebutkan bahwa tradisi kekeluargaan yang telah menjadi warisan peradaban orang Tionghoa ini dipandang sebagai nilai-nilai kebudayaan yang penting yang harus dipertahankan atau dilestarikan didalam jaman Globlisasi dan Modernisasi ini, karena nilai-nilai ini dapat berfungsi sebagai salah satu bentuk jaring pengaman sosial didalam struktur masyarakat Singapura.
Didalam konsep kekeluargaan orang Tionghoa ini seorang anak berkewajiban secara moral untuk menunjang kehidupan orang tuanya yang lanjut usia yang tidak dapat mencari nafkaf atau penghasilan lagi dan sekiranya orang tuanya sakit maka tugas si anak untuk merawat dan mengurusnya. Jarang dijumpai dalam keluarga di Asia seorang anak mengirim orang tuanya yang sudah lanjut usia (lansia) dan lemah ke rumah panti jompo.
Oleh Lee Kuan Yew konsep dan tradisi Asia ini dinilai mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sisitim “welfare state” (negara kesejahteraan) yang banyak dipraktekkan oleh negara-negara industri Barat yang sudah maju terutama negara-negara yang parlemennya dikuasai oleh partai-partai politik yang berhaluan Sosial Demokrat yang pro kaum pekerja.
Konsep negara “welfare state” yang nyaman ini, walaupun populer dikalangan masyarakat pekerja (kecuali pengusahanya) membutuhkan biaya ekonomi yang tinggi tinggi karena negara berkewajiban memberikan pelayanan sosial penuh terhadap warganya selain diluar pelayanan kesehatan, pendidikan, pengadaan lapangan kerja dan tunjangan hari tua dan pensiun lainnya negara juga diwajibkan memberikan tunjangan sosial dan finansial bagi warganya yang kehilangan lapangan pekerjaan atau menganggur.
Untuk membiayai negara “welfare state” yang mahal ini , negara mengenakan pajak yang tinggi terhadap warga atau kaum pengusahanya, selain itu warganya diwajibkan juga untuk membayar uang premi jaminan sosial yang dipotong dari penghasilannya.
Hal ini membuat upah tenaga kerja dan biaya produksi di negara industri Barat dan Jepang sekarang menjadi tinggi (selain nilai mata uangnya yang tinggi) dengan akibat produk-produk yang dihasilkannya (terutama produk padat karya) sulit bersaing dengan negara-negara yang tidak menjalankan sistim “welfare state” ini seperti dinegara berkembang Indonesia, Vietnam, India dan Tiongkok dll yang berupah rendah.
Upah uang tinggi dinegara industri Barat ini menjadi salah satu pemicu datangnya kaum pekerja dari negara lain seperti dari negara- negara Afrika Utara (Maroko dan Aljazair) , Turki dan Eropah Timur yang mencari pekerjaan dengan upah yang tinggi .
[Foto Ilustrasi : Lee Kuan Yew , Public Domain , Wikimedia ]
Di Singapura Lee Kuan Yew menuntut kepada warganya untuk memikul juga beban bersama pelayanan sosial ini dan negara berkonsentrasi penuh disektor dimana keluarga atau individu tidak dapat memikulnya karena skalanya yang kompleks dan luas seperti pengadaan lapangan pekerjaan, pelayanan kesehatan , pendidikan, keamanan publik dll..
Di Singapura warganya selain membayar pajak juga diwajibkan membayar premi jaminan sosial seperti di negara industri Barat lainnya tetapi angkanya tidak sebesar dinegara “welfare state” tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban biaya baik perusahaan maupun negara sedangkan sebagian beban sosial lainnya ditanggung oleh warganya sendiri dalam batas-batas tertentu melalui sistim kekeluargaan yang berlandaskan konsep loyalitas anak terhadap orang tua yang menjadi salah satu doktrin atau ajaran pokok dari Kong Hu Cu .
Dengan mempromosikan nilai-nilai Kong Hu Cu (Confucian) atau Asian Value ini Lee Kuan Yew juga dapat menarik keuntungan politis yaitu warganya dituntut secara moral untuk menghormati otoritas pemerintahannya yang telah membawa kemakmuran bagi warga dan negaranya.
Mungkin ini dapat disebutkan sebagai sistim jaringan sosial model Singapura yang sekarang telah menjadi salah satu negara industri maju terkemuka didunia dan model pembangunan bagi negara berkembang lainnya.
Golden Horde , Mailing List Budaya Tionghua , 19198
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa